Kabar Baik Corona: RI Produksi 25 Juta Dosis Sinovac hingga Izin EUA Sputnik V

9 April 2021 6:34 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin corona Sinovac selama program vaksinasi massal di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (31/3). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin corona Sinovac selama program vaksinasi massal di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (31/3). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
ADVERTISEMENT
Pandemi corona di Indonesia telah membuat 1.552.880 orang terpapar. Dari jumlah itu, sebanyak 1.399.382 pasien di antaranya sudah sembuh dan 42.227 meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Nampak penambahan kasus corona mulai melandai sejak beberapa waktu terakhir di angka 4 sampai 5 ribu pasien per hari.
Melandainya penambahan kasus corona ditambah terus meningkatnya pasien sembuh merupakan kabar baik bagi penanganan COVID-19.
Namun kabar baik bukan cuma itu. Berikut kumparan rangkum kabar baik seputar corona di Indonesia:
Seorang wanita menjalani pemeriksaan sebelum disuntik vaksin corona selama program vaksinasi massal di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (31/3). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
Kepala BPOM Penny Lukito mengungkap progres pengembangan vaksin Merah Putih. Ada 2 yang dilakukan pendampingan sejauh ini yakni dari Eijkman dan Unair.
Pengembangan vaksin corona Merah Putih dari Eijkman menggunakan sub unit protein rekombinan. Dengan sistem ekspresi ragi dan inactivated virus.
Uji kliniknya belum berjalan. Saat ini seed vaksin sudah diserahkan ke Bio Farma.
ADVERTISEMENT
"Harapannya uji klinik akan selesai paruh kedua 2022 dan produksi massal Oktober 2020. Emergency Use Authorization (EUA) diberikan pada September 2022," kata Penny.
Sedangkan dalam pengembangan vaksin Merah Putih, Unair bermitra dengan PT Biotis menggunakan inactivated virus.
Diharapkan mulai 9 April sudah dilakukan uji pra klinik dengan binatang, Uji kliniknya diharapkan selesai September/Oktober 2021.
"Dan EUA bisa diberikan di 2021, baru mulai produksi massal," ucap Penny.
Selain dua institusi ini, sebenarnya ada 4 lagi yang tengah mengembangkan vaksin Merah Putih. Mereka adalah UI, ITB, UGM, dan LIPI.
Kepala Badan POM Penny Kusumastuti Lukito mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (10/3/2021). Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
Kepala BPOM Penny Lukito membeberkan vaksin corona yang dalam proses registrasi dan segera mendapat izin darurat. Di antaranya ada yang belum masuk daftar di Permenkes sebagai vaksin yang akan digunakan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dalam aturan yang ada, vaksin yang akan digunakan di Indonesia dalam program pemerintah adalah: Sinovac, Pfizer, AstraZeneca, Novavax, dan Bio Farma.
BPOM menyebut vaksin di luar Permenkes yang segera mendapatkan izin penggunaan darurat/Emergency Use Authorization (EUA) ada Sinopharm dan Sputnik V.
Vaksin Sinopharm didaftarkan PT Kimia Farma dan sedang proses evaluasi.
"Masih menunggu tambahan data efikasi, keamanan, dan mutu. Estimasinya EUA Mei 2021 keluar," tutur Penny.
Sedangkan vaksin Sputnik V produksi Rusia didaftarkan PT Pratama Nirmala. Kini sedang menunggu tambahan data efikasi, keamanan, dan mutu.
"Ini sudah berproses cukup lama. Dan akan bermitra dengan Bio Farma, estimasi EUA akhir April 2021," katanya.
Petugas kesehatan menunjukkan vaksin corona Sinovac di Rumah Sakit (RS) Umum Pusri Palembang, Sumatera Selatan. Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Penny Lukito membeberkan progres produksi vaksin corona Sinovac oleh Bio Farma.
"Sampai saat ini ada sekitar 53 juta dosis bulk yang diimpor dan sudah diproduksi Bio Farma serta dirilis melalui pengujian bersama BPOM sebanyak 27 juta dosis," kata Penny.
Penny menyatakan, direncanakan pada 15 April akan dirilis lagi 2 batch. Artinya 10 juta dosis siap diproduksi.
"Dan 22 April akan dirilis lagi 3 juta batch sehingga mencapai 25 juta dosis sampai dengan akhir April 2021," ungkapnya
"Itu rencana produksi yang sudah dibicarakan bersama BPOM," imbuhnya.
Proses produksi vaksin Sputnik V di fasilitas perusahaan bioteknologi BIOCAD di Saint Petersburg, Rusia. Foto: Anton Vaganov/Reuters
Vaksinasi gotong royong atau mandiri kini tengah dipersiapkan pemerintah bagi pekerja-pekerja di sektor korporat. Nantinya, mekanisme registrasi dan pendaftaran vaksinasi mandiri ini akan dilakukan PT Bio Farma bersama Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN).
ADVERTISEMENT
"Semua korporasi yang akan terlibat dalam vaksin gotong royong, mereka akan meregistrasi jumlah karyawan dan keluarganya lewat KADIN. Nanti akan diserahkan ke Kemenkes untuk menentukan kebijakan, seperti harga vaksin dan harga layanan vaksinasi," jelas Direktur Utama PT Bio Farma, Honesti Basyir.
Honesti menuturkan, apabila seluruh registrasi vaksinasi corona sektor swasta ini selesai, pihaknya segera mendistribusikan suplai vaksin. Nantinya, PT Bio Farma akan mengirimkan vaksin ke fasilitas kesehatan yang telah ditunjuk oleh perusahaan swasta tersebut.
Sejauh ini, Bio Farma telah bernegosiasi dengan tiga perusahaan produsen vaksin corona. Karena untuk pelaksanaannya, vaksinasi mandiri ini tidak boleh menggunakan vaksin Sinovac, AstraZeneca, Novavax dan Pfizer.
Ia juga menyampaikan hingga saat ini pihaknya telah mendapatkan komitmen kurang lebih 35 juta dosis, dari tiga produsen yakni Sinopharm, Sputnik V dan Cansino.
ADVERTISEMENT
"Sinopharm [buatan] China, inactivated. Rezim dua dosis, dengan interval 21 hari. Di april ini minggu ke-4 dijadwalkan kita akan dapat 500 ribu dosis dari Sinopharm. Lalu dari April-Juli 2021 akan ada tambahan 7 juta dosis lagi. Di paruh ke-2 2021 ada 7,5 juta dosis. Artinya, dari Sinopharm untuk gotong royong sebesar 15 juta dosis," ungkap Honesti.