Kala Jokowi Kritik PPKM Tak Efektif dan Minta Februari Dikepung dengan Vaksinasi

1 Februari 2021 7:30 WIB
Presiden Jokowi saat pimpin ratas tentang Pendisiplinan Melawan Covid-19, Istana Kepresidenan Bogor. Foto: Rusman/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi saat pimpin ratas tentang Pendisiplinan Melawan Covid-19, Istana Kepresidenan Bogor. Foto: Rusman/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi menggelar rapat terbatas bersama sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju pada Jumat (29/1) di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat. Mereka membahas pendisiplinan melawan COVID-19.
ADVERTISEMENT
Dalam rapat, Jokowi menilai penerapan PPKM periode 11 Januari hingga 25 Januari di Jawa dan Bali tidak berjalan efektif. Sebab penularan COVID-19 masih tinggi.
"Saya ingin menyampaikan yang berkaitan dengan PPKM tanggal 11 Januari sampai 25 Januari, kita harus ngomong apa adanya, ini tak efektif," kata Jokowi.
Rapat itu dihadiri Seskab Pramono Anung, Menko Maritim dan Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo hingga Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Jokowi mengatakan, implementasi di lapangan, mobilitas masyarakat masih tinggi meski ada penerapan PPKM. Padahal, esensi PPKM sendiri adalah membatasi mobilitas masyarakat.
"Namanya saja kan pembatasan kegiatan masyarakat. Tetapi yang saya lihat implementasinya kita tidak tegas dan tidak konsisten," tegas Jokowi.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Mabes TNI, Jakarta Timur. Foto: Dok. Polri

Jokowi Minta Panglima TNI, Kapolri dan Menag Disiplinkan Masyarakat Selama PPKM

Jokowi kemudian meminta Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas ikut membantu penerapan PPKM periode 26 Januari hingga 8 Februari mendatang.
ADVERTISEMENT
"Saya ingin dengar implementasi di lapangan, nanti Kemenag libatkan tokoh agama, TNI seperti apa dan Polri seperti apa teknisnya dan Pak Menko (Luhut) nanti bisa menggaet agar di lapangan bisa terjadi (disiplin)," kata Jokowi.
Sebab Jokowi menilai penerapan PPKM di lapangan tidak berjalan maksimal. Sehingga ia meminta pengawasan terhadap masyarakat semakin digalakkan.
Ini masalah implementasi sehingga saya minta betul-betul turun ke lapangan, ada di lapangan tetapi siap dengan cara-cara praktis dan sederhana sehingga masyarakat tahu apa 3M, pakai masker yang punya standar yang benar sehingga masyarakat yang tidak pakai (masker) langsung diberi tahu apa-apa," kata Jokowi.
Presiden Jokowi saat pimpin ratas tentang Pendisiplinan Melawan Covid-19, Istana Kepresidenan Bogor. Foto: Rusman/Biro Pers Sekretariat Presiden

Ekonomi Turun Tak Masalah, Asal COVID-19 Juga Turun

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, dirinya sebenarnya tidak mempermasalahkan jika ekonomi turun akibat adanya pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM. Namun turunnya ekonomi harus diikuti dengan turunnya penularan COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Menurut saya hati-hati ini (ekonomi) turun, ada PPKM ekonomi turun. Sebetulnya enggak apa-apa (ekonomi turun) asal COVID-nya turun," kata Jokowi.
Akan tetapi, dalam kenyataannya, turunnya ekonomi tidak diikuti turunnya penularan COVID-19. Malah, penularan harian terus menanjak di atas 10 ribu kasus baru per hari.
"Tapi ini ndak (COVID turun). Menurut saya coba dilihat lagi, tolong ini betul-betul dikalulasi dihitung sehingga kita mendapatkan sebuah formula, formula standar (dalam menekan penularan COVID-19), di negara lain itu enggak ada," ucap Jokowi.
Lebih lanjut, terkait opsi lockdown, hal itu juga tidak mungkin untuk diterapkan. Sehingga ia meminta jajarannya terus bekerja memikirkan cara agar penularan COVID-19 dapat ditekan.
"Yang bener yang mana, yang lockdown juga eksponensial juga. Saya ingin Menko mengajak sebanyak-banyaknya epidemiologi terkait desain kebijakan untuk betul-betul bisa lebih komperhensif," kata Jokowi.
Presiden Jokowi saat pimpin ratas tentang Pendisiplinan Melawan Covid-19, Istana Kepresidenan Bogor. Foto: Rusman/Biro Pers Sekretariat Presiden

Februari Ini Kita Kepung dengan Vaksinasi

Terkahir, Jokowi kemudian menyinggung masalah vaksinasi dalam ratas. Pemerintah memang sudah memulai vaksinasi COVID-19 secara serentak sejak 14 Januari lalu. Dalam vaksinasi tahap awal, difokuskan menyasar para tenaga kesehatan.
ADVERTISEMENT
"Kita harapan di Februari ini kita kepung dengan vaksinasi. Saya ingin dengar implementasinya di lapangannya," kata Jokowi.
Hanya saja, terkait vaksinasi ini Jokowi belum memberikan rincian lebih lanjut. Namun Menkes Budi Gunadi Sadikin telah menargetkan sebanyak 1,5 juta tenaga kesehatan disuntik vaksin corona Sinovac hingga akhir Februari.
"Sampai tadi jam 10-an, sudah 500 ribu lebih yang sudah kita vaksinasi dan pernah sampai yang tertinggi hari Kamis (28/1) itu sampai 78 ribu," ujar Menkes Budi.
"Ini naik terus mulai dari awal dengan segala kesulitan di awal-awal. Tapi sekarang sudah bisa hampir 80 ribu sehari, minggu depan semoga bisa 100 ribu sehari," tutur Menkes Budi Gunadi Sadikin.

Penjelasan Istana Video Ratas Jokowi Baru Diumumkan Setelah Dua Hari

Rapat terbatas itu digelar pada Jumat, 29 Januari 2021. Namun Biro Pers dan Media Istana (BPMI) baru merilis videonya Minggu (31/6) sore. Kenapa?
ADVERTISEMENT
Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden RI, Bey Triadi Machmudin, mengatakan ada beberapa pertimbangan mengapa video itu baru dirilis dua hari setelah ratas.
"Karena kami melihat bahwa masyarakat perlu tahu bahwa dalam penanganan COVID ini. Bapak Presiden memperhatikan betul pelaksanaan di lapangan. Data-data, baik data kesehatan terkait dengan penanganan COVID maupun data tentang ekonomi menjadi perhatian Bapak Presiden," kata Bey.
Bey menambahkan, arahan Jokowi dalam ratas pendisiplinan melawan COVID-19 itu sudah sangat tegas. Jokowi ingin penerapan PPKM di lapangan dievaluasi dan diperbaiki.
"Dan arahan Bapak Presiden tegas bahwa implementasi PPKM sangat lemah dan tidak konsisten. Bapak Presiden ingin adanya pelaksanaan di lapangan dengan cara-cara yang yang lebih praktis dan sederhana sehingga masyarakat paham pentingnya 3M," tutur Bey.
ADVERTISEMENT
"Jadi atas pertimbangan di atas dan juga setelah kami pelajari, kami baru rilis hari ini," tutup dia.