Kabar Corona Dunia: Turki Lockdown saat Tahun Baru hingga Kanada Mulai Vaksinasi

16 Desember 2020 7:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di Istanbul, Turki. Foto: Reuters/Umit Bektas
zoom-in-whitePerbesar
Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di Istanbul, Turki. Foto: Reuters/Umit Bektas
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sudah 73,5 juta orang di dunia terpapar COVID-19 sejak pandemi corona merebak hampir setahun lalu. Dari jumlah itu, 1,6 juta pasien di antaranya meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Kabar baiknya, 51,5 juta orang dinyatakan sembuh. Artinya masih tersisa 20,2 juta pasien yang tengah dalam perawatan.
Belum meredanya pandemi corona membuat beberapa negara mengantisipasi penularan dengan memperketat pembatasan bahkan lockdown. Terlebih libur tahun baru sudah di depan mata.
Terdapat pula negara yang berupaya sejak dini melakukan vaksinasi corona demi menekan penularan.
Berikut kumparan rangkum kabar corona di dunia yang terjadi pada Selasa (15/12):
Ilustrasi COVID-19. Foto: Dado Ruvic/Reuters
Kementerian Kesehatan Inggris (Public Health England/PHE) mengumumkan menemukan varian baru virus corona yang diberi nama VUI - 202012/01. Varian virus ini sedang diselidiki, karena ditemukan dalam pemantauan kasus COVID-19 yang meningkat di daerah Kent dan London.
PHE bekerja dengan mitranya untuk menyelidiki dan berencana untuk membagikan temuan selama 2 minggu ke depan. Saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa strain tersebut berdampak pada keparahan penyakit, respons antibodi, atau kemanjuran vaksin.
ADVERTISEMENT
Jumlah kasus corona yang tinggi telah diamati di beberapa daerah. Hingga 13 Desember, ada sekitar 1.108 kasus dengan varian virus baru telah teridentifikasi terutama di Inggris Selatan dan Timur. Belum diketahui apakah varian tersebut memberikan dampak peningkatan jumlah kasus COVID-19.
"Kami sedang menyelidiki strain baru SARS-CoV-2, terutama di Kent dan daerah sekitarnya. Tidak terduga bahwa virus harus berevolusi dan penting bagi kami untuk segera melihat perubahan apa pun untuk memahami potensi risiko yang mungkin ditimbulkan oleh varian apa pun," kata Test and Trace and PHE Joint Medical Advisor, Dr Susan Hopkins dikutip dari situs resmi pemerintah Inggris.
Petugas kesehatan memberikan vaksin Pfizer / BioNTEch di Kanada. Foto: CARLOS OSORIO/REUTERS
ADVERTISEMENT
Kanada memulai vaksinasi massal COVID-19 pada Senin (14/12). Perdana Menteri Justin Trudeau memutuskan tidak menjadi orang pertama yang disuntik vaksin corona buatan Pfizer itu.
Dosis pertama vaksin Pfizer diberikan kepada Anita Quidangen, petugas di panti jompo di Toronto. Quidangen mengaku sangat gembira bisa mendapat suntikan awal.
Kanada mengambil kebijakan memberikan suntikan awal vaksin kepada pekerja medis garis dan petugas panti jompo.
Dimulainya vaksinasi tahap awal, membuat PM Trudeau lega. Sebab, vaksinasi dilakukan ketika Kanada berhadapan dengan gelombang baru virus corona.
“Ini adalah bantuan besar, dan mungkin permulaan dari sebuah akhir, bagaimanapun kami merasakan pandemi ini akan usai,” ujar Trudeau seperti dikutip dari Reuters.
Sandra Lindsay, warga AS pertama yang disuntik vaksin corona Foto: Mark Lennihan/Pool via REUTERS
ADVERTISEMENT
Pada awal pekan ini, AS melakukan tahap awal vaksinasi massal menggunakan vaksin Pfizer. Pekan lalu, vaksin yang kemanjurannya mencapai 95 persen dan aman untuk lansia itu diberi izin penggunaan darurat.
Pekerja medis dan petugas di panti jompo menjadi kelompok pertama yang mendapatkan vaksin.
Seorang perawat yang bekerja di ICU sebuah rumah sakit di New York City, Sandra Lindsay, menjadi warga Amerika Serikat pertama yang disuntik vaksin virus corona.
Setiap harinya Lindsay berurusan dengan pasien positif COVID-19. Dia pada Senin (14/12) waktu AS disuntik vaksin Pfizer di Long Island Jewish Medical Center di New York City.
Setelah menerima vaksin, Lindsey tidak dapat menutupi kegembiraannya. Wanita itu percaya dengan kemanjuran vaksin corona tersebut.
ADVERTISEMENT
“Saya merasa penuh harapan, lega. Saya merasa kesembuhan akan datang. Saya harap ini akan menjadi penanda dimulainya akhir dari waktu paling menyakitkan dalam sejarah kami,” sambung dia.
“Saya ingin tanamkan pada masyarakat vaksin ini aman,” ucapnya.
Perasaan serupa dirasakan Leonardo Seoane. Dokter di sebuah rumah sakit di Los Angeles ini juga disuntik vaksin pada hari yang sama dengan Lindsey.
“Ini menjadi pagi yang luar biasa. Ini bersejarah,” kata dia.
Mesin sterilisasi ultraviolet membersihkan sejumlah buku yang ingin dipinjam di perpustakaan Narimasu. Foto: REUTERS / Kim Kyung-Hoon
Pandemi corona memaksa tempat publik berinovasi untuk memberi rasa aman kepada pengunjung. Salah satunya seperti yang baru-baru ini diterapkan di berbagai perpustakaan Jepang.
Menurut laporan Japan Times, berbagai perpustakaan Jepang kini telah dilengkapi dengan mesin sterilisasi khusus untuk buku koleksi mereka. Mesin tersebut cuma membutuhkan waktu 30 detik untuk mensterilkan buku menggunakan sinar UV dan mengibaskan halamannya untuk membersihkan debu.
ADVERTISEMENT
Meski tengah menjadi tren, sebenarnya fasilitas mesin sinar UV untuk sterilisasi buku bukanlah hal baru di Jepang.
Perpustakaan Narimasu di Itabashi, Tokyo, misalnya, telah memasang mesin tersebut sejak 2018.
Meski telah memilikinya sejak lama, manajer fasilitas di sana mengatakan bahwa mesin tersebut sekarang digunakan tiga kali lipat dari biasanya karena pandemi COVID-19.
Warga memakai masker saat beraktivitass di Istanbul, Turki, Selasa (17/3). Foto: Ozan KOSE / AFP
Turki akan kembali memberlakukan lockdown. Kali ini, Turki akan menerapkan lockdown selama 4 hari yang dimulai saat malam pergantian tahun.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan lockdown dilakukan demi mencegah lonjakan kasus baru corona. Lockdown akan mulai diberlakukan pada 31 Desember pukul 21.00 waktu setempat hingga 4 Januari pukul 5.00.
ADVERTISEMENT
"Untuk mengkonsolidasikan hasil baik kami dalam memerangi virus," ujar Erdogan dikutip dari AFP.
Rumah sakit di Belanda saat mengevakuasi pasien corona asal Jerman Foto: AP Photo/Martin Meissner
Belanda menerapkan lockdown selama periode Natal. Lockdown akan dilakukan selama lima pekan berturut-turut.
Perdana Menteri Mark Rutte mengatakan, selama lockdown kegiatan non-esensial dan sekolah akan ditutup sementara.
"Belanda akan tutup selama lima minggu," kata Rutte dikutip dari AFP.
Dia menyebut, kebijakan ini dilakukan demi membendung lonjakan kasus corona di Belanda.
"Kami tidak berurusan dengan flu sederhana seperti yang dipikirkan orang-orang di belakang kami (massa unjuk rasa)" kata Rutte.