news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kabar Corona Dunia: Lonjakan Kasus di Eropa; Menlu Austria dan Belgia Positif

19 Oktober 2020 6:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi orang mengenakan masker. Foto: JEENAH MOON/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang mengenakan masker. Foto: JEENAH MOON/REUTERS
ADVERTISEMENT
Pandemi virus corona di dunia belum juga berakhir. Segala upaya penanganan terus dilakukan.
ADVERTISEMENT
Menurut data Worldometer per Minggu (18/10), total kasus corona global telah mencapai 39.959.336 kasus, dengan 1.114.633 kematian.
Terdapat beberapa berita terkait corona yang terjadi di berbagai belahan dunia. Mulai dari lonjakan tertinggi kasus di Eropa hingga Menlu Austria dan Belgia positif Corona.
Seperti apa beritanya, berikut kumparan rangkum:
Ilustrasi corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
Kasus Harian Tertinggi di Eropa
Kasus harian infeksi virus corona global meningkat hingga lebih dari 400 ribu kasus pada Sabtu (17/10). Padahal, rekor kasus harian tertinggi dicatat pada 9 Oktober lalu dengan 350 ribu kasus sejak awal pandemi. Jumlah ini merupakan rekor baru peningkatan kasus infeksi harian.
Mengutip Channel News Asia, Eropa sebelumnya telah berhasil mengendalikan gelombang infeksi pertama COVID-19, namun muncul sebagai episentrum baru dalam beberapa pekan terakhir.
ADVERTISEMENT
Rata-rata kasus harian di Eropa mencapai 140 ribu per harinya dalam seminggu terakhir.
Seorang guru melakukan peengecekan suhu kepada pelajar sebalum memasuki lingkungan salah satu sekolah menengah di di Shah Alam, Malaysia, Rabu (24/6). Foto: Lim Huey Teng/Reuters
Malaysia Catat Kasus Harian Tertinggi
Otoritas Kesehatan Malaysia melaporkan 871 kasus baru infeksi virus corona pada Minggu (18/10). Jumlah ini merupakan kasus harian tertinggi sejak pandemi dimulai. Total kasus infeksi corona di Negeri Jiran sebanyak 20.498.
Sebelumnya pada Sabtu (17/10) Malaysia juga melaporkan kasus harian tertinggi yakni sebanyak 869 kasus.
Dikutip dari Reuters, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Noor Hisham Abdullah mengatakan bahwa tingkat infeksi telah menurun sejak gelombang ketiga infeksi di negara itu dimulai pada empat minggu lalu.
“Gelombang ketiga ini lebih menantang. Meski kita lebih siap dari segi alat kesehatan, tenaga dan lain-lain, yang penting kita perlu kontrol (penularan) agar infeksi di masyarakat bisa teratasi," katanya.
Suasana di sepanjang Bourke Street Mall di di Melbourne, Australia, Selasa (4/8). Foto: AAP Image/James Ross via REUTERS
Australia Longgarkan Pembatasan Sosial
ADVERTISEMENT
Otoritas negara bagian Victoria, Australia akan melonggarkan sebagian pembatasan sosial mulai Senin (19/10). Hal ini buntut dari Ibu Kota Victoria, Melbourne, selama 3 bulan terakhir diterapkan lockdown ketat untuk menurunkan jumlah infeksi COVID-19.
Sebelumnya di bawah aturan lockdown ketat warga hanya boleh keluar rumah untuk berolahraga, membeli kebutuhan pokok, bekerja atau berobat.
Diberitakan Reuters, Menteri Utama negara bagian Victoria, Daniel Andrews mengatakan pada Minggu (18/10), dalam aturan baru pembatasan, warga Melbourne dapat menghabiskan waktu di luar ruangan selama yang mereka inginkan namun dibatasi hingga radius 25 km dari rumah mereka.
Ilustrasi vaksin corona dari Sinovac. Foto: Thomas Peter/REUTERS
Vaksin Sinovac seharga 885 Ribu
Kota Jiaxing di China menawarkan vaksin corona yang sedang dikembangkan oleh Sinovac Biotech kepada para pekerja esensial dan kelompok berisiko tinggi lainnya sebagai bagian dari program nasional dengan biaya 60 dolar AS (sekitar Rp 885 ribu).
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, Pusat pengendalian dan pencegahan penyakit (CDC) Kota Jiaxing mengatakan dalam sebuah pernyataan di WeChat bahwa dua dosis kandidat vaksin, yang disebut CoronaVac akan menelan biaya 200 yuan (sekitar Rp440 ribu) per dosis.
Otoritas China hingga saat ini belum merilis rincian harga untuk vaksin COVID-19 potensial. Namun, vaksinasi untuk kelompok-kelompok utama termasuk profesional medis telah dimulai.
Warga London Protes Pengetatan Pembatasan
Massa yang memprotes lockdown berkumpul di pusat Kota London, Inggris pada Sabtu (17/10) waktu setempat. Aksi protes dilakukan beberapa jam setelah otoritas London menerapkan pembatasan ke tingkat 2 (risiko tinggi)
Mengutip Reuters, Minggu (18/10), para pengunjuk rasa menganggap pembatasan COVID-19 tidak perlu dan melanggar hak asasi manusia. Beberapa dari mereka bahkan menolak penggunaan masker dan vaksinasi.
ADVERTISEMENT
Dalam aturan tingkat 2, pemerintah London melarang warga untuk keluar rumah kecuali dalam kondisi mendesak.
Pengunjuk rasa anti-lockdown di London, Inggris, Foto: Toby Melville/REUTERS
Masyarakat juga dilarang berkumpul lebih dari enam orang di ruangan terbuka, meski polisi memilih untuk tidak menegakkan aturan tersebut saat ribuan orang menggelar aksi protes anti penguncian di Oxford Street, salah satu kawasan perbelanjaan tersibuk di dunia sebelum pandemi.
Menlu Austria dan Belgia Positif Corona
Menteri Luar Negeri Austria Alexander Schallenberg dan Menteri Luar Negeri Belgia Menlu Sophie Wilmes dinyatakan terinfeksi virus corona setelah keduanya menghadiri pertemuan Uni Eropa (UE) awal pekan ini di Luksemburg.
Menteri Luar Negeri Austria Alexander Schallenberg. Foto: LISI NIESNER/POOL/AFP
Schallenberg dan Wilmes duduk bersebelahan saat sarapan bersama dalam pertemuan Dewan Urusan Luar Negeri Uni Eropa pada Senin (12/10) di Luksembur.
ADVERTISEMENT
"Diduga Schallenberg mungkin telah terinfeksi di Dewan Urusan Luar Negeri di Luksemburg pada hari Senin," kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri Austria dalam pernyataannya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas dinyatakan negatif pada hari Jumat dan tidak memiliki kontak dekat dengan Schallenberg. Lalu, Menteri Luar Negeri Swedia Ann Linde akan bekerja dari rumah sampai dia menerima hasil tes negatif.
Sejumlah menteri luar negeri lainnya yang hadir dalam pertemuan itu, termasuk Jean-Yves Le Drian dari Prancis dan Arancha Gonzalez Laya dari Spanyol dinyatakan negatif virus corona.
Sekjen PBB Antonio Guterres Foto: REUTERS/Murad Sezer
PBB Sebut Dunia Gagal Tangani Corona
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Sabtu (17/10) mengatakan dunia gagal menghadapi ujian pandemi virus corona. Guterres memperingatkan pentingnya aksi bersama untuk mencegah jutaan orang di dunia jatuh ke dalam kemiskinan dan kelaparan.
ADVERTISEMENT
Mantan Perdana Menteri Portugis itu mengatakan, akan lebih banyak yang dapat dilakukan bila negara-negara bersatu untuk memerangi wabah yang telah menewaskan lebih dari satu juta orang itu.
"Pandemi COVID-19 adalah tantangan global utama bagi seluruh komunitas internasional, untuk multilateralisme dan bagi saya, sebagai Sekretaris Jenderal PBB. Sayangnya ini adalah ujian yang sejauh ini gagal dilakukan oleh komunitas internasional," kata Guterres kepada kantor berita Portugis Lusa, seperti dikutip dari Reuters.
Corona telah menginfeksi lebih dari 210 negara, sejak pertama kali diidentifikasi di China pada Desember 2019. Di Indonesia kasus infeksi virus corona sebanyak 361.867 dengan 12.511 kematian.