Kala Mahfud Curhat Gagal Jadi Wapres dan 4 Kali Nyaris Jadi Menteri

21 November 2019 23:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Polhukam Mahfud MD. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Polhukam Mahfud MD. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
Menko Polhukam Mahfud MD menghadiri acara silaturahmi dan syukuran ditunjuknya sejumlah kader HMI dan KAHMI menjadi menteri dalam Kabinet Indonesia Maju. Acara itu digelar di kediaman Akbar Tandjung di Jalan Punawarman No 18, Jakarta Setelan, Kamis (21/11) malam.
ADVERTISEMENT
Saat memberikan sambutan, Mahfud sempat bercerita mengenai beberapa kegagalannya dalam menduduki sejumlah posisi penting di pemerintahan. Mulai dari gagal menjabat sebagai Wakil Presiden mendampingi Jokowi hingga gagal calon menteri di era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Terus terang ketika saya enggak jadi Wakil Presiden ketika sudah banyak berharap, saya juga berharap, kita juga berharap karena sudah buat baju, ketika enggak jadi, inilah mengalir, nanti akan ada aliran lain. Karena itu dari Allah," kata Mahfud di lokasi.
Sebagai catatan, Mahfud sempat digadang-gadang akan menjadi Wakil Presiden mendampingi Jokowi di Pemilu 2019 lalu. Namun pada akhirnya bukan Mahfud yang ditunjuk Jokowi sebagai calon Wakil Presiden melainkan mantan Ketua Umum MUI Ma'ruf Amin.
"Pada waktu itu tenang saja dan yang ingin saya bangun itu bahwa Pak Jokowi itu tidak mempermainkan saya. Saya ingin membangun Pak Jokowi itu sungguh-sungguh," jelas Mahfud.
Menko Polhukam Mahfud MD. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
Meski pada akhirnya gagal menjadi wapres, Mahfud tidak kecewa. Justru ia mendapatkan banyak hikmah dari perisitiwa itu.
"Pada waktu itu isu politik dan saya ingin membangun waktu itu saya tidak marah. Saya baik dengan beliau, saya ikut mendukung meskipun tidak vulgar-vulgar amat. Sehingga pada akhirnya saya akhirnya mengalir ke tempat yang namanya kabinet," tutur Mahfud.
Selain bercerita soal kegagalan menjadi Wapres, Mahfud juga bercerita mengenai peristiwa tak kunjung ditunjuk oleh Presiden Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono sebagai menteri. Menurutnya, SBY sudah empat kali memanggil Mahfud dan menjanjikan posisi menteri.
"Ketika saya menjadi anggota DPR waktu Pak SBY jadi Presiden, saya sudah dipanggil mau dijadikan menteri waktu itu, waktu periode pertama. 'Nanti Pak Mahfud ikut saya lagi, kalau saya menang' dan memang betul, dan dipanggil 4 kali," ungkap Mahfud.
ADVERTISEMENT
"Tapi enggak jadi dan Tuhan kira-kira memberi hikmah. 'Kamu jangan jadi menteri, jadi DPR dulu'. Sudah itu nanti kamu mengalir ke suatu tempat yang namanya Mahkamah Konsitusi, yang lebih bagus dari kabinet," tambahnya.
Mahfud mengakui dari sejumlah kegagalan itu, ia mendapatkan banyak pengalaman dan pelajaran berharga. Menurutnya, dari sana ia banyak belajar untuk terus bersabar dan berjuang.
"Cerita manusia mengalir sesuai kehendak Allah. Jadi disebut air mengalir, waktu enggak jadi enggak apa-apa. Saya berpikir tidak sakit hati itu untuk bersabar, berjuang hebat, akhirnya jatuh juga. Kalau saya tidak jatuh cuma enggak jadi masuk, untuk apa sedih," ucap Mahfud.
Selain itu, Mahfud bersyukur karena di Kabinet Indonesia Maju terdapat banyak kader HMI dan KAHMI. Ia juga memohon doa restu agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik sebagai Menkopolhukam.
ADVERTISEMENT
"Saya akan berkerja sesuai amanah ini dan tentu mohon doa dan dukungannya berbuat yang terbaik," tutup Mahfud.