Kabar Corona Dunia: Opsi Jam Malam di Spanyol; Brasil Tak Beli Vaksin Sinovac

22 Oktober 2020 7:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Madrid, Spanyol, di tengah wabah virus corona. Foto: Reuters/Susana Vera
zoom-in-whitePerbesar
Warga Madrid, Spanyol, di tengah wabah virus corona. Foto: Reuters/Susana Vera
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pandemi corona masih melanda dunia dengan lebih dari 41 juta jiwa dinyatakan positif COVID-19. Dari jumlah itu, 30,7 juta orang di antaranya sembuh dan 1,1 juta pasien meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Sejumlah negara sejauh ini masih dihantui gelombang kedua penularan corona, salah satunya Spanyol.
Namun di sisi lain, terdapat negara yang melonggarkan tempat wisata agar ekonomi tak terpuruk.
Berikut kumparan rangkum kabar corona dunia yang terjadi pada Rabu (21/10):
Ilustrasi Hawaii Foto: Shutter stock
Negara bagian AS, Hawaii, akhirnya mengizinkan wisatawan datang berkunjung dalam program pengujian pra-travel. Program pengujian pra-travel itu memungkinkan wisatawan berkunjung ke Hawaii tanpa harus melakukan karantina mandiri selama dua pekan.
Meski demikian, setiap wisatawan wajib menunjukkan hasil negatif corona yang diambil dalam 72 jam sebelum penerbangan.
Dilansir Travel off Path, meski baru uji coba, Hawaii langsung diserbu wisatawan. Juru Bicara Departemen Perhubungan Luar Negeri Hawaii, Tim Sakahara, mengatakan terdapat 30 penerbangan yang membawa 8 ribu wisatawan di awal masa uji coba.
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan Brasil Eduardo Pazuello. Foto: Getty Images
Menteri Kesehatan Brasil, Eduardo Pazuello, mengalami gejala virus corona dan sempat dilarikan ke rumah sakit.
Mengutip Reuters, Kemenkes mengatakan Pazuello mengalami demam dan menjalani tes COVID-19. Sebelum mengalami gejala corona pada Senin (19/10), Pazuello berada dalam acara publik dengan Presiden Jair Bolsonaro.
Kemenkes Brasil mengatakan Pazuello telah dipulangkan dan menjalani karantina mandiri di rumah.
Sejumlah demonstran pendukung mantan Presiden Bolivia, Evo Morales, diserang semprotan merica oleh petugas. Foto: Reuters/Marco Bello
Seorang pria asal Jerman (71) memiliki rasa ketakutan yang berlebihan selama pandemi virus corona. Merasa orang-orang di sekitarnya berada terlalu dekat alias tidak jaga jarak, ia menggunakan pepper spray atau semprotan merica untuk mengusir mereka.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut diungkapkan oleh pihak kepolisian kota Aachen di negara bagian Nordrhein-Westfalen melalui akun Twitter mereka pada Senin (19/10).
Akun Polizei NRW AC menyebutkan bahwa pria tersebut tiba-tiba menyemprotkan cairan merica ke arah sekelompok orang yang sedang berlari dan dua pengendara sepeda.
Setelah diperiksa, pria tersebut mengaku tidak tahu lagi bagaimana caranya agar orang-orang di sekitarnya menjaga jarak aman terhadapnya.
Merpati terbang di dekat Monumen Arc of Triomphe yang hampir sepi saat wabah virus corona (COVID-19) di Madrid Spanyol, Selasa (24/3). Foto: REUTERS/Sergio Perez
Pemerintah Spanyol mempertimbangkan untuk menerapkan pembatasan baru, termasuk kemungkinan menerapkan jam malam di wilayah dengan jumlah kasus yang tinggi, seperti di Madrid. Hal itu untuk mengatasi gelombang baru penularan virus corona.
Spanyol merupakan negara di Eropa dengan jumlah kasus yang tinggi dan kemungkinan akan melampaui angka 1 juta pasien pada minggu ini.
ADVERTISEMENT
Sejumlah wilayah telah memperketat pembatasan selama beberapa hari terakhir.
Warga makan di meja sepanjang 500 meter yang membentang di sepanjang Jembatan Charles, di Praha, Republik Ceko. Foto: David W Cerny/REUTERS
Pemerintah Ceko memerintahkan untuk menutup sebagian besar tempat bisnis seperti pertokoan dan pelayanan jasa yang tidak esensial. Pemerintah juga membatasi pergerakan warganya.
Warga Ceko saat ini hanya diizinkan melakukan perjalanan untuk urusan penting dan mendesak yang masuk kriteria pemerintah. Sementara toko makanan, apotek, dan toko serta layanan penting lainnya akan tetap buka.
Pembatasan dilakukan untuk mengendalikan penyebaran virus corona. Kebijakan tersebut diberlakukan mulai Kamis (22/10) pada pukul 6 pagi hingga 3 November.
Presiden Brasil, Jair Bolsonaro. Foto: REUTERS/Adriano Machado
Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, menyatakan negaranya tidak akan membeli vaksin corona buatan perusahaan asal China, Sinovac.
ADVERTISEMENT
"Kami tidak akan membeli itu (vaksin Sinovac)," ucap Bolsonaro seperti dikutip dari Reuters.
Keputusan Bolsonaro begitu menggemparkan. Sebab, pada Selasa (20/10), Kementerian Kesehatan Brasil mengumumkan akan memasukkan Sinovac ke dalam program imunisasi nasional.
Bahkan Brasil yang berpenduduk 230 juta menjadi pembeli Sinovac terbesar. Sinovac juga sudah mencapai uji klinis tahap III di Brasil. Diketahui selain di Brasil, vaksin Sinovac juga menjalani uji klinis tahap III di Indonesia.