Kabar Corona Dunia: Nakes India Meninggal Usai Vaksin Lokal; Vaksinasi di Brasil

19 Januari 2021 8:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seseorang memekai masker sedang berjalan di daera Sydney, Australia. Foto: Loren Elliott/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Seseorang memekai masker sedang berjalan di daera Sydney, Australia. Foto: Loren Elliott/Reuters
ADVERTISEMENT
kumparan merangkum kabar corona dunia pada Senin (18/1). Mulai dari seorang tenaga kesehatan asal India tewas usai disuntik vaksin lokal hingga Brasil memulai vaksinasi.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini penularan harian COVID-19 masih terus terjadi. Tercatat jumlah kasus positif kini mencapai 95.578.775 orang di mana 2.041.708 pasien meninggal dunia.
Amerika Serikat, India dan Brasil masih menjadi tiga negara dengan kasus positif terbanyak. Kasus positif virus corona di tiga negara itu di atas 8,4 juta orang.
Berikut kumparan rangkum kabar corona dunia:
Seorang paramedis yang mengenakan pelindung wajah bersiap untuk memberikan dosis COVISHIELD di sebuah pusat kesehatan di Jetalpur di pinggiran kota. Ahmedabad, India, Sabtu (16/1). Foto: Amit Dave/Reuters

Tenaga Medis India Meninggal Setelah Disuntik Vaksin Produksi Lokal Covishield

India melaporkan kematian pertama usai vaksinasi COVID-19 massal yang digelar pada Sabtu (16/1). Mirisnya kematian pertama itu merenggut nyawa tenaga kesehatan bernama Mahipal Singh.
Ia meninggal di usia 46 di sebuah rumah sakit umum di India bagian utara.
Singh menerima vaksin corona Covishield yang diproduksi Institute Serum India dan dikembangkan oleh Universitas Oxford dan AstraZeneca. Setelah divaksin, Singh merasakan sesak napas dan sakit di bagian dada.
ADVERTISEMENT
Kepala tenaga medis di rumah sakit distrik Moradabad tempat Singh bekerja, Dr. MC Garg, mengatakan pria itu merasa sesak pada hari Minggu (17/1). Singh sempat diberi pertolongan medis namun meninggal di hari itu pada pukul 17.35 waktu setempat.

Uni Emirat Arab Izinkan Penggunaan Vaksin untuk Remaja Berusia 16 Tahun Ke Atas

Uni Emirat Arab menyetujui penggunaan vaksin COVID-19 kepada remaja berusia 16 tahun ke atas. Sebelumnya, tiap orang berusia di bawah 18 tahun tidak diperbolehkan divaksinasi.
Namun, pada Minggu (17/1), Kementerian Kesehatan dan Pencegahan Penyakit UEA mengubah aturan tersebut.
Pembatasan usia penerima vaksin biasanya diberlakukan karena tidak cukupnya pengujian vaksin terhadap anak-anak. Hal itu karena awalnya para pengembang vaksin memfokuskan uji klinisnya pada orang dewasa.
ADVERTISEMENT
Tetapi beberapa pengembang vaksin, telah melakukan pengujian terhadap anak-anak berusia 12 tahun. Termasuk vaksin Pfizer dan Moderna.
Pihak kementerian juga mengumumkan bahwa pada Minggu, sebanyak 84.852 dosis vaksin corona telah diberikan ke seluruh negeri. Sejauh ini, ada dua jenis vaksin corona telah disediakan UEA yakni Sinopharm Pfizer-BioNTech.
Polisi Belanda berpacu melawan pengunjuk rasa anti-lockdown selama demonstrasi ilegal di Museumplein di tengah pandemi virus corona di Amsterdam, Belanda, (17/1). Foto: REUTERS

Demo Tolak Lockdown di Belanda

Demo berujung bentrokan terjadi di Amsterdam, Belanda, pada Minggu (17/1). Peristiwa itu berlangsung di tengah lockdown ketat.
Ada dua ribu lebih orang lebih turun ke jalan memprotes lockdown. Sebab pemerintah kembali memberlakukan lockdown untuk mengendalikan gelombang baru virus corona.
Demo itu berpusat di depan Lapangan Rijksmuseum dan Museum Van Gogh. Massa membawa spanduk anti lockdown yang bertuliskan: "kebebasan dan hentikan serbuan ini." Mereka juga meneriakkan yel-yel: "apa yang kami mau: kebebasan," di depan polisi.
ADVERTISEMENT
Kepolisian Amsterdam menyebut mereka wajib membubarkan unjuk rasa. Sebab, demo digelar tanpa izin. Selain itu, tak ada demonstran yang memakai masker. Padahal masker adalah barang wajib untuk mencegah tertular corona.
Sukarelawan menerima suntikan vaksin corona Sinovac dalam tahap uji coba di Emilio Ribas Institute di Sao Paulo, Brasil. Foto: Amanda Perobelli/ REUTERS

Suster 54 Tahun Jadi Penerima Vaksin Sinovac Pertama di Brasil

ADVERTISEMENT
Regulator kesehatan di Brasil Anvisa pada Minggu (17/1) memberikan izin penggunaan darurat bagi dua vaksin virus corona, Sinovac buatan China dan AstraZeneca dari Inggris.
Brasil merupakan salah satu negara paling terdampak virus corona di dunia. Kini mereka berhadapan dengan gelombang kedua yang dinilai sejumlah pakar medis Brasil lebih berbahaya dibanding gelombang pertama awal 2020.
Dalam mengendalikan pandemi virus corona, Brasil memulai vaksinasi massal pada Minggu waktu setempat. Monica Calazans (54) menjadi orang pertama yang disuntik vaksin corona Sinovac.
ADVERTISEMENT
Calazans merupakan perempuan berusia 54 tahun yang bekerja sebagai suster atau perawat di Sao Paolo. Pekerja medis garis depan adalah kelompok pertama yang menerima vaksin.
Dimulainya vaksinasi disambut baik oleh Gubernur Sao Paolo Joao Doria. Dia menyebut keputusan Anvisa adalah awal kemenangan.