Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Gaun biru terbaik Masako Owada ia kenakan dalam saat jamuan makan malam di Istana Timur, di rumah Putra Mahkota Akihito.
ADVERTISEMENT
Belum dipastikan mengapa Masako dan keluarganya bisa masuk dalam daftar tamu kekaisaran. Latar belakang Masako yang berprofesi diplomat dan ayahnya sebagai birokrat diduga membuat keluarga Owada bisa diundang.
Ben Hills dalam bukunya, "Princess Masako", bahkan sempat menyebut nama Masako di dalam daftar undangan ditulis tangan saat detik-detik terakhir, atas usul eks Duta Besar Jepang untuk Uni Soviet, Nakagawa, yang telah lama mengenal keluarga Owada.
Ketika lonceng penanda dibukanya jamuan berbunyi, para tamu menyesap minuman dan menyantap makanan yang tersedia, Naruhito --anak Akihito-- muncul, mengelilingi ruangan dan langkahnya berhenti di depan Masako.
"Anda pasti Nona Owada. Saya senang Anda datang," tutur Naruhito.
Keduanya terlibat perbincangan. Tak lama, Naruhito dijemput pelayan istana untuk menyambut tamu lain. Di saat itu pula, keduanya berpisah. "Sesuatu masuk ke dalam jiwa saya tepat saat saya bertemu dengannya," ujar Naruhito kepada temannya, mengisyaratkan bahwa ia telah jatuh cinta pada pandangan pertama.
ADVERTISEMENT
Masako adalah seorang diplomat yang mengenyam pendidikan di Harvard University dan Oxford University. Ayahnya, Hisashi Owada (86), pernah menjabat sebagai mantan wakil menteri luar negeri dan hakim di Mahkamah Pidana Internasional di Den Haag. Sementara masa kecil Masako dihabiskan di Rusia dan Belanda.
Saat kuliah di Harvard, Masako mengambil jurusan ekonomi internasional dan lulus pada 1985. Dia kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Tokyo untuk belajar politik sebelum lulus ujian masuk Kementerian Luar Negeri Jepang pada tahun 1986. Masako juga fasih berbahasa Inggris, Prancis, dan Jerman, juga terlibat dalam negosiasi untuk menyelesaikan sengketa perdagangan Jepang-AS.
Latar belakang pendidikan Masako yang sama seperti Naruhito membuat ia semakin jatuh cinta. Naruhito, dalam struktur kekaisaran, menggebrak tradisi dengan bersekolah hingga S2.
ADVERTISEMENT
Naruhito meraih gelar sarjana sejarah di Gakushuin University dan mengambil program pascasarjana di Merton College, Oxford University, Inggris, selama kurang lebih dua tahun.
Dan, setelah jamuan makan malam di istana itu, mereka sempat beberapa kali bertemu. Namun, pada 1986 hingga 1992, keduanya tak pernah bertatap muka karena Masako harus melanjutkan studi di Oxford.
Pada 1993, Naruhito akhirnya memantapkan hatinya untuk meminang Masako. Upacara pernikahan digelar di Istana Kekaisaran yang disambut 190.000 penduduk di ruas. Delapan tahun berselang setelah mengalami keguguran, Masako dan Naruhito akhirnya dikaruniai buah hati, Putri Aiko.
Selama menjadi istri Naruhito, Masako sempat mengalami kesulitan beradaptasi. Depresi itu diyakini disebabkan oleh tekanan berat untuk menghasilkan ahli waris laki-laki dan menyesuaikan diri dengan kehidupan di keluarga kekaisaran.
ADVERTISEMENT
"Situasi di mana saya tidak dapat mengunjungi negara-negara lain selama enam tahun membutuhkan upaya besar bagi saya untuk menyesuaikan diri," kata Masako pada konferensi pers pada 2002 dilansir english.kyodonews
Kini, Masako resmi menjadi permaisuri Jepang mendampingi Naruhito yang baru saja naik takhta menggantikan ayahnya, Akihito. Akihito memutuskan mengundurkan diri karena kondisi kesehatannya tak memungkinkan lagi menjadikannya simbol negara berjuluk matahari terbit itu.
Era Reiwa, simbol baru keharmonisan Jepang di bawah Naruhito dan Masako, resmi dimulai pada 1 Mei 2019.