Kabar Corona Dunia: Jerman Masuk Gelombang 2 ; India Buka Sekolah dan Bioskop

16 Oktober 2020 6:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kurir makanan Meituan Dianping melakukan tes swab di Beijing. Foto: MEITUAN DIANPING via Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Kurir makanan Meituan Dianping melakukan tes swab di Beijing. Foto: MEITUAN DIANPING via Reuters
ADVERTISEMENT
Jumlah kasus virus corona di dunia masih terus bertambah. Hingga saat ini, tercatat hampir 40 juta orang di dunia terpapar virus corona.
ADVERTISEMENT
Sejumlah negara pun berlomba-lomba untuk mengembangkan vaksin corona agar pandemi ini dapat segera teratasi. Ada negara yang mulai bisa mengatasi pandemi, namun ada juga yang kembali mengalami penambahan kasus setelah melonggarkan pembatasan.
Berikut kabar corona dunia yang telah dirangkum kumparan:

Warga Wuhan dan Beijing Bisa Pesan Vaksin Corona Sinopharm Secara Daring

Vaksin corona Sinopharm buatan China bisa dibeli secara daring oleh warga Beijing dan Wuhan. Nantinya pemesanan dapat dilakukan oleh kelompok prioritas, seperti pelajar di China yang akan melanjutkan studi ke luar negeri.
Seorang anak melakukan tes asam nukleat di Wuhan, Hubei, China, Sabtu (16/5). Foto: REUTERS/Aly Song
"Kami sangat mementingkan siswa yang belajar di luar negeri dengan harapan agar bisa memberikan perlindungan yang efektif, aman, dan komprehensif," demikian sumber Sinopharm seperti dikutip dari Antara.
ADVERTISEMENT
Di samping pelajar, pekerja China yang akan bekerja di luar negeri juga menjadi prioritas. Hingga Selasa (13/10), sudah tercatat 152 ribu orang yang memesan vaksin tersebut dan 747.572 orang lainnya sangat ingin mendapatkannya.

Jerman Masuk Gelombang Kedua Corona Karena Penambahan Kasus Harian Pecahkan Rekor

Jerman memasuki gelombang kedua penularan corona karena penambahan kasus harian yang memecahkan rekor. Dalam 24 jam, ada penambahan 6.638 kasus sehingga total kasus menjadi 341.223.
Kepala Staf Kantor Kanselir Jerman Helge Braun mengakui negaranya sudah masuk gelombang baru pandemi.
Seorang sukarelawan Turki untuk layanan pengiriman makanan di Masjid Iftar-to-go, membagikan makanan kepada seorang wanita Muslim di Wuppertal, Jerman. Foto: REUTERS/Wolfgang Rattay
"Sudah tidak ada pertanyaan lagi, saat ini adalah awal mula pandemi virus corona gelombang kedua," ucap Braun seperti dikutip dari Reuters.
"Di awal gelombang kedua ini, tergantung kita untuk menghentikan penyebaran infeksi. Semakin lama menunggu semakin pula besar ketidaktegasan, ini akan berimbas bukan cuma pada kesehatan, namun ekonomi," sambung dia.
ADVERTISEMENT

India Kembali Buka Sekolah, Bioskop, dan Taman Hiburan di Tengah Lonjakan Corona

India akan kembali membuka sekolah, bioskop, dan taman hiburan. Keputusan ini diambil di tengah total kasus infeksi corona yang semakin mendekati Amerika Serikat.
Menurut Kementerian Dalam Negeri India, tempat-tempat itu boleh dibuka asalkan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Pemerintah pusat menyerahkan aturan pembukaan sekolah kepada masing-masing negara bagian, sementara bioskop diperbolehkan buka dengan 50 persen kapasitas dan jarak yang sesuai protokol, serta mengatur pembayaran secara digital.

1.744 Tenaga Medis di Meksiko Meninggal Akibat Corona

Otoritas Meksiko melaporkan sebanyak 1.744 tenaga medis meninggal dunia akibat virus corona. Sementara sebanyak 164 orang diduga meninggal karena corona, namun hasil tesnya belum keluar.
ADVERTISEMENT
Mengutip Associated Press, jumlah tenaga medis yang terinfeksi COVID-19 sebanyak 127.053 orang. Mereka terdiri dari dokter, perawat, teknisi, dan pegawai rumah sakit. Tenaga medis menyumbang 15 persen dari seluruh kasus infeksi virus corona di Meksiko.
Menurut data pemerintah, risiko kematian tenaga medis di Meksiko 5 kali lebih tinggi daripada di Amerika Serikat, dan 8 kali lebih tinggi daripada di Brasil.

Presiden Prancis Berlakukan Jam Malam di Paris dan 8 Kota Lain

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan pemberlakuan jam malam di Paris dan delapan kota lainnya.
Kebijakan tersebut efektif berlaku pada Sabtu (17/10). Jam malam adalah kebijakan yang diambil untuk meredam penyebaran virus corona.
"Kami harus bertindak," ucap Macron seperti dikutip dari AFP.
ADVERTISEMENT
"Kami perlu menghentikan penyebaran virus ini," sambung dia.
Macron menjelaskan, jam malam dimulai pada pukul 21.00 sampai 06.00 pagi. Rencananya jam malam akan berlaku selama enam pekan.

November 2020, Sinovac Gelar Uji Klinis Vaksin Tahap III di Filipina

Perusahaan farmasi asal China, Sinovac Biotech akan memulai uji klinis tahap III vaksin COVID-19 di Filipina paling cepat bulan November.
Ilustrasi vaksin corona dari Sinovac. Foto: Thomas Peter/REUTERS
Uji coba dilakukan setelah Badan Administrasi Makanan dan Obat (FDA) Filipina menyatakan, sinovac pada Kamis (15/10) lulus tinjauan awal.
Kepala FDA Rolando Enrique Domingo menyebut pihaknya kini menunggu aplikasi resmi dan proses persetujuan uji coba tahap III yang membutuhkan waktu 3 minggu.

China Pecat Direktur RS Tempat Munculnya Klaster Corona Baru

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pemerintah Kota Qingdao di China memecat seorang direktur rumah sakit dan menangguhkan kepala komisi kesehatan.
Keputusan diambil usai kasus virus corona muncul lagi di Qingdao. Kasus itu terjadi setelah dua bulan tidak ada penularan lokal di China.
Sepekan terakhir, terdapat 13 kasus virus corona di Qingdao. Seluruh kasus terkait klaster di RS Dada Qingdao. RS tersebut merupakan tempat isolasi bagi pendatang sebelum diizinkan masuk ke Qingdao.

Bandara AS Sediakan Fasilitas Rapid Test, Hasilnya Hanya 15 Menit

Bandara-bandara di Amerika Serikat (AS) kini dilengkapi dengan sarana layanan rapid test. Yang terbaru, Bandara Internasional John F. Kennedy di New York dan Queens and Newark International di New Jersey menyediakan fasilitas rapid test.
Penumpang mengantri di konter imigrasi di Bandara Internasional John F. Kennedy, Amerika Serikat, Jumat (16/8). Foto: AP Photo
Bekerja sama dengan XpresCheck, kedua bandara di AS tersebut menawarkan tes rapid yang mampu memberikan hasil dalam waktu 15 menit.
ADVERTISEMENT
"Pemotongan waktu untuk hasil menjadi 15 menit atau kurang mengubah paradigma tentang pengujian untuk wisatawan dan petugas di bandara, itu menciptakan serangkaian manfaat," kata petugas medis XpresCheck Dr. Marcelo Venegas dalam sebuah pernyataan seperti dikutip TripSavvy.