Kabar Corona Dunia: Melbourne Laporkan Nol Kasus; G7 Donasi 1 M Dosis Vaksin
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Selain itu juga ada berita lockdown di Malaysia yang berimbas kepada WNI yang berada di sana. Berita tentang vaksin juga belum habis.
Berikut rangkumannya:
Malaysia Lockdown karena Corona: 7.200 WNI Dideportasi, Pulang Bila Sehat
Pemerintah Malaysia berencana untuk mendeportasi sebanyak 7.200 WNI. Keputusan itu diambil usai Malaysia memutuskan untuk kembali menerapkan lockdown ketat akibat terus melonjaknya kasus COVID-19.
7.200 WNI yang akan dideportasi pemerintah Malaysia itu terdiri dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) baik yang documented atau undocumented, serta WNI deportan. Di antara 7.200 orang tersebut, terdapat sebanyak 300 orang yang termasuk kelompok rentan seperti lansia, ibu hamil, dan anak-anak.
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Femmy Eka Kartika Putri, mengatakan pemerintah akan mendahulukan kepulangan WNI yang masuk dalam kelompok usia rentan. Rencananya mereka akan dipulangkan pada tanggal 24 Juni mendatang.
ADVERTISEMENT
Lockdown Berakhir, Melbourne Laporkan Nol Kasus COVID-19
Kabar baik soal COVID-19 datang dari negara bagian Victoria, Australia. Setelah memberlakukan lockdown ketat selama dua pekan lamanya, pemerintah Melbourne mengumumkan nol kasus transmisi lokal baru pada Jumat (11/6).
Lockdown di Kota Melbourne, telah berlangsung sejak 24 Mei. Pembatasan kegiatan diberlakukan akibat munculnya klaster transmisi lokal virus corona varian Delta (varian India, B.1617). Akibat lonjakan kasus tersebut, tercatat sebanyak 90 kasus positif muncul sejak dua pekan lalu.
Lockdown ini berakhir pada Kamis (10/6) malam. Meskipun beberapa aturan telah dilonggarkan, pembatasan perjalanan dan perkumpulan tetap berlaku.
WHO: 9 Afrika Berpotensi Gagal Penuhi Target Vaksinasi COVID di September
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berpendapat sekitar 90 persen negara di Afrika berpotensi gagal memvaksinasi setidaknya 10 persen populasi mereka. Padahal, benua yang tengah dibayangi gelombang ketiga COVID-19 itu harusnya mencapai target ini pada September.
"Afrika membutuhkan 225 juta dosis vaksin tambahan untuk dapat memvaksinasi sepersepuluh penduduknya pada September tahun ini," kata Direktur Regional WHO untuk Afrika, Matshidiso Moeti, Kamis (10/6) dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
Afrika telah mencapai 5 juta kasus COVID-19, dengan wilayah selatan Afrika yang paling parah terkena dampaknya. Wilayah itu menyumbang 37 persen dari total kasus corona di Afrika.
G7 Akan Donasikan 1 Miliar Dosis Vaksin COVID-19 ke Negara Ekonomi Rendah
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berharap kelompok negara kaya, G7, setuju untuk menyumbangkan 1 miliar dosis vaksin COVID-19 ke negara-negara dengan ekonomi rendah hingga 2022. Hal ini tengah dinegosiasikan pada puncak KTT G7 pada Jumat (11/6).
Sebelumnya, Johnson mengatakan Inggris akan memberikan setidaknya 100 juta kelebihan vaksin ke negara-negara miskin. Hal itu ia katakan hanya beberapa jam setelah Presiden AS Joe Biden bersumpah untuk meningkatkan pertempuran melawan virus corona, dengan mendonasikan 500 juta dosis vaksin Pfizer ke sejumlah negara.
ADVERTISEMENT
Dari 100 juta dosis vaksin COVID-19 yang akan disumbangkan Inggris, 80 juta akan disalurkan ke program COVAX yang dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sementara sisanya akan dibagikan secara bilateral dengan negara-negara yang membutuhkan.
Donasi Inggris akan diambil dari stok yang telah dibeli untuk program vaksinasi domestiknya, serta akan datang dari pemasok Oxford-AstraZeneca, Pfizer-BioNTech, Janssen, Moderna, dan lainnya.
Afrika Selatan Dilanda Gelombang Ketiga COVID-19
ADVERTISEMENT
Afrika Selatan memasuki gelombang ketiga pandemi COVID-19. Institut Nasional untuk Penyakit Menular (NCID) mengatakan, negara yang paling parah terdampak pandemi di benua Afrika ini telah mencatat 9.149 kasus corona baru pada Kamis (10/6).
"Afrika Selatan secara teknis memasuki gelombang ketiga hari ini," kata NCID dalam sebuah pernyataan, mengutip Reuters.
ADVERTISEMENT
NCID menjelaskan, Afrika Selatan telah melampaui rata-rata pergerakan 7 hari nasional dari 5.959 kasus menurut laporan Komite Penasihat Menteri (MAC). Penasihat MAC melaporkan gelombang kasus terbaru memiliki ambang rata-rata pergerakan 7 hari 30 persen dari insiden puncak gelombang sebelumnya, yang mencapai sekitar 10.000 infeksi dipicu oleh varian baru.