KAMI Respons Megawati: Tak Akan Jadi Parpol, Silakan PDIP Usung Puan atau BG

26 Agustus 2020 19:06 WIB
Deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia. Foto: Youtube/Realita TV
zoom-in-whitePerbesar
Deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia. Foto: Youtube/Realita TV
ADVERTISEMENT
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri menduga pembentukan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) sebagai kendaraan politik bagi pihak yang membentuk KAMI untuk menjadi presiden.
ADVERTISEMENT
Menanggapi itu, Ketua Komite Eksekutif KAMI Ahmad Yani menegaskan KAMI tak akan berubah menjadi ormas atau pun parpol dan tetap menjadi gerakan moral.
"Bagaimana mungkin KAMI ini akan menjadi alat atau kendaraan politik orang per orangan atau kelompok yang ingin jadi presiden. Sedangkan KAMI sendiri tidak akan pernah menjelma menjadi ormas atau pun parpol," kata Ahmad Yani saat dimintai tanggapan, Rabu (26/8).
"Ini semata-mata memang dalam rangka gerakan moral, gerakan politik moral, dalam rangka sebagaimana namanya KAMI, aksi untuk menyelamatkan Indonesia. KAMI tidak akan tergoda, ada mungkin kata orang karena dukungan banyak mau menjelma mentransformasi diri menjadi gerakan ormas atau politk. Kami enggak akan tergoda itu," lanjut dia.
Meski begitu, Ahmad Yani menyambut baik respons Megawati terhadap keberadaan KAMI. Dia pun menyerahkan kepada PDIP sebagai partai besar untuk mempersiapkan calon presiden di Pilpres 2024 seperti Ketua DPR Puan Maharani, Kepala BIN Budi Gunawan, atau pun Mendagri Tito Karnavian.
ADVERTISEMENT
"KAMI berterima kasih kepada Bu Mega beliau sebagai ketum partai besar merespons KAMI. Biarkan namanya kalau mau jadi presiden kita dukung Bu Mega lagi, kalau Bu Mega mau jadi presiden atau Mba Puan ya silakan itu kan memang wilayah mereka, wilayah politik kan," tuturnya.
Megawati Soekarnoputri memberikan pengarahan usai pengumuman calon kepala daerah di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Rabu (19/2). Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
"Ada Mbak Puan, ada Pak Budi Gunawan atau ada Tito. Biarkanlah mereka itu bicara masalah presiden mungkin agendanya 2024," sebut Ahmad Yani.
Apalagi, kata dia, bedasarkan UUD, calon presiden hanya bisa diusung oleh parpol politik, bukan gerakan moral seperti KAMI.
"Jadi kalau bicara masalah pilpres masalah presiden itu adalah politik praktis, silakanlah yang punya instrumen dan wadah itu, berdasarkan konstitusi kan parpol, mereka bicara itu kami tidak dalam konteks itu," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Ahmad Yani menjelaskan keterlibatan Gatot Nurmantyo dan Din Syamsuddin dalam KAMI tak bertujuan sebagai ambisi Pilpres 2024. Menurutnya, kedua tokoh itu hanya ingin membantu menyelamatkan Indonesia, salah satunya setelah RUU HIP dinilai mengganggu ideologi Pancasila.
"Enggaklah, mereka berkomitmen baik Pak Din sudah menyelesaikan masalah urusan-urusan dunianya, sudahlah dia semata-mata ingin menyumbangkan untuk menyelamatkan bangsa ini. Pak Gatot juga, kenapa Pak Gatot bangkit sebenarnya dia tak mau bangkit, baru akhir-akhir ini aja karena dia merasa ideologi negara ini sebagai tentara sudah mulai terancam dengan isu RUU HIP," tandas Ahmad Yani.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.