Kabar Corona Dunia: Rekor Kasus di Rusia hingga Saudi Buka Visa Turis Awal 2021

28 September 2020 5:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi virus corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Seluruh dunia masih berjuang melawan virus corona. Jumlah yang terinfeksi oleh virus tersebut juga masih terus bertambah.
ADVERTISEMENT
Salah satunya Rusia yang mencatat rekor kasus baru sejak 20 Juni 2020 lalu. Sementara di New York tercatat ada penambahan kasus baru sebanyak 1.005 kasus pada Sabtu (26/9).
Selain dua kabar itu masih ada kabar lainnya dari penanganan virus corona di seluruh dunia. Berikut kumparan merangkumnya:
Victoria Australia Longgarkan Pembatasan Sosial
Menteri Utama Victoria, Daniel Andrews mengatakan pelonggaran pembatasan dilakukan karena kasus harian virus corona di negara bagian terbesar kedua di Australia itu sudah menurun, yakni kurang dari 20 kasus per hari.
Dengan begitu pemerintah akan mencabut sejumlah pembatasan sosial termasuk aturan jam malam yang ditiadakan mulai Senin (28/9).
Pelonggaran ini juga memungkinkan siswa akan mulai kembali ke sekolah pada awal Oktober mendatang.
Pastor Vasily Gelevan mengenakan pakaian hazmat saat mendoakan seorang pasien diduga terinfeksi COVID-19, di Moskow, Rusia. Foto: Alexander Zemlianichenko/AP Photo
Rusia Tambah 7.867 Kasus Baru Dalam Sehari
ADVERTISEMENT
Otoritas kesehatan Rusia pada Minggu (27/9) melaporkan 7.867 kasus baru infeksi virus corona. Jumlah ini merupakan yang tertinggi sejak 20 Juni 2020 lalu.
Sebelumnya pada pekan lalu, Rusia juga melaporkan rekor peningkatan infeksi harian virus corona sebanyak 6.196 kasus. Total infeksi virus corona di Rusia saat ini sebanyak 1.151.438.
Ambulans Udara Angkut Pasien COVID-19 di Kota Terpencil Peru
Ambulans udara bernama AirCARE1 terlihat beroperasi memindahkan pasien COVID-19 dari Iquitos ke Unit Perawatan Intensif Rumah Sakit Rebagliati, di Lima, Peru.
Kendaraan itu dilengkapi dengan kapsul evakuasi khusus untuk mencegah penularan virus dari pasien. Selain itu Dalam kapsul juga ada fasilitas tangki oksigen untuk membantu pasien bernafas.
Petugas membawa pasien COVID-19 dalam kapsul evakuasi saat tiba di Unit Perawatan Intensif Rumah Sakit Rebagliati, di Lima, Peru. Foto: ERNESTO BENAVIDES/AFP
AirCARE1 memang dioperasikan untuk menyelamatkan pasien dalam kondisi parah yang berada di zona terpencil. Pasalnya Peru merupakan negara terdampak virus corona, namun memiliki akses jalan yang buruk dan berkelok-kelok.
ADVERTISEMENT
Arab Saudi Akan Buka Pemberian Visa Turis Awal 2021
Arab Saudi berencana untuk membuka kembali visa turis pada awal tahun 2021 setelah dilakukan penangguhan selama berbulan-bulan karena pandemi virus corona.
“Untuk visa turis, sejauh ini kemungkinan dibuka awal tahun depan. Jika keadaan membaik atau ada perkembangan positif vaksin COVID-19, kami mungkin akan mempercepat dan diberikan lebih awal,” kata Menteri Pariwisata Arab Saudi, Ahmed al-Khateeb, seperti dikutip dari Reuters.
Sejumlah jemaah haji mengenakan masker saat tiba di Bandara King Abdulaziz di Jeddah, Arab Saudi, Sabtu (25/7). Foto: Kementerian Media Arab Saudi
Pariwisata menjadi pilar utama strategi reformasi ambisius Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman untuk mengurangi ketergantungan ekonomi pada minyak.
Kerajaan Arab Saudi telah mengumumkan 49 negara yang warganya memenuhi syarat untuk mendapatkan visa Arab Saudi.
Kasus Positif Corona di New York Bertambah 1.005
ADVERTISEMENT
Negara bagian New York, Amerika Serikat mencatatkan penambahan kasus positif corona sebanyak 1.005 kasus pada Sabtu (26/9). Penambahan ini tertinggi sejak 5 Juni. Hal ini berdasarkan data statistik yang dirilis kantor Gubernur New York, Andrew Cuomo.
"Dari 99.953 tes yang dilaporkan kemarin (Jumat), 1.005 positif," kata Cuomo dilansir AFP, Minggu (27/9).
Warga Israel Tetap Demo Tuntut PN Netanyahu Mundur Saat Lockdown
Ribuan warga Israel kembali berkumpul di Yerusalem pada Sabtu (27/9) malam menuntut pengunduran diri Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu. Demo ini dilakukan sehari setelah Israel memperketat lockdown untuk membendung kasus virus corona yang terus meningkat.
Para demonstran sengaja turun ke jalan dan berunjuk rasa di depan kediaman resmi Netanyahu karena menolak pembatasan aktivitas warga.
Warga Israel terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Yerusalem. Foto: AMMAR AWAD/REUTERS
"Orang-orang di sini adalah kesempatan terakhir bagi Israel untuk bebas dan demokratis," kata seorang warga bernama Adi, ayah tiga anak berusia 48 tahun dari Tel Aviv, dilansir AFP, Minggu (27/9).
ADVERTISEMENT
Warga lainnya menyoroti pemerintah yang seakan memberlakukan kebijakan tanpa melihat kondisi.
"Mereka menutup semuanya tetapi tanpa bantuan ekonomi. Jadi yang paling bisa saya lakukan adalah datang dan protes," kata Shoshanna, seorang wanita berusia 34 tahun dari Yerusalem.
Israel memulai lockdown kedua secara nasional mulai 18 September sebagai upaya untuk menurunkan tingkat infeksi virus corona. Sayangnya, lockdown tak membuat angka penularan menurun, malah makin melonjak.
Sehingga pada Jumat (25/9), pembatasan diperketat lebih lanjut, termasuk membatasi perjalanan internasional dan menghadiri ibadah dalam ruangan.