Kabar Baik Corona: Okupansi RS di DKI Turun; Vaksin CanSino Tiba Juli

27 Mei 2021 8:05 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga yang menggunakan masker melintasi mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus Corona di kawasan Tebet, Jakarta. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Warga yang menggunakan masker melintasi mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus Corona di kawasan Tebet, Jakarta. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
ADVERTISEMENT
kumparan merangkum kabar baik corona pada Rabu (26/5). Mulai dari okupansi rumah sakit rujukan COVID-19 di Jakarta menurun hingga Vaksin CanSino tiba di RI Juli.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, masyarakat tetap harus mematuhi protokol kesehatan karena penularan COVID-19 masih terus terjadi.
Tercatat kini jumlah kasus positif di RI mencapai 1.791.221 orang di mana 49.771 orang meninggal dunia. Sedangkan kasus aktif sebanyak 96.187 orang.
Berikut kabar baik corona:
Sejumlah tenaga kesehatan merawat pasien positif COVID-19 di RSDC, Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Rabu (5/5/2021). Foto: M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO

Okupansi Bed RS Corona Jakarta Menurun, Terisi 29% dari Total 6.654

Kasus COVID-19 di Jakarta kembali menunjukkan tren yang positif. Selain adanya penurunan kasus harian, tingkat keterisian (okupansi) tempat tidur perawatan di rumah sakit corona juga menurun.
Kabar tersebut disampaikan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria.
“Insyaallah ketersediaan RS sampai hari ini tidak usah khawatir, kami Pemprov DKI terus mengupayakan peningkatan sarana dan prasarana, jumlah dan kualitas nakes atau SDM,” ujar Riza kepada wartawan.
ADVERTISEMENT
“Di sini tercatat sudah ada tempat tidur itu ada 6.654 yang siap. Dan terpakai 1.917 tempat tidur, itu artinya 29%. Terus turun Alhamdulillah, ya,” lanjutnya.
Wakil Gubernur DKI Jakarrta,Ahmad Riza Patria. Foto: Pemprov DKI Jakarta
Sementara untuk bed perawatan intensif (ICU), kata Riza, yang tersedia adalah 1.017 tempat tidur dan yang terpakai adalah sebanyak 314. Berarti, tingkat keterisian hanya 31%.
“Laboratorium sudah ditingkatkan mencapai 102 dengan kapasitas sampel mencapai 70.490 per hari. Rumah sakit, 106. Hotel juga ada 9. Okupansi turun terus, 20.9%. Itu artinya terjadi perbaikan, mulai semakin landai COVID-19 yang di Jakarta,” papar Riza.
Ia berharap, dengan membaiknya situasi corona di Ibu Kota ini, ke depannya tak akan kembali terjadi lonjakan yang signifikan usai libur lebaran pada awal hingga pertengahan Mei lalu.
Ilustrasi vaksin corona AstraZeneca. Foto: Thilo Schmuelgen/REUTERS

Calon Jemaah Haji Sudah Divaksin Sinovac Bisa Divaksin Lagi Pakai AstraZeneca

Pemerintah Arab Saudi masih belum memberikan lampu hijau kepada vaksin Sinovac untuk menjadi syarat haji. Hingga kini, Saudi masih mensyaratkan vaksin-vaksin yang telah menerima emergency use listing (EUL) dari WHO, salah satunya adalah AstraZeneca.
ADVERTISEMENT
Vaksinasi dengan AstraZeneca sudah berlangsung di Indonesia sejak Maret 2021. Meski begitu, vaksin Sinovac sudah lebih banyak digunakan di Indonesia ketimbang AstraZeneca, sehingga otomatis lebih banyak calon jemaah haji yang telah disuntik vaksin Sinovac.
Lalu, apakah mereka yang sudah divaksinasi dengan Sinovac boleh kemudian disuntik dengan AstraZeneca?
Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI), Prof Hinky Hindra Irawan Satari, menjawab pertanyaan tersebut.
“Boleh,” ujar Prof Hindra
Untuk syarat-syarat khusus, kata Prof Hindra, tak ada. Yang pasti, kondisi kesehatan calon penerima vaksin AstraZeneca harus dalam kondisi yang prima.
“Syarat, tentunya dalam keadaan sehat dan komorbid terkendali,” kata Hindra.
Prof Wiku Adisasmito memantau pelaksanaan vaksinasi massal di Istora Senayan Jakarta, Kamis (4/2). Foto: Youtube/Kementerian Kesehatan RI

Tak Ada Warga RI Meninggal karena Vaksin Sinovac

Juru bicara Satgas COVID-19, Prof Wiku Adisasmito, kembali menegaskan tak ada satu pun kematian yang yang terkait dengan vaksin Sinovac. Meski ada 27 dugaan kasus kematian yang memang dilaporkan, hasil investigasi membuktikan kematian ini tidak terkait vaksinasi.
ADVERTISEMENT
"Menurut Komnas KIPI ada 27 kasus kematian yang diduga akibat vaksinasi dengan Sinovac. Namun setelah diinvestigasi, kematian tersebut tidak terkait dengan vaksinasi. Dari kasus tersebut, 10 kasus akibat terinfeksi COVID-19, lalu 14 orang karena penyakit jantung dan pembuluh darah. 1 orang karena gangguan fungsi ginjal secara mendadak, dan 2 orang karena diabetes melitus dan hipertensi yang tidak terkontrol," kata Wiku.
Lebih lanjut, Wiku pun mengingatkan masyarakat mengapa proses skrining sebelum melaksanakan vaksinasi sangat penting. Yakni untuk memastikan penerima vaksinasi sepenuhnya sehat.
"Perlu diingat, tahapan pra vaksinasi adalah tahapan yang penting atau krusial, karena pada prinsipnya vaksin hanya bisa diberikan untuk individu yang betul-betul sehat. Tahapan ini juga bertujuan untuk memastikan bahwa prosedur medis yang dilakukan dapat mencegah kejadian yang tidak diinginkan," papar dia.
ADVERTISEMENT
Wiku pun menerangkan kembali apa saja hak-hak yang harusnya diterima peserta vaksinasi corona. Sehingga masyarakat bisa lebih cermat dan ikut berhati-hati saat divaksin.
Ilustrasi vaksin corona. Foto: Dado Ruvic/REUTERS

5 Juta Vaksin CanSino yang Hanya Sekali Suntik Tiba di RI Mulai Juli

Vaksin CanSino pabrikan China segera digunakan dalam vaksinasi gotong royong. Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengungkapkan sudah ada 50 juta dosis komitmen dengan perusahaan.
"Rencananya kita akan supply agreement dengan mereka sejumlah lima juta dosis, dengan vaksin pertama sekitar 3 juta dosis itu akan datang sekitar Juli-September dan sisa 2 juta dosis akan datang pada kuartal IV 2021," kata Honesti.
Selain CanSino, vaksin China lainnya yakni Sinopharm sudah lebih dulu dipakai dalam program vaksinasi gotong royong. Namun ada perbedaan mendasar terkait penyuntikan kedua vaksin ini.
ADVERTISEMENT
"Vaksin CanSino hanya membutuhkan satu kali penyuntikan," jelas dia.
Saat ini, izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) vaksin CanSino telah berlangsung di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Kita harap mungkin Juni ini sudah keluar EUA-nya dan bisa dapat dilaksanakan vaksinasinya setelah vaksinnya datang ke Indonesia," katanya.