Kabar Vaksin Serviks Gratis: Mulai 2023; Jenisnya Dibahas Usai Reses DPR

23 April 2022 8:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kanker serviks dapat dicegah dengan vaksin dan pemeriksaan rutin. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Kanker serviks dapat dicegah dengan vaksin dan pemeriksaan rutin. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Penderita kanker serviks di Indonesia angkanya naik setiap tahunnya. Per 2020 saja ada 36.633 kasus kanker serviks dengan kematian 57,1 persen. Angka ini sangat memprihatinkan.
ADVERTISEMENT
Atas kondisi tersebut, Menkes Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa vaksin kanker serviks bakal jadi program vaksin wajib pemerintah.
Berikut kabar teranyar soal vaksin tersebut:
Gratis bagi Siswa Kelas 5-6 SD di Seluruh RI pada 2023
Pelajar Sekolah Dasar. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Kemenkes menyebut program vaksinasi human papillomavirus (HPV) untuk mencegah penyakit kanker serviks di Indonesia menyasar pelajar perempuan kelas 5 dan 6 SD. Ada waktu khusus pelaksanaan program ini.
"HPV diberikan pada siswi kelas 5 dan 6 SD dan diberikan sebanyak dua kali," kata Pelaksana tugas (Plt) Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes, Prima Yosephine, dikutip dari Antara.
Prima mengatakan pemberian vaksin HPV berlangsung secara bersamaan dengan program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) yang rutin diselenggarakan pada Agustus dan November setiap tahun.
ADVERTISEMENT
Vaksinasi HPV telah dimulai di dua provinsi dan lima kabupaten/kota di Indonesia sejak 2021 dan diperluas di tiga provinsi dan lima kabupaten/kota pada tahun ini. Rencananya vaksinasi kanker serviks berlaku secara nasional pada 2023-2024.
Untuk mempersiapkan hal itu, Kemenkes memfasilitasi pelatihan vaksinasi HPV secara berjenjang dari tingkat dinas kesehatan hingga Puskesmas di setiap daerah.
Anggota Komisi IX DPR F-NasDem Nurhadi. Foto: Dok. Pribadi
Anggaran dan Jenis Vaksin Serviks Dibahas Usai Reses DPR
Anggota Komisi IX DPR Fraksi NasDem, Nurhadi, mengapresiasi kebijakan Kemenkes yang mewajibkan serta menggratiskan vaksin HPV untuk kelas 5 dan 6 SD.
Meski, kata dia, vaksin HPV sudah diuji coba di beberapa daerah dalam beberapa tahun terakhir untuk siswi kelas 5 hingga 6 SD. Namun, program percontohan berjalan tidak maksimal.
ADVERTISEMENT
"Sejak beberapa tahun lalu pemerintah sudah melakukan program percontohan vaksinasi HPV di Kabupaten Bantul dan Kulon Progo (DIY), Surabaya, Makassar, dan Manado untuk anak-anak usia kelas V-VI SD,” ungkap Nurhadi.
Ia pun berharap kebijakan terbaru dari Menkes Budi Gunadi Sadikin bisa mempercepat dan memperluas jangkauan vaksinasi HPV, terutama bagi perempuan berusia 12 tahun ke atas.
Lebih lanjut, Komisi IX DPR sebagai mitra kerja dari Kemenkes juga akan membahas jenis vaksin serta kebutuhan anggaran yang dibutuhkan untuk vaksinasi HPV ini dalam rapat setelah reses anggota DPR usai.
“Terkait detailnya mengenai anggaran, jenis vaksin dan sebagainya, nanti pasti akan kami bahas pada rapat komisi IX bersama dengan Kementerian Kesehatan setelah masa reses selesai,” ungkapnya.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan paparannya dalam rapat kerja bersama Komisi IX di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (23/3/2022). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Alasan Hanya Gratis untuk Siswa Kelas 5-6 SD
ADVERTISEMENT
Mengapa vaksin kanker serviks hanya gratis secara nasional untuk anak kelas 5 hingga 6 Sekolah Dasar (SD) saja?
“Karena ada aturannya, diberikan sebelum menstruasi. Karena kalau diberikan setelah menstruasi jadi tidak terlalu efektif,” Ungkap Menkes Budi Gunadi Sadikin, Jumat (22/4).
“Kalau belum menstruasi itu sangat efektif untuk mengurangi prevalensi kanker serviks. Itu sebabnya kita kejar ke seluruh anak di range anak kelas 5 dan 6 SD,” imbuhnya.
Menkes Budi mengatakan, semoga ada perkembangan lebih lanjut terkait teknologi vaksin HPV. Sehingga bisa diberikan gratis secara nasional untuk kelompok usia lainnya.
“Mudah-mudahan teknologi vaksinasi makin berkembang sehingga kita memperluas cakupan. Itu sama seperti COVID pertama kali kan 18 tahun ke atas, setelah itu boleh remaja terus anak usia 6-11 tahun bisa,” tutup Budi.
ADVERTISEMENT