Kabar Corona Dunia: 80 Ribu Kematian di Argentina hingga Kasus di India Turun

6 Juni 2021 7:10 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas kesehatan membawa pasien terinfeksi virus corona di unit perawatan intensif Rumah Sakit di Buenos Aires, Argentina. Foto: Agustin Marcarian/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kesehatan membawa pasien terinfeksi virus corona di unit perawatan intensif Rumah Sakit di Buenos Aires, Argentina. Foto: Agustin Marcarian/REUTERS
ADVERTISEMENT
Pandemi corona masih melanda dunia. Berdasarkan catatan Worldometers, kasus corona telah mencapai 173,5 juta pasien.
ADVERTISEMENT
Dari jumlah itu, 3,7 juta orang di antaranya meninggal dan 156,3 pasien sembuh.
Berdasarkan kurva, penambahan kasus corona di dunia memang mengalami penurunan sejak akhir April. Penurunan itu disebabkan membaiknya penanganan corona di India.
Tetapi kini keadaan berbeda dialami Argentina yang mengalami kewalahan di tengah lonjakan pasien corona meninggal.
Berikut kumparan rangkum berita seputar corona di dunia:
Seorang warga yang memakai masker berjalan, di Buenos Aires, Argentina. Foto: REUTERS/Agustin Marcarian
Kasus COVID-19 di Argentina semakin mengkhawatirkan. Negara berpenduduk 45 juta jiwa itu tengah menghadapi gelombang kedua pandemi COVID-19 sejak Februari 2021 yang membuat rumah sakit dan pemerintah kewalahan.
Per Jumat (4/6), Argentina melaporkan total kematian akibat COVID-19 sebanyak 80,411 jiwa. Sementara, jumlah kasus keseluruhan di negara tersebut mencapai 3,9 juta kasus.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Argentina berada di posisi ketiga untuk rata-rata kasus harian terbanyak di dunia. Total kasus per kapita COVID-19 di negara ini pun lebih tinggi dibandingkan Brasil, negara dengan total kasus corona ketiga terbanyak di dunia.
Pemerintah Argentina kesulitan dalam menyeimbangkan situasi lockdown dengan keadaan ekonomi yang tengah dilanda kesulitan, ditambah dengan program vaksinasi yang lamban.
Sejak akhir Desember tahun lalu, Argentina telah memberikan hingga 13,4 juta vaksin. Tetapi, baru 3 juta orang yang telah menerima suntikan dosis kedua.
Bahkan para petugas medis Argentina menyatakan, progres vaksin sekarang ini tak akan mampu menurunkan laju infeksi COVID-19 hingga beberapa bulan ke depan.
Ilustrasi vaksin corona dari Sinovac. Foto: Thomas Peter/REUTERS
ADVERTISEMENT
Dalam upaya menjangkau lebih banyak warga yang divaksinasi, China akhirnya memberikan izin darurat penggunaan vaksin Sinovac untuk anak-anak dan remaja.
CEO Sinovac Biotech, Yin Weidong, pada Jumat (4/6) mengumumkan bahwa vaksin Sinovac sudah diizinkan untuk diberikan kepada mereka yang berusia 3-17 tahun.
Hasil awal dari uji klinis Fase I dan II ini menunjukkan vaksin Sinovac mampu memicu respons imun di kelompok usia tersebut. Selain itu, efek samping yang ditimbulkannya ringan.
“Kapan vaksin Sinovac dapat diberikan kepada kelompok muda tersebut, itu tergantung pada badan kesehatan yang berwenang dalam merumuskan strategi inokulasi China,” kata Ying dalam sebuah wawancara yang disiarkan di stasiun televisi lokal, dikutip dari Reuters.
Selain Sinovac, perusahaan farmasi Sinopharm juga tengah mengajukan data-data ke badan kesehatan China untuk mendapatkan izin darurat serupa.
Jemaah haji menjaga jarak sosial saat melakukan tawaf wada, di Makkah, Arab Saudi, (2/8). Foto: Kementerian Media Arab Saudi
ADVERTISEMENT
Indonesia dan Singapura telah memutuskan tidak berpartisipasi dalam haji 2021 karena masih tingginya kasus COVID-19 di dunia dan mepetnya waktu persiapan. Sementara, negara-negara lain masih menunggu pengumuman resmi dari Arab Saudi.
Negara yang masih menunggu antara lain Malaysia, negeri jiran yang saat ini sedang lockdown total akibat melonjaknya kasus corona.
Tabung Haji, lembaga yang mengelola setoran biaya haji jemaah dan mengatur regulasi perhajian di Malaysia, mengimbau agar calon jemaah bersabar menunggu pengumuman.
“Calon jemaah haji Malaysia diimbau untuk bersabar menunggu pengumuman resmi dari Lembaga Tabung Haji (TH) tentang status haji tahun ini," ungkap Tabung Haji dalam siaran pers yang diunggah di situsnya.
"TH akan menginformasikan segera setelah hasil resmi diperoleh dari Pemerintah Arab Saudi mengenai total kuota jemaah haji nasional, kriteria seleksi, dan metode pelaksanaan haji untuk musim ini,” lanjutnya.
Pasien terinfeksi virus corona mendapat perawatan di Rumah Sakit Lok Nayak Jai Prakash (LNJP), New Delhi, India. Foto: Danish Siddiqui/REUTERS
ADVERTISEMENT
Setelah dua bulan dihantam tsunami COVID-19 yang merenggut ribuan nyawa, India mulai bisa sedikit bernapas lega dengan adanya tren penurunan kasus dalam beberapa pekan terakhir.
Melihat adanya penurunan kasus, pemerintah beberapa negara bagian India sepakat untuk mulai melonggarkan aturan lockdown di area dengan laju infeksi corona yang rendah.
Wilayah Ibu Kota Delhi adalah salah satunya. Pemerintah Delhi akan mengizinkan toko-toko untuk dibuka secara bergantian sesuai dengan nomor toko. Sebagai contoh, toko dengan nomor ganjil akan buka di hari Senin, kemudian yang genap akan buka di hari Selasa, dan seterusnya.
Kantor perusahaan swasta juga mulai diizinkan untuk beroperasi dengan jumlah maksimal karyawan 50 persen.
Di negara bagian Uttar Pradesh, kebijakan jam malam di 20 distrik akan dicabut dari total 75 distrik yang tersebar di wilayah utara India itu.
ADVERTISEMENT
Di negara bagian Maharashtra, sebelah barat India, pemerintah lokal akan mulai membuka mal, bioskop, restoran, dan perkantoran secara normal di distrik-distrik yang memiliki positivity rate di bawah 5%. Pelonggaran itu akan berlaku mulai Senin (7/6) mendatang.
Kemudian di negara bagian Gujarat, seluruh kantor pemerintah maupun swasta akan diizinkan beroperasi secara penuh mulai Senin (7/6).
Selain itu, toko-toko di 36 kota di Gujarat juga diizinkan untuk buka dengan jam operasional yang lebih lama dibandingkan sebelumnya.
Guru Sergio Ferrao menanti kedatangan murid-muridnya di Escuela 30, San Jose, Uruguay, Kamis (23/4). Foto: REUTERS/Mariana Greif
Infeksi jamur hitam atau mukormikosis, penyakit yang dikhawatirkan muncul pada pasien COVID-19, kini dilaporkan terdeteksi di empat negara lainnya setelah pertama kali diidentifikasi di India.
Dikutip dari Anadolu Agency, banyak kasus infeksi jamur ini dilaporkan terjadi di Chile, Uruguay, Mesir, dan Irak.
ADVERTISEMENT
Menurut Himpunan Infeksiologi Chile, kasus infeksi jamur hitam sebelumnya sudah diidentifikasi sejak awal pandemi, yakni di awal tahun 2020 lalu.
“Kasus infeksi jamur telah terdeteksi sejak awal pandemi, tetapi frekuensinya telah meningkat, begitu pun dengan kasus yang serius,” ujar badan kesehatan tersebut menurut MercoPress.
Sementara para pakar kesehatan di Uruguay mengatakan, mereka menemukan satu kasus infeksi jamur hitam yang diderita seorang penyintas COVID-19 berusia 50 tahun.
Meskipun kasus harian COVID-19 di India mengalami penurunan, bukan berarti negara tersebut lengah. India masih harus dihadapkan dengan munculnya infeksi jamur hitam yang cukup mematikan.
Bahkan, di banyak kasus, dokter harus melakukan operasi pengangkatan satu mata pasien demi mencegah menyebarnya infeksi ke seluruh tubuh pasien.
ADVERTISEMENT