Kabar Vaksinasi di RI: 8 Juta Dosis Sinovac Tiba, Vaksin Ampuh Tekan Kematian

23 Juli 2021 8:18 WIB
ยท
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu hamil lakukan vaksinasi atau divaksin. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu hamil lakukan vaksinasi atau divaksin. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
kumparan merangkum kabar terkini dari vaksinasi di Indonesia. Presiden Jokowi menargetkan 181.500.000 rakyat Indonesia sudah divaksin sebelum akhir 2021.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, berdasarkan data Satgas COVID-19 dan Kementerian Kesehatan tercatat 43.155.795 penduduk RI sudah menerima dosis pertama. Sedangkan 16.896.200 sudah menerima dua dosis.
Pemerintah terus mempercepat vaksinasi agar herd immunity segera terbentuk sehingga penularan COVID-19 dapat berkurang.
Jokowi menargetkan lebih dari 2 juta dosis suntikan vaksin corona per hari. Bahkan ia yakin vaksinasi COVID-19 di Indonesia per harinya bisa mencapai hingga 5 juta dosis.
Berikut kumparan rangkum kabar vaksinasi di RI:
Kedatangan vaksin COVID-19 Sinovac tahap ke-29. Foto: Youtube/Sekretariat Presiden

8 Juta Dosis Vaksin Sinovac Tiba di Indonesia

Indonesia kembali menerima kedatangan tambahan dosis vaksin Sinovac pada Kamis (22/7) siang. Sebanyak 8 juta dosis Sinovac tersebut telah sampai di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Kedatangan ini merupakan tahap yang ke-29 dan disambut langsung oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
ADVERTISEMENT
"Pada hari ini, kita menyambut kedatangan vaksin Sinovac tahap ke-29 sebanyak 8 juta dosis. Ini adalah bagian dari komitmen pemerintah kepada seluruh bangsa Indonesia dari bahaya COVID-19," jelasnya.
Dalam sambutannya, Gus Yaqut mengatakan penambahan vaksin ini akan sangat membantu percepatan program vaksinasi. Ia menambahkan, pada Agustus mendatang telah ditargetkan vaksin hingga 2 juta orang per hari.
"Sebagaimana kita ketahui telah menargetkan vaksinasi sebanyak 2 juta orang per hari di Agustus. Tentu ini butuh pasokan vaksin yang cukup dan kedatangan vaksin tahap ke-29 akan menyumbang percepatan vaksinasi secara nasional," tutur dia.
Pernyataan Jokowi soal PPKM darurat. Foto: Dok. Istimewa

Vaksinasi Berbayar Dibatalkan Jokowi, tapi Aturannya Belum Dicabut

Kawal COVID-19 mengkritisi adanya vaksinasi berbayar yang sempat diwacanakan diterapkan di Indonesia melalui Kimia Farma. Saat ini, program tersebut sudah dibatalkan oleh Presiden Jokowi, tetapi aturan yang memuatnya yakni Permenkes Nomor 19 Tahun 2021 belum dicabut.
ADVERTISEMENT
Belum dicabut atau direvisinya aturan ini membuat Kawal COVID-19 mendesak adanya pencabutan tersebut. Jangan sampai, kata mereka, Jokowi benar-benar menjadi sosok King of Lip Service yang pernah dikatakan oleh BEM UI.
"Kami akan terus mendorong untuk aturan vaksinasi berbayar ini dicabut, karena Presiden Jokowi katakan bahwa dibatalkan tapi kami belum melihat aturannya dicabut. Jangan sampai mahasiswa katakan ini beneran king of lip service karena katakan dibatalkan tetapi aturannya belum dicabut, maka kita dorong pemerintah untuk mencabut PMK 19 tahun 2021 yang dikeluarkan Menkes," kata Inisiator koalisi Lapor Covid-19 Irma Hidayana.
Seorang siswa mendapatkan vaksinasi COVID-19 . Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Irma sangat menyayangkan sempat adanya rencana vaksinasi berbayar ini. Ia menilai, ada sekelompok pihak yang memiliki kepentingan ekonomi dan politik memanfaatkan kondisi pandemi dengan membuat program tersebut.
ADVERTISEMENT
Irma mengatakan, negara lain memang sudah ada yang menerapkan vaksinasi berbayar. Seperti Singapura yang menawarkan vaksin Sinovac berbayar. Tetapi dengan catatan negara tersebut sudah luar biasa banyak cakupan vaksinasinya.
"Di Taiwan juga sama menawarkan vaksinasi berbayar dengan catatan terjadi surplus vaksin, dengan catatan juga target populasi untuk divaksin sebagian besar sudah terpenuhi," kata dia.
Namun berbeda, di Indonesia cakupan vaksinasinya masih rendah. Selain itu kelompok prioritas penerima vaksin pun beragam. Mulai dari pekerja media kreatif, pekerja seni, bahkan pekerja sektor publik pun menjadi prioritas. Atas dasar itu, vaksinasi berbayar perlu ditolak, karena selain motif ekonomi, cakupan vaksinasi corona di Indonesia juga masih rendah.
Panglima TNI Hadi Tjahjanto dan Menkes Budi Gunadi Sadikin meninjau vaksinasi dan melepas bantuan sembako serta obat-obatan bagi warga Isoman Kota Solo, Jawa Tengah, Sabtu (17/7/2021). Foto: Dok. Puspen TNI

Stok Vaksin di Kota Solo Menipis, Hanya Cukup untuk Sepekan

Dinas Kesehatan Kota Solo saat ini harus melakukan penjadwalan ulang untuk kegiatan vaksinasi. Alasannya, stok vaksin yang dimiliki saat ini mulai menipis.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Kesehatan Kota Solo, Siti Wahyuningsih, mengaku sudah mengajukan permintaan vaksin baik ke pemerintah provinsi maupun ke pusat.
"Karena stok vaksin kami hanya cukup untuk sepekan ini," kata Siti,
Beberapa waktu lalu pihaknya sudah mengajukan permintaan vaksin ke Kementerian Kesehatan. Hanya saja hingga kini Dinkes Kota Solo belum mendapat kepastian mengenai pengiriman vaksin itu.
"Kami sudah minta. Informasinya sudah akan dikirimkan, tapi belum tahu kapan," kata Wahyuningsih.
Ketersediaan vaksin yang menipis membuat Dinkes harus melakukan penjadwalan ulang kegiatan vaksinasinya. Mereka memilih untuk mengalokasikan vaksin yang tersisa untuk penyuntikan dosis kedua.
Saat ini, capaian vaksinasi dosis pertama di Kota Solo telah mencapai 60,95 persen dari target sasaran. Sedangkan capaian suntikan dosis kedua baru mencapai 35,41 persen. "Selisihnya memang cukup tinggi," katanya.
Calon penumpang menunjukkan kartu vaksinasi pada petugas saat hendak naik kereta Api Jayabaya tujuan Malang di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Senin (5/7/2021). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO

Lebih dari 50 Persen Warga Malang Belum Tervaksin, Pemkab Akan Vaksinasi Massal

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pemkab Malang berencana melakukan vaksinasi massal di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang. Namun, belum diungkapkan kapan rencana tersebut akan terealisasi.
"Nanti kita rencanakan (vaksinasi) besar-besaran di Stadion Kanjuruhan, tapi melihat kondisi seperti ini kita rapatkan supaya protokol kesehatan tetap terjaga," terang Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Malang, Wahyu Hidayat.
Wahyu mengatakan ini adalah proyek dari hasil pemantauan vaksinasi massal yang dilakukan di Gedung Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang (UM).
"Kita akan mencontoh model seperti yang ada di Kota Malang yang di Graha Cakrawala UM yang ribuan itu. Kita akan coba seperti itu untuk diterapkan di Kabupaten Malang," ungkapnya.
Wahyu sendiri mengatakan saat ini jumlah vaksin di Kabupaten Malang masih sangat terbatas. Dan belum ada 50 persen warga Kabupaten Malang yang divaksin.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, baru ada 12.000 dosis vaksin yang berasal dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
"Pengajuan kemarin belum datang, tapi ada bantuan dari provinsi tapi jumlahnya kecil, sedikit itu kalau tidak salah 12.000 dosis. Yang dari provinsi kita arahkan ke TNI dan Polri semuanya, dari Dinas Kesehatan Provinsi (Jawa Timur) turun ke Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, tapi pelaksanaannya kita arahkan ke TNI/Polri," pungkasnya.

Data Tunjukkan Vaksinasi di Jakarta Ampuh: Kasus Positif 0,01% dan Kematian 0,2%

Vaksinasi mulai menunjukkan efeknya di Jakarta terutama dalam mencegah orang tertular corona. Tak hanya itu, vaksinasi juga mencegah mereka yang tertular mengalami gejala berat hingga meninggal dunia.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut, kasus positif pada warga yang sudah menerima vaksin dosis pertama hanya mencapai 0,3%. Sementara pada warga yang sudah menerima dua dosis vaksin hanya 0,01%.
ADVERTISEMENT
Angka ini menunjukkan minimnya kemungkinan terinfeksi COVID-19 ketika sudah divaksin. Memang bukan tidak mungkin setelah menerima vaksin masih terpapar, namun sangat rendah kemungkinannya.
"Mereka-mereka yang sudah tervaksin itu menjadi kasus positif itu sedikit sekali. Ada, tapi sedikit sekali, [yang sudah divaksin satu dosis] hanya 0,3 persen. Dan kalau sudah dapat vaksin kedua itu hanya 0,01 persen. Jadi kalau sudah tervaksin, insyaallah lebih terlindungi daripada yang tidak," tutur Anies.
Bukan hanya Anies, data efektivitas vaksin COVID-19 di Jakarta juga dibeberkan Koordinator PPKM Level 4 sekaligus Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan.
Berdasarkan data, kata dia, kematian pada pasien positif COVID-19 yang sudah divaksin hanya 0,2%. Kebanyakan dari mereka yang meninggal usai positif corona meski sudah menerima vaksin, adalah pasien COVID-19 dengan komorbid.
ADVERTISEMENT
Data dari corona.jakarta.go.id, vaksinasi di Jakarta per 21 Juli, yakni total dosis 1 saat ini sebanyak 6.652.011 orang. Sedangkan, total dosis 2 kini mencapai 2.021.780 orang.
Ini merupakan data semua orang yang divaksin di Jakarta baik yang ber-KTP DKI Jakarta maupun non-KTP DKI tapi tinggal dan melaksanakan vaksinasi di Jakarta.
Saat ini, vaksin yang telah digunakan di Jakarta yaitu Sinovac dan AstraZeneca. Sementara vaksinasi gotong royong dilakukan dengan Sinopharm.
Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan meninjau vaksinasi di MAN 7 Jakarta, Jumat (2/7). Foto: PPID DKI Jakarta
Merujuk pada data itu dapat dijabarkan sebagai berikut:

Kasus corona bagi warga yang sudah divaksin dosis pertama

6.652.011 orang sudah divaksin pertama x 0,3% = 19.956 orang

Kasus corona bagi warga yang sudah divaksin dosis kedua

2.021.780 orang sudah divaksin kedua x 0,01% = 202 orang
ADVERTISEMENT

Kasus meninggal secara total

662.800 orang [kasus corona kumulatif] x 1,4% [tingkat kematian] = 10.692