Kabar Baik! Efikasi Vaksin Corona Pfizer 95,4% untuk 16 Tahun ke Atas

15 Juli 2021 16:26 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi vaksin corona Pfizer-BioNTech.
 Foto: Piroschka van de Wouw/Pool/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vaksin corona Pfizer-BioNTech. Foto: Piroschka van de Wouw/Pool/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Satu vaksin corona lagi diterbitkan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Hari ini, BPOM mengeluarkan EUA untuk vaksin Pfizer-BioNTech yang akan segera digunakan untuk vaksinasi masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kepala BPOM Penny Lukito menjelaskan, berdasarkan hasil uji klinis, efikasi atau kemanjuran vaksin Pfizer ini mencapai 95,4 persen untuk warga berusia 16 tahun ke atas.
"Dan hasil data uji klinis 3 menunjukkan efikasi pada 16 tahun ke atas 95,4 persen, dan pada remaja 12-15 tahun 100 persen. Data imunogenisitas menunjukkan pemberian dua dosis dalam 3 minggu ini menghasilkan respons yang baik," jelas Penny dalam jumpa pers virtual, Kamis (15/7).
Penny mengungkapkan vaksin Pfizer ini efektif untuk mencegah penyebaran COVID-19 pada masyarakat berusia 12 tahun ke atas. Penyuntikan vaksin ini dilakukan dua kali, dengan rentang waktu penyuntikan dosis kedua selama 3 minggu.
"Jadi ini bisa diberikan ke remaja 12 tahun ke atas diberikan dengan injeksi intramuscular dosis 0,3 ml, dengan dua kali penyuntikan dengan rentang waktu 3 minggu," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Selain efikasi, BPOM bersama Komite Nasional Penilai Vaksin COVID-19 dan Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) juga telah mengkaji faktor keamanan dari vaksin Pfizer tersebut.
Kepala BPOM Penny K Lukito dalam jumpa pers persetujuan uji klinis II dan III Vaksin GX-19N kerja sama Kalbe Farma dan Genexine, 9 Juli 2021. Foto: YouTube Kalbe Farma
"Hasilnya menunjukkan secara umum keamanan ini dapat ditoleransi pada kelompok usia ini. Kejadian reaksi yang paling sering timbul dari penggunaan vaksin ini antara lain nyeri pada tempat suntikan, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, sendi, dan demam," ungkap Penny.
Sebelumnya, Kemenkes dengan PT Pfizer Indonesia dan BioNTech SE telah menyepakati kerja sama untuk mendatangkan 50 juta dosis vaksin Pfizer pada 2021. Perjanjian ini merupakan bagian dari komitmen global Pfizer dan BioNTech untuk membantu mengatasi pandemi COVID-19.
Sejauh ini, selain Pfizer, tercatat sudah ada lima vaksin COVID-19 yang mendapat EUA dari BPOM. Yakni vaksin Sinovac siap pakai, bulk Sinovac yang diproduksi Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, dan Moderna. Sehingga, kini total ada enam vaksin corona yang sudah diterbitkan EUA-nya oleh BPOM.
ADVERTISEMENT