Kabar Corona Dunia: Rekor Kasus Harian di India hingga Jam Malam di Argentina

9 April 2021 5:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang wanita mengenakan masker berjalan melewati mural bergambar virus corona di New Delhi, India. Foto: Sajjad Hussain/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Seorang wanita mengenakan masker berjalan melewati mural bergambar virus corona di New Delhi, India. Foto: Sajjad Hussain/AFP
ADVERTISEMENT
Seluruh negara masih berjuang keluar dari pandemi corona. Tercatat sejauh ini, masih terjadi penambahan kasus COVID-19.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Worldometers, kasus corona di dunia kini mencapai 134,1 juta pasien. Dari jumlah itu, sebanyak 108 juta orang di antaranya sembuh dan 2,9 juta meninggal dunia.
Bahkan, penambahan kasus corona di beberapa negara justru meningkat di tengah program vaksinasi.
Seperti kasus harian di India yang pecah rekor hingga Argentina yang menerapkan jam malam karena lonjakan pasien corona.
Berikut kumparan rangkum kabar seputar corona di dunia:
Ilustrasi vaksin corona AstraZeneca. Foto: Massimo Pinca/REUTERS
Regulator Obat Uni Eropa (EMA) akhirnya mengakui vaksin AstraZeneca dapat menimbulkan pembekuan darah. Sehingga EMA meminta pembekuan darah dimasukkan dalam daftar efek samping AstraZeneca.
Meski demikian, EMA menegaskan efek samping itu sangat jarang terjadi. EMA pun kembali menegaskan, manfaat vaksin AstraZeneca lebih dari risiko yang muncul.
ADVERTISEMENT
"Komite keamanan EMA menyimpulkan bahwa pembekuan darah tidak bisa dengan trombosit darah rendah harus terdaftar sebagai efek samping langka," kata pernyataan EMA.
Ilustrasi vaksin corona AstraZeneca. Foto: Thilo Schmuelgen/REUTERS
Efek pembekuan darah dari vaksin AstraZeneca terus dipelajari. Meski begitu WHO menyebut kasus efek pembekuan darah sebagai kejadian yang sangat jarang.
Dikutip dari AFP, pernyataan itu muncul setelah regulator obat EMA UE mengatakan pembekuan darah masuk dalam daftar efek samping yang sangat langka dari AstraZeneca. Sementara manfaat vaksin dinilai lebih besar daripada risikonya.
The Covid-19 sub-committee of the WHO Global Advisory Committee on Vaccine Safety (GACVS) terus meninjau informasi terbaru dari EMA, Inggris, dan regulator obat-obatan lainnya.
"Berdasarkan informasi saat ini, hubungan kausal antara vaksin dan terjadinya pembekuan darah dengan trombosit rendah dianggap masuk akal tetapi belum dikonfirmasi," kata GACVS.
ADVERTISEMENT
"Studi khusus diperlukan untuk memahami sepenuhnya hubungan potensial antara vaksinasi dan kemungkinan faktor risiko," lanjutnya.
Ilustrasi corona di venezuela. Foto: CRISTIAN HERNANDEZ / AFP
Wali Kota Sucre di Negara Bagian Yarucay di Venezuela, Luis Duque, akan mewarnai rumah pasien COVID-19 dengan cat warna merah.
Langkah Duque mengundang kontroversi besar di Venezuela. Tindakan itu dinilai diskriminatif.
Meski jadi pembicaraan Duque malah mengambil langkah kontroversial lain. Dia mengecam akan memotong bantuan bagi warga yang melanggar pembatasan COVID-19.
"Kami sedang melindungi warga kami," kata Duque seperti dikutip dari Reuters.
Duque menegaskan, cat merah untuk rumah pasien COVID-19 bukan bentuk tindakan diskriminatif. Dia yakin, kebijakan ini akan membuat warga lebih waspada terhadap pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Ini menandakan kasus COVID-19 atau terduga kasus COVID-19 ada di sekitar, warga akan waspada," ucapnya.
Umat Hindu menghadiri ritual petang setelah berendam di air Sungai Gangga pada kesempatan festival Maha Shivratri selama festival keagamaan Kumbh Mela di Haridwar (11/3). Foto: PRAKASH SINGH/AFP
Kasus infeksi virus corona di India memecahkan rekor. Pada Kamis (8/4) India melaporkan 126.789 kasus baru.
Dengan penambahan sebanyak 126 ribu lebih itu, total kasus corona di India mencapai 12,9 juta orang.
India merupakan negara dengan kasus tertinggi ketiga dunia. India hanya tertinggal dari Amerika Serikat dan Brasil.
Seorang pria menggunakan masker saat melewati salah satu tempat penukaran uang di pusat kota Buenos Aires, Argentina. Foto: REUTERS/Agustin Marcarian
Presiden Argentina Alberto Fernandez mengumumkan pemberlakuan jam malam selama tiga pekan. Kebijakan tersebut diambil usai kasus infeksi virus corona di Argentina selama dua hari berturut-turut memecahkan rekor.
Jam malam akan berlaku mulai Jumat (9/4) sampai 30 April. Warga dilarang keluar dari tengah malam sampai 06.00 pagi.
ADVERTISEMENT
Dia menyebut, kebijakan itu akan berlaku di wilayah berisiko tinggi, terutama di pusat-pusat kota.
Sejumlah pengunjung melihat pemandangan kota yang indah dari CN Tower yang dibuka kembali, di Toronto, Ontario, Kanada, (15/7). Foto: Carlos Osorio/REUTERS
Provinsi Ontario di Kanada akan kembali melakukan lockdown untuk membendung kasus COVID-19 yang terus melonjak. Lockdown akan dilakukan selama empat minggu.
Perdana Menteri Ontario Doug For mengatakan saat ini situasi pandemi COVID-19 di Ontario ada di titik krisis dan mengharuskan penerapan lockdown.
"Situasi COVID-19 berada pada tahap kritis dan kami harus bertindak cepat dan tegas untuk tetap berada di depan varian baru yang mematikan ini," kata Perdana Menteri Ontario Doug Ford pada konferensi pers, dikutip AFP, Kamis (8/4).
"Ini akan berlangsung selama empat minggu," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Penerapan lockdown di Ontario menjadi yang kedua kalinya di tahun ini.