news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kabar Corona Dunia: Kasus di Inggris Pecah Rekor hingga Prediksi Bill Gates

4 Januari 2021 6:47 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi COVID-19. Foto: DADO RUVIC/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi COVID-19. Foto: DADO RUVIC/REUTERS
ADVERTISEMENT
kumparan merangkum sejumlah kabar corona dunia pada Minggu (3/1). Mulai dari kasus harian di Inggris kembali pecah rekor hingga Bill Gates bicara prediksi kondisi pandemi COVID-19 di 2021.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini penularan virus corona masih terus terjadi. Tercatat jumlah kasus positif global mencapai 85.058.060 orang di mana 1.845.295 pasien meninggal dunia.
Amerika Serikat, India dan Brasil masih menjadi tiga negara yang paling parah terdampak COVID-19. Jumlah kasus positif di tiap negara itu sudah di atas 7,7 juta jiwa.
Berikut sejumlah kabar corona dunia:
Orang-orang meninggalkan pub sebelum jam malam, di tengah wabah penyakit virus corona di Manchester, Inggris pada 24 September 2020. Foto: Phil Noble/REUTERS

Inggris Catat Penambahan Kasus Corona Tertinggi

Upaya Inggris dalam mengendalikan penularan varian baru virus corona belum menunjukkan hasil.
Tercatat, ada penambahan 57.725 pasien COVID-19 di Inggris pada Sabtu (2/1) waktu setempat. Jumlah itu menjadi yang rekor tertinggi.
Dengan demikian Inggris telah mencatat rekor penambahan kasus corona harian dalam 5 hari berturut-turut. Seluruhnya di atas 50 ribu pasien per hari yang jumlahnya hampir 2 kali lipat dari dua minggu lalu.
ADVERTISEMENT
Sementara itu rumah sakit di Inggris mulai menerima dosis vaksin corona yang dikembangkan Universitas Oxford dan AstraZeneca. Vaksin tersebut sebelumnya telah mendapat izin edar darurat di Inggris pada 30 Desember 2020.
Seorang spesialis mengerjakan vaksin Sputnik V di fasilitas perusahaan bioteknologi BIOCAD di Saint Petersburg, Rusia. Foto: Anton Vaganov/Reuters

Rusia Akan Kombinasi Vaksin Sputnik V dan AstraZeneca saat Uji Klinis di Ukraina

Rusia akan menggelar uji klinis vaksin corona di Ukraina. Dalam uji klinis tersebut, Rusia akan mengkombinasikan vaksin buatannya, Sputnik V, dengan vaksin yang dikembangkan AstraZeneca dan Universitas Oxford, Inggris.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF), Kirill Dmitriev, pada Sabtu (2/1). RDIF merupakan badan yang ditunjuk untuk memasarkan vaksin Sputnik V di luar negeri.
Dmitriev menyatakan uji klinis tersebut untuk melihat apakah kombinasi vaksin Sputnik V dan AstraZeneca dapat meningkatkan efektivitas atau kekebalan menangkal corona.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya kerja sama antara pengembang vaksin asal Inggris, AstraZeneca, dan Institut Gamaleya dari Rusia selaku pengembang vaksin Sputnik V, telah diteken pada Desember 2020.
AstraZeneca yang telah mendapat izin edar darurat di Inggris menyatakan, vaksin buatannya memiliki efektivitas mencapai 90 persen. Sedangkan vaksin Sputnik V mengeklaim memiliki efektivitas 92 sampai 95 persen.

Zimbabwe Lockdown Lagi Usai Kasus Corona Melonjak 2 Kali Lipat Sejak November

Penambahan kasus corona di Zimbabwe melonjak hingga 2 kali lipat sejak awal November atau dalam 2 bulan terakhir.
Akibatnya, pemerintah Zimbabwe memutuskan kembali menerapkan lockdown secara nasional mulai Sabtu (2/1) waktu setempat sampai 30 hari ke depan. Selama lockdown, hanya layanan penting seperti RS, apotek, dan supermarket yang boleh beroperasi.
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden sekaligus Menteri Kesehatan Zimbabwe, Constantino Chiwenga, mengatakan keputusan lockdown diambil usai terjadi lonjakan kasus selama akhir tahun.
"Mengingat lonjakan kasus COVID-19 baru-baru ini, tindakan lockdown yang ketat diberlakukan dengan segera," ujar Chiwenga.
Selain itu, diterapkan pula jam malam yang berlangsung mulai 18.00 hingga 06.00 waktu setempat.
Petugas medis melakukan test swab kepada pekerja migran di pasar makanan laut di provinsi Samut Sakhon, Thailand. Foto: Panumas Sa/REUTERS

Thailand Berlakukan Aturan Pembatasan Ketat Setelah Kasus Corona Melonjak

Kasus penularan COVID-19 di Thailand pada Minggu (3/1) kembali meningkat. Akibatnya, sejumlah pemerintah daerah di Thailand menetapkan aturan pembatasan ketat untuk mencegah penyebaran virus corona.
Pada hari ini, sebanyak 315 kasus corona harian dicatat dan sebagian besar berasal dari penularan lokal. Kini, kasus total corona di Thailand adalah 7.694 dengan angka kematian sebanyak 64 orang.
ADVERTISEMENT
Beberapa gubernur provinsi di Thailand telah meminta warganya untuk tetap di rumah dan tidak bepergian. Meski begitu, pemerintah Thailand tetap menahan diri tidak menutup usaha bisnis selama gelombang baru corona ini.
Thailand sebelumnya telah mengendalikan penyebaran virus corona pada pertengahan Tahun 2020. Namun pada Desember 2020, gelombang kedua corona mulai terjadi.
Satuan tugas COVID-19 Thailand sebelumnya telah menetapkan sebanyak 28 provinsi sebagai zona berisiko tinggi, termasuk Bangkok. Beberapa bisnis dan aktivitas yang ramai di area tersebut ditangguhkan untuk mencegah timbulnya risiko penyebaran.
Langkah-langkah tersebut saat ini masih membutuhkan persetujuan akhir dari Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha. Juru bicara Satuan Tugas COVID-19 Thailand, Tweesin Wisanuyothin mengatakan bahwa para gubernur akan melakukan penangguhan bisnis kembali jika terdapat risiko penyebaran corona.
Iustrasi masker operasi. Foto: Shutter Stock

New South Wales, Australia, Wajibkan Warga Pakai Masker di Ruangan

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kasus COVID-19 di negara bagian di Australia, New South Wales meningkat pada hari Minggu (3/11). Kini pemerintah setempat mewajibkan penggunaan masker di dalam ruangan untuk mencegah penyebaran virus corona.
Penularan di New South Wales mulai merebak sekitar pertengahan bulan Desember 2020 lalu di sekitar Pantai Utara Sydney. Saat itu, sebanyak seperempat juta orang diisolasi ketat hingga 9 Januari 2021.
Selain itu, terdapat pula sebuah klaster corona di daerah barat kota di New South Wales yang mengkonfirmasi sebanyak 13 kasus baru corona.
Kepala petugas kesehatan setempat, Kerry Chant, mengatakan penularan COVID-19 baru-baru ini berasal dari sebuah toko minuman keras. Hal tersebut membuat pihak berwenang khawatir.
“Kami tahu peristiwa penularan ini terjadi melalui paparan yang yang sangat minim. Kami meminta anggota komunitas atau orang-orang yang membeli alkohol atau masuk ke toko tersebut agar tetap waspada,” ucap Chant.
ADVERTISEMENT
Pemerintah New South Wales kemudian mewajibkan warganya untuk menggunakan masker di dalam ruangan, seperti di ruang bermain, salon, hingga toko. Aturan ini akan berlaku hari ini pada tengah malam waktu setempat.
Vaksin corona dari BioNTech dan Pfizer digambarkan dalam foto selebaran. Foto: BioNTech SE 2020/via REUTERS

Oman Mulai Vaksinasi Pakai Pfizer, Menkes Jadi Salah Satu Penerima Pertama

Pemerintah Oman memulai vaksinasi corona pada Minggu (3/1) waktu setempat. Vaksinasi itu lebih cepat 2 hari dari target sebelumnya.
Percepatan vaksinasi itu sebagai langkah Oman untuk secepatnya membuka penerbangan internasional yang kini ditutup demi mencegah masuknya varian baru corona.
Oman memilih vaksinasi massal dengan vaksin buatan Pfizer dan BioNTech. Pemilihan vaksin Pfizer sama seperti negara di timur tengah lainnya.
Menteri Kesehatan Oman, Ahmed Al-Saidi, menjadi salah satu penerima suntikan pertama vaksin Pfizer di klinik Muscat.
ADVERTISEMENT
Ahmed menyatakan, prioritas vaksinasi akan diberikan kepada tenaga medis dan dan orang-orang yang dianggap rentan.

Kasus Corona Melonjak, Gibraltar Lockdown hingga 16 Januari

Gibraltar, negara kecil di selatan Spanyol, memberlakukan lockdown usia kasus corona melonjak dalam beberapa hari terakhir.
Lockdown di negara seluas 6,7 km2 itu berlangsung mulai Sabtu (2/1) pukul 22.00 waktu setempat hingga 14 hari ke depan atau 16 Januari.
Lockdown tersebut membuat 34 ribu penduduk Gibraltar hanya dapat meninggalkan rumah untuk berbelanja kebutuhan yang penting, bekerja, olahraga atau untuk alasan medis.
Kepala Menteri Gibraltar, Fabian Picardo, mengatakan langkah lockdown kedua kalinya ini diambil setelah sebulan terakhir kasus corona meningkat lebih dari 2 kali lipat, dari 1.035 kasus pada 2 Desember 2020 menjadi 2.304 pada 2 Januari 2021.
ADVERTISEMENT
"Jumlah infeksi baru COVID-19 di sangat tinggi dan mengkhawatirkan. Virus itu menyebar lebih cepat daripada yang dapat kami kendalikan," ujar Picardo.
Siswa Aeta mengikuti sesi belajar becak darurat di pusat pembelajaran jarak jauh komunitas Aeta di Porac, Pampanga, Filipina. Foto: Eloisa Lopez/REUTERS

Satu Provinsi di Filipina Lakukan Lockdown Usai Temukan Kasus Varian Corona Baru

Warga di sebuah provinsi pulau di Filipina lakukan lockdown setelah mengidentifikasi kasus varian baru virus corona. Gubernur setempat mengatakan bahwa varian baru ini merupakan jenis A701B yang ditemukan di Malaysia.
Lockdown tersebut akan dilakukan selama dua minggu terhitung dari hari Senin (4/1). Kasus varian baru virus corona ini ditemukan di provinsi Sulu.
Lockdown di Sulu yang akan berlaku selama dua minggu ini masih dapat diperpanjang sesuai keadaan. Di Sulu, kini telah mencatat kasus corona sebanyak 242. Angka kematian corona di sana adalah 12 orang.
ADVERTISEMENT
“Ini untuk mengamankan pantai kami dari COVID-19 yang ditemukan di Sabah, Malaysia, mengingat kami sangat dekat,” kata Gubernur Sulu, Abdusakur Tan.
Pemerintah Sulu meminta pemerintah pusat untuk menyediakan lebih banyak kapal dan helikopter. Permintaan ini diajukan untuk memantau perbatasan lautnya dengan Sabah, Malaysia.

Kento Momota, Pebulu Tangkis Ranking 1 Dunia, Terjangkit Corona

Kento Momota dilaporkan terjangkit corona. Pada Minggu (3/1) waktu setempat, federasi bulu tangkis Jepang menerima hasil tes PCR para pebulu tangkis di Bandara Narita sebelum keberangkatan menuju Thailand.
Hasilnya, Kento Momota positif corona. Sementara itu, pebulu tangkis lainnya negatif.
Sekarang, Momota disebut akan menjalani isolasi berdasarkan protokol kesehatan yang berlaku. Dengan begini, ia harus absen selama beberapa waktu.
Pendiri Microsoft, Bill Gates. Foto: Edgar Su/Reuters

Bill Gates Prediksi Kondisi Pandemi COVID-19 dan Vaksin Corona di 2021

Pendiri Microsoft, Bill Gates angkat suara soal prediksinya terhadap pandemi virus corona dan vaksin yang bakal terjadi di tahun 2021 ini. Petuah Gates dianggap relevan dengan situasi pandemi saat ini, terlebih dia memiliki banyak pengetahuan soal bagaimana memerangi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Laporan sebelumnya, Bill Gates menyebutkan pandemi virus corona masih akan menjadi momok di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia sampai tahun 2022. Di tahun tersebut, bahaya virus masih berisiko.
Gates berpikir bahwa pada musim semi tahun depan, kita akan mulai melihat efek positif dari vaksinasi massal. Sementara pada musim panas atau pertengahan tahun 2021, kehidupan akan jauh lebih dekat dengan normal daripada sekarang.
Gates memiliki pandangan yang lebih cerah pada tahun 2021, daripada tahun 2020 yang dianggap mengerikan. Vaksin, dan keberhasilannya yang nyata, adalah alasan utama Gates tetap optimis. Ia menyebutkan keberhasilan vaksin Moderna dan Pfizer/BioNTech akan menjadi pertanda baik untuk kandidat vaksin lainnya.
"Apa yang mungkin belum Anda baca adalah bahwa keberhasilan dari dua vaksin pertama juga menjadi pertanda baik bagi banyak kandidat lainnya. Hampir semua vaksin yang sekarang menjalani studi khasiat menyerang bagian yang sama dari virus corona baru seperti yang dilakukan dua yang pertama," tulis Gates.
ADVERTISEMENT
Gates mengatakan tahun depan akan lebih baik daripada tahun ini karena 2020 telah melahirkan beberapa terobosan ilmiah yang mencengangkan, khususnya dalam pengembangan vaksin.
"Ketika saya mengingat kembali kecepatan kemajuan ilmiah pada tahun 2020, saya tercengang. Manusia tidak pernah membuat kemajuan lebih dalam pada penyakit apa pun dalam setahun dibandingkan dengan yang dunia lakukan pada COVID-19 tahun ini," tulisnya.
Menurutnya, membuat vaksin pada dasarnya berisiko. Tidak hanya membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk memasarkan suatu produk, tetapi juga dapat menghabiskan biaya miliaran dolar AS dan melibatkan tantangan ilmiah yang besar terutama ketika penyakit ini masih baru bagi kita seperti COVID-19.
Selain soal vaksin, pengujian virus corona juga mengalami kemajuan untuk menghentikan penyebaran yang lebih meluas. Gates bersama yayasan Bill & Melinda Gates Foundation dan perusahaan lain sedang mengerjakan cara untuk membuat tes yang sangat sensitif, lebih cepat dan lebih murah.
ADVERTISEMENT