Kabar Corona Dunia: Lonjakan di Singapura; Selandia Baru Longgarkan Lockdown

21 September 2021 6:53 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang berjalan di restoran yang melarang makan di tempat. Foto: Edgar Su/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Seorang berjalan di restoran yang melarang makan di tempat. Foto: Edgar Su/Reuters
ADVERTISEMENT
kumparan merangkum sejumlah kabar penangan corona di dunia sepanjang Senin (20/9).
ADVERTISEMENT
Mulai dari kasus di Singapura melesat hingga Selandia Baru melonggarkan lockdown.
Berikut rangkuman beritanya:
Singapura Laporkan 1.012 Kasus COVID-19, Tertinggi Sejak April 2020
Penularan COVID-19 di Singapura masih terus mengalami kenaikan. Tercatat pada Minggu (19/9), ada tambahan kasus baru sebanyak 1.012.
Dikutip dari Reuters, Senin (20/9), jumlah itu merupakan tambahan tertinggi sejak April 2020. Padahal, 80 persen populasi sudah menerima vaksinasi COVID-19.
Lonjakan kasus COVID-19 di Singapura terjadi setelah pemerintah melakukan pelonggaran pembatasan. Akibatnya, kini Pemerintah Singapura mulai menghentikan pelonggaran tahap selanjutnya.
Dengan tambahan itu, kini jumlah kasus COVID-19 di Singapura mencapai 76.792 orang. Sedangkan kematian 60 orang.
Sebelumnya, Pemerintah Singapura langsung memberlakukan sejumlah kebijakan untuk menekan laju penyebaran virus corona.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah penutupan pembelajaran tatap muka selama 10 hari di sekolah dasar. Kegiatan belajar mengajar kembali ke daring.
Siswa kelas 1 sampai 6 akan belajar secara daring di rumah dari 27 September sampai 6 Oktober 2021. Sedangkan, siswa kelas 6 akan diberikan libur sampai 25 September.
Warga Singapura antre membeli vaksin Sinovac. Foto: Reuters/Chen Lin
Kasus Corona di Singapura Melesat, Siswa SD Kembali Belajar Daring
Pembelajaran tatap muka di Singapura kini akan segera dikembalikan ke pembelajaran jarak jauh atau daring. Hal ini disebabkan oleh kasus COVID-19 di negara tersebut yang tengah meningkat.
Per Minggu (19/9), Singapura mendapat penambahan kasus sebanyak 1.012. Ini merupakan yang tertinggi sejak tahun lalu. Hal ini juga terjadi bertepatan dengan Singapura yang tengah menyiapkan peta jalan rencana hidup bersama corona.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, hanya para siswa Sekolah Dasar (SD) kelas 1 sampai 5 yang akan kembali belajar dari rumah terhitung sejak 27 September sampai 6 Oktober 2021. Sementara siswa kelas 6 SD akan diliburkan beberapa hari sejak 25 September 2021.
Perbedaan ini diterapkan mengingat para siswa tingkat akhir tersebut harus melakukan karantina mandiri sebelum mengikuti ujian nasional dalam beberapa waktu dekat.
"Dengan mendekati ujian tertulis PSLE (Primary School Leaving Examination), kami akan melakukan tindakan lebih lanjut untuk melindungi siswa yang belum memenuhi syarat secara medis untuk vaksinasi dan memberi orang tua dan siswa ketenangan pikiran yang lebih besar," kata Menteri Pendidikan Chan Chun Sing, dikutip kumparan pada Senin (20/9).
Ilustrasi Vaksin COVID-19 Astrazeneca. Foto: Shutter Stock
WHO: Kombinasi Vaksin AstraZeneca dengan mRNA Hasilkan Imunitas Lebih Baik
ADVERTISEMENT
Sejumlah negara kini telah mempraktikkan pemberian dosis vaksin COVID-19 campur atau dengan dua merek vaksin yang berbeda. Di Indonesia misalnya, para tenaga kesehatan yang telah menerima dua dosis lengkap vaksin Sinovac memperoleh booster menggunakan vaksin Moderna.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hingga saat ini belum ada banyak bukti terkait pencampuran dosis tersebut. Direktur Departemen Imunisasi, Vaksin dan Biologi WHO, Katherine O’Brien, menjelaskan bahwa kini bukti imunogenisitas dan keamanan yang dimiliki hanyalah vaksin AstraZeneca dengan vaksin mRNA seperti Pfizer dan Moderna.
"Tapi kami sebenarnya tidak memiliki bukti untuk sebagian besar pencampuran dan pencocokan itu. Kami memiliki bukti tentang imunogenisitas dan keamanan dalam menggabungkan dosis vaksin AstraZeneca dengan salah satu produk mRNA, produk Pfizer atau Moderna," kata Katherine dalam tayangan WHO's Science in 5 on COVID-19, dikutip kumparan pada Senin (20/9).
ADVERTISEMENT
Menurutnya, sejauh ini memang belum ada penelitian yang menunjukkan hasil respons yang sangat baik. Akan tetapi, pencampuran dua jenis vaksin tersebut diketahui menunjukkan hasil respons imun yang dapat dikatakan lebih baik.
"Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Anda mendapatkan respons yang sangat baik dari perspektif kekebalan dan ini adalah hal yang aman untuk dilakukan. Yang kami tahu adalah Anda mendapatkan respons yang lebih baik jika Anda memulai dengan vaksin AstraZeneca dan kemudian memberikan vaksin mRNA," tambahnya.
Terkait pencampuran lainnya seperti yang dilakukan di Indonesia, WHO masih belum memiliki data-data terkait pencampuran dua vaksin yang berbeda tersebut. Namun, ia mengaku kini sedang menunggu hasil uji coba dari pencampuran merek vaksin yang berbeda selain yang telah dijelaskan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"Tetapi uji coba itu sedang berlangsung, dan kami tidak sabar menunggu untuk melihat hasil uji coba," ungkapnya.
Selain Indonesia, sejumlah negara lain seperti Thailand juga telah melakukannya yakni menyuntikkan vaksin Sinovac lalu vaksin AstraZeneca. Thailand juga diketahui sebagai negara pertama yang mencampurkan vaksin Sinovac buatan China tersebut dengan merek lain.
Seorang wanita dari kelompok etnis Pribumi Yanomami mengenakan topeng pelindung sambil menggendong seorang anak. Foto: Adriano Machado/Reuters
Brasil Umumkan 150 Ribu Kasus COVID-19 dalam Sehari
Brasil kembali mengumumkan kasus harian COVID-19 pada Sabtu (18/9). Jumlah kasus harian bertambah 150 ribu tepatnya 150.106 kasus. Sedangkan jumlah kematian dilaporkan bertambah 935 orang.
Lonjakan kasus harian di Brasil ini menimbulkan banyak pertanyaan. Termasuk apakah ada varian baru sehingga memicu kasus COVID-19 melonjak?
Kementerian Kesehatan Brasil kemudian memberikan penjelasan mengenai lonjakan kasus COVID-19 yang luar biasa ini. Mereka menyebut, kasus harian bertambah 150 ribu karena ada penyesuaian data.
ADVERTISEMENT
"Ada 92.614 kasus terjadi di Rio de Janeiro dalam beberapa bulan terakhir, tetapi baru masuk hitungan resmi dalam 24 jam terakhir," kata Kementerian Kesehatan Brasil dikutip dari Reuters, Senin (20/9).
Kementerian Kesehatan Brasil menekankan, 150 ribu kasus COVID-19 yang dilaporkan sehari itu buka kasus yang terjadi dalam 24 jam terakhir.
"Melainkan kasus yang tidak ditampilkan sebelumnya karena perubahan dalam sistem penghitungan kasus federal. Dari kasus ini, 62 persen terjadi pada tahun 2021," tulis Kementerian Kesehatan Brasil.
Suasana di CBD Auckland sepi akibat lockdown untuk mengekang penyebaran wabah COVID-19, di Auckland, Selandia Baru, Kamis (26/8/2021). Foto: Fiona Goodall/Reuters
Penularan Varian Delta Mereda, Selandia Baru Longgarkan Lockdown di Auckland
Lockdown di Kota terbesar Selandia Baru, Auckland, turun level menjadi level 3 pada Senin (20/9). Dengan penurunan level ini, ada sejumlah aturan pembatasan ketat yang dilonggarkan.
ADVERTISEMENT
Pemerintahan Perdana Menteri Jacinda Ardern menyatakan keyakinannya bahwa tidak ada lagi penularan varian Delta yang meluas di Selandia Baru.
Kini, jumlah orang yang dapat menghadiri acara pemakaman dan pernikahan bertambah menjadi maksimal 10 orang. Restoran dan bisnis-bisnis lainnya sudah diizinkan beroperasi, namun harus melakukan layanan tanpa kontak langsung, seperti pesan antar atau takeaway.
Lockdown level 3 Auckland ini akan berlangsung hingga setidaknya dua pekan ke depan. Sementara, wilayah Selandia Baru lainnya masih menerapkan level 2.
Meski ada sedikit pelonggaran, kebijakan pembatasan kegiatan yang berlaku di Auckland masih tetap ketat.
Sekolah dan kantor masih tetap ditutup, warga tidak diizinkan untuk bertamu ke rumah kerabat atau tetangganya, dan anak-anak yang tinggal di rumah berbeda tak diizinkan untuk bermain. Ia menyebut pembatasan kontak ini sebagai “gelembung” masing-masing individu.
ADVERTISEMENT
“Gelembung ini harus tetap kecil dan eksklusif,” ujar Ardern pada Senin (20/9), dikutip dari Reuters.
“Kami yakin bahwa tidak ada penularan skala besar yang tidak terdeteksi. Saat ini tengah berlangsung kegiatan untuk mengakhirinya [penularan], sehingga itulah mengapa kita masih berada di level 3,” lanjutnya.
Pada Senin (20/9), Selandia Baru mencatat 22 kasus COVID-19 baru, seluruhnya berlokasi di Kota Auckland. Kota yang menjadi episentrum penularan corona ini telah menerapkan lockdown level 4 (level tertinggi) sejak pertengahan Agustus lalu.
Sejak awal pandemi hingga sekarang, total kasus COVID-19 negara ini mencapai 3.725 infeksi dan 27 kematian.
Beberapa orang menyeberang jalan yang sepi di daerah Rocks di Sydney, saat pandemi COVID-19, Sabtu (21/8/2021). Foto: David Grey/AFP
Sydney Catat Kasus COVID-19 Terendah dalam 3 Pekan Terakhir
Negara bagian New South Wales (NSW) dan ibu kotanya, Sydney, melaporkan penurunan kasus COVID-19. Kasus baru pada Senin (20/9) tercatat sebagai yang terendah dalam tiga pekan terakhir.
ADVERTISEMENT
NSW mencatat kasus baru sebanyak 935 infeksi dan empat kematian akibat COVID-19. Angka kasus baru ini lebih rendah dari hari sebelumnya, Minggu (19/9), dengan 1.083 infeksi.
“Kita merasa lebih positif dibandingkan sebelumnya dalam beberapa pekan terakhir, tetapi saya tidak ingin kita bersantai dan berpikir bahwa situasi terburuk sudah kita lewati,” ujar Menteri Utama NSW Gladys Berejiklian pada Senin (20/9), sebagaimana dikutip dari Reuters.
Tak hanya itu, Berejiklian turut memperingatkan kemungkinan lonjakan angka kematian dalam beberapa hari ke depan.
“Karena kita telah menyaksikan akumulasi kasus yang sangat tinggi, kita tahu bahwa bulan Oktober akan sangat menantang bagi sistem rumah sakit kita,” ungkapnya.
Penurunan kasus ini terjadi bersamaan dengan pelonggaran kebijakan lockdown ketat di 12 wilayah hot spot COVID-19 Kota Sydney. Sejak Senin (13/9) pekan lalu, batasan waktu olahraga outdoor di Sydney dicabut. Warga yang sudah divaksinasi dapat berkumpul bersama di luar ruangan dengan jumlah maksimal 5 orang per satu perkumpulan.
ADVERTISEMENT
Program vaksinasi di NSW semakin dipercepat. Saat ini, sekitar 53% dari total populasi orang dewasa NSW telah divaksinasi dosis penuh.
Ketika kasus COVID-19 Sydney dan NSW membaik, lain halnya dengan negara bagian Victoria. Negara bagian beribu kota Melbourne ini mencatat kasus baru sebanyak 567 infeksi dan satu kematian pada Senin (20/9).
Gelombang pandemi Australia pada pertengahan tahun 2021 ini dipicu oleh varian Delta, yang pertama kali terdeteksi di Negeri Kanguru pada pertengahan Juni lalu.
Meskipun dihantam lonjakan kasus COVID-19 yang terbilang cukup buruk, total kasus corona Australia tergolong lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Sejak awal pandemi hingga sekarang, Australia mencatat 87.000 total kasus COVID-19 dan 1.167 kematian.
Sejauh ini, sebanyak 47% total populasi Australia sudah divaksinasi dosis penuh.
ADVERTISEMENT