Kala Angklung Goyang Australia dengan Can't Help Falling in Love

5 April 2022 5:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
DCM Mohammad Syarif Alatas mewakili KBRI Canberra didampingi Ghofar Ismail, Minister Counsellor Pensosbud, berpartisipasi dalam Cowra Internasional Festival of Understanding. Foto: Dok. KBRI Canberra
zoom-in-whitePerbesar
DCM Mohammad Syarif Alatas mewakili KBRI Canberra didampingi Ghofar Ismail, Minister Counsellor Pensosbud, berpartisipasi dalam Cowra Internasional Festival of Understanding. Foto: Dok. KBRI Canberra
ADVERTISEMENT
Angklung mendunia. Musik tradisional Indonesia ini memukau publik Cowra, New South Wales, Australia. Apalagi saat membawakan lagu Can't Help Falling in Love.
ADVERTISEMENT
Seperti disampaikan Minister Counsellor Pensosbud KBRI Canberra Ghofar Ismail, Selasa (5/4), dalam festival Cowra International Festival of Understanding pada 1-2 April, Indonesia ikut berpartisipasi.
Rombongan kesenian Indonesia di festival ini dipimpin DCM Mohammad Syarif Alatas.
Dan pada sesi penampilan angklung interactive, penonton yang hadir tampak antusias ikut berpartisipasi kala orkestra angklung memainkan lagu terkenal di Australia yaitu Waltzing Mathilda dan Can’t Help Falling in Love.
DCM Mohammad Syarif Alatas mewakili KBRI Canberra didampingi Ghofar Ismail, Minister Counsellor Pensosbud, berpartisipasi dalam Cowra Internasional Festival of Understanding. Foto: Dok. KBRI Canberra
Selain angklung interactive, Indonesia juga mempersembahkan Tari Lancang Kuning (Riau) dan Tari Kuda Lumping (Jateng) yang ditampilkan Borobudur Dance dari komunitas masyarakat Indonesia di Canberra. Penampilan Indonesia disambut meriah audience Cowra Festival yang mencapai 4.000 orang.
Penampilan Indonesia ini disambut baik Wali Kota Bill West yang hadir menyambut hangat kontribusi Indonesia yang akan menjadi Guest Nation pada Cowra Festival 2023 mendatang.
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya Wali kota Cowra itu menyampaikan apresiasi dan penghargaan atas keaktifan KBRI Indonesia untuk menjadi Guest Nation tahun depan.
DCM Mohammad Syarif Alatas mewakili KBRI Canberra didampingi Ghofar Ismail, Minister Counsellor Pensosbud, berpartisipasi dalam Cowra Internasional Festival of Understanding. Foto: Dok. KBRI Canberra
"Saya berharap kerja sama dan people to people contact antara kedua negara makin erat melalui event ini," demikian pihak wali kota memberikan sambutan.
Selain itu pihak KBRI Canberra juga menghadiri penanaman pohon dan pemukulan Lonceng Perdamaian sebagai simbol persahabatan bersama Wali kota dan Duta Besar Jepang untuk Australia yang menjadi Guest Nation Cowra Festival 2022.
Di sela kegiatan, pihak KBRI Canberra juga berkesempatan berziarah ke Indonesian Graves di Cowra War Cemetery, dan Cowra Prison of War (POW) Camp pada masa PD II yang sekarang sudah dipugar menjadi tempat wisata sejarah.
DCM Mohammad Syarif Alatas mewakili KBRI Canberra didampingi Ghofar Ismail, Minister Counsellor Pensosbud, berpartisipasi dalam Cowra Internasional Festival of Understanding. Foto: Dok. KBRI Canberra
Secara historis, tahanan perang asal Indonesia yang kemudian berubah status menjadi tahanan politik ditahan oleh tentara sekutu di Australia setelah dipindahkan dari Boven Digul pada masa perjuangan Indonesia meraih kemerdekaan, 17 Agustus 1945.
ADVERTISEMENT
Jumlah tahanan Indonesia beserta keluarganya mencapai 1.200 orang. Terdapat 13 makam orang Indonesia di sektor Indonesian Grave, Cowra. Makam ini kemudian direnovasi dan diresmikan oleh Duta Besar RI saat itu, Wiryono Sastrohandoyo pada 18 November 1997.