Kabar Corona Dunia: Kasus di China Tak Terkendali; Wajib Masker di Gedung AS

22 Januari 2021 8:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pandemi COVID-19 di Finlandia. Foto: LEHTIKUVA/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pandemi COVID-19 di Finlandia. Foto: LEHTIKUVA/REUTERS
ADVERTISEMENT
kumparan merangkum kabar corona dunia, Kamis (21/1). Mulai dari penularan COVID-19 di China semakin tak terkendali hingga masyarakat Amerika Serikat wajib menggunakan masker.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini penularan harian COVID-19 masih terus terjadi. Tercatat jumlah kasus positif kini mencapai 97.408.558 orang di mana 2.085.827 pasien meninggal dunia.
Amerika Serikat, India dan Brasil masih menjadi tiga negara dengan kasus positif terbanyak. Kasus positif virus corona di tiga negara itu di atas 8,6 juta orang.
Berikut kumparan rangkum kabar corona dunia:
Suasana Wuhan, China ketika satu tahun virus corona merebak. Foto: Ng Han Guan/AP PHOTO

Kasus Corona di China Masih Terus Meningkat

China kembali melaporkan adanya peningkatan kasus virus corona setelah melakukan berbagai upaya untuk mencegah meluasnya pandemi. Lockdown sudah berlaku di provinsi Hebei, provinsi Jilin, dan Heilongjiang.
Kebijakan itu berimbas pada puluhan juta penduduk yang tinggal di tiga provinsi tersebut. Setelah lockdown, di Heilongjiang terdapat 68 kasus dan sedangkan di Jilin muncul 33 kasus corona baru.
ADVERTISEMENT
Angka tersebut termasuk dalam total keseluruhan infeksi lokal pada Rabu (20/1) yaitu sebanyak 126 kasus. Karena masih meningkatnya kasus corona, pihak berwenang meminta masyarakat tetap di rumah selama liburan Tahun Baru Imlek Februari mendatang.
Tercatat pada Rabu kasus baru corona di China sebanyak 144. Jumlah tersebut terdiri dari 126 infeksi lokal dan 18 penularan dari luar negeri.
Sejak 2021 China berhadapan dengan gelombang baru infeksi corona. Sudah sepekan lebih kasus baru corona di China selalu di atas 100.
Asap mengepul dari Serum Institute of India, pabrik vaksin terbesar di dunia yang memproduksi vaksin AstraZeneca/Oxford University untuk virus corona, di Pune, India, Kamis (21/1). Foto: Rafiq Maqbool/AP Photo

Gedung Tempat Produksi Vaksin Terbesar di Dunia Terbakar di India

Kebakaran melanda Gedung Institute Serum di India pada Kamis (21/1). Institute serum merupakan pembuat vaksin terbesar di dunia.
Insiden tersebut tepatnya terjadi di kantor Serum di Pune India bagian barat. Pihak Serum mengatakan, kebakaran itu tidak mempengaruhi produksi jutaan vaksin.
ADVERTISEMENT
Serum mengembangkan vaksin corona Covishield untuk pemakaian lokal dan luar negeri. Meski demikian, belum diketahui apakah insiden menyebabkan korban atau tidak. Penyebab kejadian juga masih diselidiki.
Serum merupakan penghasil vaksin terbesar di dunia bila diukur dari volume produksi. Mereka sudah memproduksi 20 juta vaksin di India. Vaksin Serum dipakai juga di Afrika, Amerika Latin dan beberapa negara Asia Tengah.
Ilustrasi vaksin corona dari Sinovac. Foto: Thomas Peter/REUTERS

Chile Terbitkan Izin Penggunaan Darurat Vaksin Sinovac

Chile menerbitkan izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) vaksin asal perusahaan China, Sinovac. Vaksin Sinovac sejauh ini sudah mendapat EUA dari otoritas Brasil, China, Turki, dan Indonesia.
Direktur Regulator Kesehatan ISP Chile, Heriberto Garcia, menuturkan, vaksin Sinovac di negaranya dapat mencegah infeksi kepada orang berusia 18-60 tahun.
ADVERTISEMENT
EUA Sinovac di Chile diberikan setelah laporan interim uji klinis fase III negara-negara lain menunjukkan vaksin aman dan memiliki efikasi yang baik.
Dalam pemberian EUA Sinovac di Chile, sepuluh anggota dewan penasihat ISP menyetujui peluncuran Sinovac, sementara dua suara menentangnya dan satu abstain. Dua ahli medis yang menolak mengaku ingin melihat lebih banyak data tentang uji klinik Sinovac.
Chile menargetkan 60 juta dosis vaksin untuk diberikan kepada 18 juta penduduknya selama tiga tahun pertama. Adapun pengiriman sekitar 2 juta dosis Sinovac diharapkan paling cepat Senin pekan depan.
Efikasi merupakan kemanjuran, atau tingkat penurunan penyakit pada kelompok relawan yang sudah divaksinasi dengan kelompok relawan yang tidak divaksinasi pada kondisi terkontrol.
ADVERTISEMENT
Sejumlah negara yang dimaksud adalah uji klinik di Brasil, China Turki dan Indonesia. Pemerintah Chile juga telah mengirim timnya ke pabrik Sinovac di Beijing pada November 2020 lalu.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Ruang Oval Gedung Putih di Washington, setelah dilantik sebagai Presiden ke-46 Amerika Serikat. Foto: Tom Brenner/Reuters

Joe Biden Wajibkan Penggunaan Masker di Gedung Pemerintah Federal

Presiden AS Joe Biden menandatangani perintah wajib memakai masker dan menjaga jarak fisik di seluruh gedung federal. Perintah ini ditandatangani hari Rabu (20/1) waktu setempat.
Tak hanya itu, tes COVID-19 untuk karyawan federal juga termasuk dalam perintah tersebut. Instruksi itu ditujukan demi menekan penyebaran virus corona.
Biden mengatakan, perintah kepada karyawan federal, kontraktor, dan pekerja lainnya untuk wajib memakai masker, menjaga jarak, dan mematuhi protokol kesehatan merupakan anjuran dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS.
ADVERTISEMENT
Perintah itu ia tanda tangani di Gedung Putih setelah beberapa jam menjabat dilantik sebagai Presiden AS.
Di hari pertama menjabat Biden memang memfokuskan diri untuk memberlakukan kebijakan untuk menanggulangi corona. Selain wajib masker dan tes massal, dia menerapkan persyaratan baru pengujian corona untuk penumpang transportasi udara internasional.