Kamu Kontak Erat dengan Kasus Positif Corona? Ini yang Harus Dilakukan

30 September 2020 13:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Apa itu contact tracing? dok.  Satgas COVID-19
zoom-in-whitePerbesar
Apa itu contact tracing? dok. Satgas COVID-19
ADVERTISEMENT
Contact tracing adalah elemen sangat penting dalam upaya memutus mata rantai penularan corona. Anggota tim pakar Satgas COVID-19 Dewi Nur Aisyah mengungkapkan, pekerjaan tenaga kesehatan yang melakukan contact tracing di lapangan itu berat.
ADVERTISEMENT
"Ketika mereka menemukan satu laporan kasus positif maka dia akan mendatangi pasien tersebut, ditanya riwayat perjalanannya, komorbidnya, berapa lama perjalanannya? Kemudian ditanya pernah kontak erat dengan siapa saja," kata Dewi dalam diskusi virtual di BNPB, Rabu (30/9).
Kemudian nakes tersebut akan mendata secara detail. Kontak erat terus ditelusuri agar penularan bisa dicegah.
"Misalnya, nah ini listnya. Saya serumah dengan ayah, ibu, dan anak. Saya kemudian ke kantor ketemu teman saya. Terus diidentifikasi lagi, siapa saja kah orang yang punya kotak erat dengan kasus positif. Nanti kontak erat disamperi oleh petugas di lapangan," urai dia.
Pekerjaan berikutnya, lanjut Dewi, mencari informasi ke kontak erat. Pemeriksaan PCR pun dilakukan.
"Lalu ditanyakan kondisinya, ada gejala atau tidak, lalu dilakukan pemeriksaan bisa dengan swab untuk memastikan positif atau tidak," tutur Dewi.
Dewi Nur Aisyah, Tim Pakar Gugus Tugas COVID-19. Foto: BNPB
Yang Harus Dilakukan Kontak Erat
ADVERTISEMENT
Dewi menjelaskan, yang wajib dilakukan ketika kontak dengan pasien positif adalah karantina atau isolasi mandiri sampai dengan hasil swab keluar.
"Jangan pergi-pergi dulu. Biasanya kontak erat ini banyak yang tidak menunjukkan gejala tapi ternyata setelah diperiksa positif juga," katanya.
Target minimal contact tracing, kata Dewi, minimal sampai 20 orang. Kalau kasus positif ataupun kontak erat berinteraksi dengan banyak orang, tracingnya bisa berkembang banyak.
"Kalau misalnya dia di rumah saja enggak akan banyak, hanya yang serumah saja. Kalau dia pernah keluar rumah atau kumpul sama temen temen makin banyak pohon pohon yang harus diperiksa," tutur Dewi.
"Biasanya dirunut 7 sampai 14 hari ke belakang," tuturnya.
Ilustrasi Corona. Foto: Indra Fauzi/kumparan
Jangan Bohongi Petugas Tracing
ADVERTISEMENT
Dewi mengimbau masyarakat tidak takut ketika ada penelusuran kontak erat corona. Apalagi sampai membohongi petugas.
"Atau jangan juga sampai berbicara enggak pernah serumah ternyata serumah. Ini jangan sampai terjadi, karena khawatir dengan kita berbohong kepada petugas akan membuat penularan berlanjut di sekitar," tegas alumni FKM UI itu.
Kejujuran, kata Dewi, sangat penting dilakukan. Menyembunyikan sesuatu ke petugas di lapangan membuat pandemi sulit teratasi.
"Jadi kejujuran dibutuhkan untuk memahami penelusuran, jangan sampai ada kontak erat yang tidak diketahui karena ada yang menyembunyikan pernah berinteraksi dengan pasien tersebut," tutup Dewi.
Infografik Penelusuran Kontak Erat Pasien Corona. Foto: kumparan