Kala Pandemi Virus Corona Tak Halangi Ibadah Haji 2020

1 Agustus 2020 7:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz. Foto: Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz. Foto: Reuters
ADVERTISEMENT
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz, mengungkapkan betapa beratnya kondisi dunia yang tengah berperang melawan pandemi virus corona.
ADVERTISEMENT
Begitu juga dengan pelaksanaan ibadah Haji 2020 yang harus berjalan dengan berbagai pembatasan. Tahun ini, Saudi hanya menerima 1.000 jemaah haji dari 160 negara.
1.000 jemaah haji ini 70 persen jemaah diisi oleh WNA/ekspatriat yang tinggal di Arab Saudi dan 30%-nya diisi oleh warga Saudi, dengan mengutamakan warga negara yang bekerja pada bidang kesehatan dan keamanan.

Persiapan Saudi Sambut Jemaah Haji

Suasana saat Masjidil Haram disterilkan. Foto: Kementerian Media Arab Saudi
Haji 2020 menjadi haji yang istimewa bagi 10 ribu jemaah yang terpilih menunaikan rukun Islam kelima ini. Jemaah yang terpilih tahun ini diwajibkan melakukan karantina selama 7 hari.
Demi mencegah serangan virus corona, protokol kesehatan ketat juga diberlakukan pemerintah Saudi. Salah satu peranti protokol kesehatan adalah gelang pintar (smart bracelet) yang wajib dipakai oleh jemaah. Gelang itu sudah dibagikan oleh petugas kesehatan yang berkunjung ke kediaman para calon jemaah.
ADVERTISEMENT
Gelang pintar itu merekam data-data kesehatan jemaah, termasuk berfungsi memonitor pergerakan jemaah yang saat ini tengah menjalani karantina di rumah masing-masing sejak Sabtu (18/7).
Tanda social distancing terpasang di dekat Mataf (tempat tawaf) di seputar Ka'bah, Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi. Foto: Kementerian Media Arab Saudi
Persiapan lainnya adalah pemberian tanda penerapan jaga jarak (physical distancing). Antarjemaah nantinya berjarak 1,5 meter hingga 2 meter dalam setiap kesempatan.
Dipasang juga marka atau tanda jaga jarak di berbagai tempat suci selama pelaksanaan ritual haji, termasuk tempat tawaf (mataf) yang terletak di sekitar Ka’bah di Masjidil Haram, Makkah.
Pengelola Masjidil Haram juga melakukan disinfeksi dan sterilisasi seluruh sudut bangunan sebanyak 10 kali sehari. Pengerjaannya pun dibantu oleh 3.500 pekerja.
Setelah itu, para jemaah haji mulai memasuki Makkah secara bergelombang dan wajib menjalani karantina selama 4 hari.
ADVERTISEMENT

Haji 2020 Hari Pertama

Jemaah haji 2020 melaksanakan tawaf dengan social distancing, Rabu (29/7). Foto: Twitter/@hsharifain
Pelaksanaan Haji 2020 hari pertama dimulai Rabu (29/7). Tujuan pertama para jemaah yakni tempat miqat (tempat dimulainya ibadah haji/umrah) di Masjid Qarn Al Manazil, yang terletak 94 km timur Makkah. Dan hanya satu tempat miqat saja yang disediakan, yakni Qarn Al Manazil.
Protokol kesehatan diterapkan, mulai jaga jarak, kapasitas bus yang 20 orang, dan selalu memakai masker. Setelah mengambil miqat, dalam perjalanan menuju tempat tawaf di Masjidil Haram, mereka melantunkan kalimat talbiyah.
Jemaah haji melakukan tawaf mengelilingi Ka'bah dengan menerapkan jaga jarak sosial (social distancing) di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi. Foto: AP Photo
Kemudian, jemaah melaksanakan tawaf qudum atau tawaf kedatangan di Masjidil Haram, Makkah. Tawaf dilakukan dengan mengelilingi Ka’bah tujuh kali berlawanan dengan jarum jam.
Para jemaah pria dan wanita tampak berjalan rapi sesuai stiker social distancing yang dipasang beberapa hari sebelumnya. Jarak antarjemaah sekitar 1,5 meter hingga 2 meter.
ADVERTISEMENT
Setelah melakukan tawaf qudum, jemaah selanjutnya menuju penginapan mereka di Mina Towers, sekitar 5 km dari Masjidil Haram.
Di Mina, jemaah tinggal di Mina Tower, bangunan tinggi seperti hotel/apartemen. Sedangkan di Arafah, jemaah tinggal di tenda berpendingin udara.
Tanda jaga jarak sosial (sosial distancing) terpasang di lift Mina Towers, tempat jemaah haji 2020 menginap. Foto: Kementerian Media Arab Saudi
Suasana Mina Towers, tempat jemaah haji 2020 menginap. Foto: Kementerian Media Arab Saudi
Di Mina, satu jemaah mendapatkan satu bed berukuran personal ditambah sofa tunggal. Tampak sajadah, bantal, selimut, tempat sampah dan meja kecil tersedia di kamp tersebut.
Rangkaian berlanjut dengan pelaksanaan sai, yaitu berjalan atau lari-lari kecil antara bukit Safa ke bukit Marwa yang berjarak sekitar 450 meter dan tujuh kali bolak-balik. Ritual yang berlangsung di kompleks Masjidil Haram.

Haji 2020 Hari Kedua

Jemaah haji mengenakan masker berdoa di dalam Masjid Namira di Arafah, Makkah, Arab Saudi, Kamis (30/7). Foto: Saudi Press Agency/Handout via REUTERS
Haji 2020 memasuki hari kedua dan mencapai puncaknya, yaitu wukuf (berdiam diri) di Arafah, Kamis (30/7). Wukuf di Arafah merupakan rukun haji.
ADVERTISEMENT
Tidak sah haji seseorang jika tidak melakukan wukuf. Pada musim-musim haji sebelumnya, jemaah yang sakit pun akan disafariwukufkan mengingat pentingnya ibadah ini. Wukuf diisi dengan memperbanyak zikir, doa, istighfar, dan introspeksi diri.
Umat Muslim memakai masker ketika memanjatkan doa di padang Arafah, Mekkah Arab Saudi. Foto: Kementerian Media Arab Saudi via Reuters
Khotbah Arafah menjadi awal rangkaian wukuf. Khotbah Arafah untuk haji 2020 dibacakan oleh Sheikh Abdullah Al-Manea, anggota Dewan Cendikiawan dan Penasihat Kerajaan Arab Saudi.
Isi khotbah mulai dari ajakan bertakwa meng-esa-kan Sang Pencipta, bersabar atas segala ujian, tentang wabah penyakit yang terjadi saat ini, hingga soal syariat yang melarang menyulut konflik dan terorisme. Bahkan, khotbah Arafah ini juga diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Setelahnya, para jemaah melakukan salat fardu di Masjid Namirah, dan kemudian melanjutkan ibadah wukuf di Arafah.
ADVERTISEMENT

Haji 2020 Hari Ketiga

ADVERTISEMENT
Bertepatan dengan Idul Adha 10 Zulhijah 1441 H, Jumat (31/7), sejumlah agenda berlangsung yakni melempar jumrah di Mina dan tawaf ifadah.
Lempar jumrah Aqobah di Mina dengan menerapkan social distancing. Foto: Saudi Press Agency via REUTERS
Setibanya di Muzdalifah, para jemaah tidak mengambil sendiri kerikil yang akan dilemparkan, tapi diberikan oleh panitia. Kerikil tersebut telah disterilisasi sebagai bagian pencegahan penularan virus corona.
Jaga jarak juga tetap diberlakukan untuk memastikan protokol kesehatan berjalan. Setiap jemaah tak boleh berdempetan. Mereka berdiri di tanda berwarna kuning yang sudah disediakan.

Jemaah Haji WNI

Beruntungnya, terdapat 13 warga negara Indonesia (WNI) yang berkesempatan mengikuti haji tahun ini.
Ke-13 WNI itu di Arab Saudi antara lain bekerja sebagai guru, petugas kebersihan (cleaning service), pekerja restoran, dan ibu rumah tangga. Mereka tersebar di berbagai kota Arab Saudi, seperti Madinah, Riyadh, dan Jeddah.
ADVERTISEMENT
Dari 13 WNI yang terpilih naik haji 2020, satu di antaranya adalah Muhammad Wahyu. Dia adalah seorang guru di Sekolah Riyadh Indonesia (SRI) dan baru setahun di sana.
Lewat akun Youtube Majlis Jumali milik Konsul Haji-1 KJRI Jeddah, Endang Jumali, Wahyu menceritakan pengalaman mendaftar haji khusus ekspatriat secara online.
Muhammad Wahyu (kiri), WNI yang naik haji 2020 diwawancarai Konsul Haji-1 KJRI Jeddah Endang Jumali. Foto: Dok. Youtube Majlis Jumali
“Saya daftar hari kelima, masyaallah itu memang sudah waktu-waktu terakhir. Saya konsultasi pada orang tua minta ridhonya, semoga saya bisa, apalagi kan dibatasi, usia, dan berbagai hal-lah,” ujar Wahyu.
“Saya penginnya tuh bawa keluarga, terutama istri dan anak. Ternyata usia (dibatasi) minimal itu 20 tahun. Anak saya nggak bisa,” ujar Wahyu yang memiliki seorang anak balita ini.
Saat menerima pengumuman lolos, ia mengaku gembira namun juga bingung. “Jadi saya sendiri (yang lolos), sempat bingung juga. Bingung campur bahagia, campur senang. Bingungnya karena tidak ada teman. Ya alhamdulillah, mungkin ini sudah panggilan. Ya, bismillah,” cerita Wahyu.
ADVERTISEMENT
=====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona