Kabar Corona Dunia: Lockdown Sydney Dilonggarkan; Varian Mu di Malaysia

15 September 2021 6:29 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Vaksinasi corona menggunakan vaksin Moderna di RS Hasan Sadikin, Bandung. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Vaksinasi corona menggunakan vaksin Moderna di RS Hasan Sadikin, Bandung. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
kumparan merangkum kabar corona dunia pada Selasa (14/9). Mulai dari Lockdown di Sydney dilonggarkan hingga varian Mu sudah terdeteksi di Malaysia.
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 masih belum mereda di dunia. Jumlah kasus positif kini mencapai 226.270.540 jiwa.
Amerika Serikat, India dan Brasil menjadi tiga negara terdampak paling parah COVID-19. Kasus positif di tiga negara itu sudah di atas 20 juta jiwa.
Berikut kumparan rangkum kabar corona dunia:
Sejumlah orang menikmati sore mereka di Botanic Garden di Sydney, Australia, Senin (13/9). Foto: Saeed KHAN/AFP

Lockdown Sydney Dilonggarkan, Warga yang Sudah Vaksin Boleh Piknik

Lockdown ketat Sydney, Australia, akhirnya dilonggarkan mulai Senin (13/9). Khusus bagi warga yang sudah divaksinasi COVID-19 mereka diizinkan untuk berkumpul dalam jumlah kecil di luar ruangan.
Sejumlah warga tampak melepas rindu dengan orang-orang terkasih, setelah 11 pekan tak bisa bertemu satu sama lain akibat lockdown. Mereka terlihat berpiknik di taman-taman dan pantai sembari membawa makanan dan minuman.
ADVERTISEMENT
Meski sudah boleh berkumpul, aturan yang berlaku tetap ketat. Hanya lima orang tervaksinasi saja yang diizinkan berkumpul di luar ruangan selama satu jam.
Di sepanjang Kota Sydney, negara bagian New South Wales (NSW), kebijakan batas perjalanan 5 kilometer masih tetap berlaku. Jadi, warga tidak bisa bepergian lebih jauh dari 5 km dari rumah mereka.
Sejumlah warga mengungkapkan kebahagiaannya. Walaupun pelonggaran masih sangat sedikit, seorang perawat bernama Lisa Doyle menyambutnya dengan sumringah.
“Saya rasa, dengan pelonggaran pembatasan pada hari ini, memberikan saya ketenangan dalam pikiran bahwa kita dapat pergi dan keluar, dan kita diizinkan untuk berkumpul bersama,” ujar Doyle.
Warga joging di sepanjang Sydney Harbour, Australia, Senin (13/9). Foto: Saeed KHAN/AFP
Kebijakan lockdown ketat ini rencananya akan dicabut khusus untuk warga Sydney dan wilayah NSW ketika vaksinasi dosis penuh di negara bagian ini telah mencapai 70 persen. Melihat laju vaksinasi saat ini, persentase tersebut diprediksi tercapai pada bulan Oktober.
ADVERTISEMENT
Seorang karyawan bernama Damien Carr berpendapat pelonggaran ini sangatlah baik. Tetapi, layaknya banyak warga lainnya, ia tetap menanti hari di mana lebih banyak lagi pelonggaran aturan.
“Saya bisa bertemu lagi dan bersama teman-teman, tetapi saya ingin bisa bertemu dengan anak-anak saya. Saya tidak bisa bertemu anak perempuan saya dalam dua bulan terakhir ini, padahal rumahnya hanya berjarak 10 km dari sini,” ujar Carr.
Warga mengantre untuk tes COVID-19 di Haikou, provinsi Hainan, China. Foto: China Daily via REUTERS

Kasus COVID-19 di China Melonjak hingga 2 Kali Lipat

Kasus penularan lokal COVID-19 di Provinsi Fujian, China, melonjak hingga dua kali lipat. Oleh karenanya, pada Selasa (14/9), pemerintah setempat memutuskan untuk menerapkan sejumlah kebijakan pembatasan ketat.
Data Komisi Kesehatan Nasional China menunjukkan penambahan 59 kasus lokal baru pada Senin (13/9). Jumlah meningkat dari hari sebelumnya yaitu 22 kasus.
ADVERTISEMENT
Sebanyak 59 kasus lokal baru ini seluruhnya berlokasi di Provinsi Fujian, provinsi di tenggara China yang berbatasan langsung dengan Provinsi Zhejiang di Utara dan Guangdong di selatan.
Hanya dalam waktu empat hari, tiga kota di Fujian melaporkan total 102 kasus lokal COVID-19. Salah satunya adalah Kota Xiamen, pusat wisata dan transportasi yang berpenduduk 5 juta orang.
Lonjakan kasus ini terjadi dua pekan sebelum berlangsungnya hari libur selama 7 hari, Hari Nasional China, yang dimulai pada 1 Oktober mendatang. Ini adalah musim liburan yang menarik banyak turis.
Gelombang corona di Provinsi Fujian ini dimulai di Kota Putian, berpenduduk 3,2 juta orang. Kota ini melaporkan kasus pertamanya pada Jumat (10/4) lalu. Pemeriksaan awal dari sampel yang diambil di Putian menunjukkan, para pasien terinfeksi varian Delta.
Presiden Rusia Vladimir Putin bereaksi selama KTT AS-Rusia dengan Presiden AS Joe Biden di Villa La Grange di Jenewa, Swiss, Rabu (16/6). Foto: Kevin Lamarque/REUTERS

Lingkar Dekat Terinfeksi Virus Corona, Vladimir Putin Diisolasi

Presiden Rusia Vladimir Putin diisolasi mandiri. Tindakan itu diambil setelah seorang lingkar dekatnya terinfeksi virus corona.
ADVERTISEMENT
Pernyataan itu dirilis Kremlin pada Selasa (14/9). Tidak dijelaskan siapa lingkar dekat Putin yang tertular COVID-19.
Kremlin hanya memastikan, beberapa jadwal Putin termasuk mengunjungi ibu kota Tajikistan, Dushanbe, terpaksa batal. Putin dipastikan sudah menghubungi Presiden Tajikistan Emomali Rakhmon soal pembatalan lawatan.
"Putin berkata sehubungan dengan teridentifikasinya kasus virus corona di lingkar dekatnya dia akan mematuhi perintah isolasi dalam jangka waktu tertentu," ucap pernyataan Kremlin.
Infografik Mutasi Corona Varian MU Foto: kumparan

Varian Corona Mu Sudah Sampai Malaysia

WHO resmi memasukkan varian baru virus corona yang disebut Mu sebagai “varian menarik” atau “variant of interest”. Ia diduga bisa menghindari antibodi baik karena infeksi alamiah maupun vaksinasi.
Indonesia pun terus berjaga-jaga agar tak kecolongan lagi. Apalagi ternyata per Senin (13/9) varian Mu yang pertama muncul di Kolombia, Amerika Selatan, sudah sampai Malaysia.
ADVERTISEMENT
"Yang jelas semua negara berhati-hati. Akhir-akhir ini kita sudah melihat lonjakan kasus di berbagai negara walaupun tidak semua," kata vaksinolog dr Dirga Sakti Rambe.
"Varian Mu contohnya, yang awalnya ditemukan di Amerika Selatan kemarin dilaporkan sudah ada di Malaysia. Artinya sudah sampai Asia Tenggara," imbuhnya.
Artinya, seperti arahan Presiden Jokowi setiap pintu masuk luar negeri harus lebih ketat, baik dari laut maupun udara. Selain itu whole genome sequencing atau deteksi varian baru harus ditingkatkan.
Menurut WHO, bukti awal menunjukkan sebagian kecil corona varian Mu mampu menghindari antibodi yang terbentuk dari vaksin. Namun, karena data yang didapat dari studi laboratorium masih minim, peneliti belum bisa memastikan apakah virus benar-benar akan menjadi ancaman ketika menyebar antarmanusia.
ADVERTISEMENT