Kabar Corona Dunia: Hong Kong Setuju Vaksin Sinovac; Vaksinasi Palsu di Brasil

19 Februari 2021 8:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Vaksinasi COVID-19 untuk tenaga medis di Jepang, Rabu (17/2/2021). Foto: Pool via Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Vaksinasi COVID-19 untuk tenaga medis di Jepang, Rabu (17/2/2021). Foto: Pool via Reuters
ADVERTISEMENT
Laju penularan vaksin corona di dunia masih tinggi. Masih belum ada tanda-tanda pandemi corona akan segera berakhir.
ADVERTISEMENT
Meski ada sejumlah negara yang menyatakan bisa mengendalikan pandemi, namun ada negara yang kembali mengalami lonjakan kasus sehingga harus memperketat pembatasan.
Agar pandemi corona dapat segera berakhir, negara di dunia berlomba-lomba memesan vaksin agar bisa melakukan vaksinasi massal segera. Negara yang sudah mendapatkan vaksin pun mulai menjadwalkan vaksinasi untuk warganya.
Seperti apa perkembangan penanganan pandemi corona di dunia? Berikut kabar corona dunia yang telah kumparan rangkum:

Hong Kong Setuju Penggunaan Vaksin Sinovac, Lansia Jadi Prioritas

Otoritas kesehatan Hong Kong menyetujui penggunaan darurat vaksin corona Sinovac. Menteri Kesehatan Sophia Chan mengatakan, usai izin diberikan, maka vaksinasi massal akan dilakukan pada 26 Februari 2021.
Petugas kesehatan mengumpulkan botol vaksin COVID-19 produksi Sinovac yang telah digunakan saat pelaksanaan vaksinasi massal di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (31/1/2021). Foto: Zabur Karuru/ANTARA FOTO
"Vaksin tersebut memenuhi faktor keamanan, efikasi, dan kualitas yang diperlukan untuk penggunaan dalam keadaan darurat," kata Chan dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
"Vaksin memberikan kita harapan untuk kembali hidup normal," sambung dia.

Dua Orang Peneliti Minta Pemberian Dosis Kedua Vaksin Pfizer di AS Ditunda

Dua orang peneliti meminta pemerintah Amerika Serikat menunda pemberian dosis vaksin kedua Pfizer.
Dua orang peneliti itu adalah Danuta Skowronski dan Gaston De Serres. Mereka menyebut ada beberapa hal yang harus diperbaiki sebelum vaksin Pfizer dosis kedua diberikan.
Hal-hal itu mereka temukan dalam dokumen yang diberikan Pfizer ke Badan Makanan dan Obat Amerika Serikat. Kemungkinan besar kekhawatiran mereka terkait ketidakpastian durasi perlindungan vaksin pada dosis pertama, dan pemberian dosis kedua kemungkinan besar hanya akan memberi sedikit manfaat dalam waktu singkat.
Botol vaksin Pfizer / BioNTech kosong usai disuntikkan kepada suster panti jompo berusia 39 tahun, Sanna Elkadiri yang menjadi orang pertama di Belanda saat vaksinasi di Veghel, Belanda, Rabu (6/1). Foto: Piroschka van de Wouw/Pool/REUTERS
"Mengingat kekurangan vaksin, maka penundaan pemberian dosis kedua adalah masalah keamanan negara," kata kedua peneliti itu.
ADVERTISEMENT
"Bila diabaikan, bisa mengakibatkan ribuan orang dirawat atau kehilangan nyawa akibat COVID-19 di Amerika Serikat pada musim dingin ini," sambung mereka.

Cara Timor Leste Tangani Pandemi Corona: Tutup Perbatasan dengan Indonesia

Timor Leste mendapatkan apresiasi dari WHO atas penanganan pandemi corona di sana. Perwakilan WHO di Timor Leste, Arvind Marthur, corona bisa menjadi bencana besar jika Kementerian Kesehatan tidak melakukan pencegahan dengan cepat.
Apalagi Timor Leste berbatasan langsung dengan Indonesia, yang saat ini menjadi negara di Asia Tenggara dengan kasus corona terbanyak. Pada awal pandemi tepatnya Maret 2020, Timor Leste memberlakukan aturan karantina wilayah dan juga melarang penerbangan komersial, dan menutup perbatasan darat dengan Indonesia dan hanya dibuka setiap 17 hari sekali untuk maksimal 200 penyeberangan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pada Februari 2021 ini, pemerintah Timor Leste juga membatasi pergerakan warganya di kota yang berbatasan dengan Indonesia. Timor Leste juga memberlakukan karantina wajib selama 14 hari bagi orang-orang yang masuk dari luar negeri.
Seorang pekerja berjalan melewati toko-toko yang tutup ketika petugas polisi menjaga pos di jalan yang biasanya sibuk akibat corona di Dili, Timor Leste. Foto: Valentino Dariell De Sousa/AFP

Varian Baru Virus Corona Afsel Bisa Turunkan Antibodi dari Vaksin Pfizer

ADVERTISEMENT
Varian baru virus corona Afrika Selatan B.1.351 cukup mengkhawatirkan. Selain cepat menular, varian itu mampu menurunkan antibodi masyarakat yang disuntik menggunakan vaksin Pfizer.
Berdasarkan studi para ilmuwan di perusahaan dan University of Texas Medical Branch (UTMB), varian virus corona Afrika Selatan dapat mengurangi perlindungan antibodi dari vaksin Pfizer hingga dua pertiganya.
Para ilmuwan itu mengembangkan virus rekayasa yang mengandung mutasi varian virus corona di Afrika Selatan. Para peneliti menguji virus yang sudah direkayasa terhadap darah yang diambil dari orang yang telah divaksinasi.
ADVERTISEMENT
Hasilnya, mereka menemukan penurunan dua pertiga dalam tingkat antibodi dibandingkan dengan dari virus corona yang paling umum biasa digunakan dalam uji coba di AS.

Polisi Brasil Usut Kasus Penyuntikan Palsu dalam Vaksinasi Corona

Brasil sudah memulai vaksinasi corona sejak Januari lalu, namun pelaksanaannya tidak berjalan sesuai harapan karena ada oknum petugas kesehatan berbuat curang.
Beberapa petugas kesehatan yang menjadi vaksinator tidak menyuntikkan cairan vaksin kepada para lansia. Mereka malah menyuntikkan jarum kosong kepada mereka.
Dulcineia da Silva Lopes disuntik vaksin corona Sinovac di patung Christ the Redeemer, Rio de Janeiro, Brasil. Foto: Ricardo Moraes/REUTERS
Dari beberapa video yang beredar di media sosial juga terlihat mereka telah mendekompresi vaksin dari jarum suntik. Sehingga para lansia hanya disuntik menggunakan jarum kosong.
Media lokal menyebut tindakan tersebut sebagai 'suntikan udara' atau suntikan kosong.
ADVERTISEMENT
Tindakan oknum vaksinator itu mendapat perhatian serius dari pemerintah. Bahkan kepolisian Rio de Janeiro sudah memulai penyelidikan terhadap kasus ini.
Polisi mengimbau pemerintah daerah dan pejabat kesehatan ikut mengusut kasus ini. Polisi meminta mereka menyelidiki ke mana vaksin corona yang telah dikompresi oleh oknum petugas kesehatan itu.

Ratusan Spesies Hewan Berpotensi Jadi Inang Virus Corona

Ratusan spesies hewan mamalia dapat menjadi inang atau host virus corona, menurut riset terbaru. Temuan ini pun menggarisbawahi ancaman virus corona berikutnya di masa depan.
Studi yang diterbitkan pada 16 Februari 2021 di jurnal Nature Communications itu menyoroti potensi virus corona dalam menginfeksi berbagai spesies hewan.
Riset tersebut mengidentifikasi ratusan spesies hewan mamalia berpotensi terinfeksi virus corona, meskipun sebagian dari spesies tersebut belum terbukti mengalaminya. Spesies tersebut termasuk hewan liar, seperti kelelawar dan monyet, serta hewan piaraan, macam babi dan kucing.
ADVERTISEMENT
Dalam penelitian tersebut, ilmuwan menggunakan 411 urutan genetik virus corona dari GenBank, database sekuens genetik DNA milik National Institutes of Health di Inggris. Ratusan urutan genetik tersebut mewakili 92 spesies virus corona berbeda, dengan beberapa spesies diwakili oleh lebih dari satu strain.
"411 virus ini mengandung ketujuh virus corona yang diketahui menginfeksi manusia, serta berbagai virus korona lain yang genomnya telah diurutkan," kata para peneliti dalam laporan mereka.