Kamu Nanya Varian Corona XBB Itu Apa? Sini kumparan Jelaskan

4 November 2022 9:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Infografik Gejala Corona Varian XBB Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Infografik Gejala Corona Varian XBB Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada 21 Oktober 2022, Indonesia resmi menyatakan bahwa XBB yang merupakan turunan atau subvarian Omicron SAR-CoV-2 telah terdeteksi di Indonesia. Per 27 Oktober 2022 jumlah kasusnya sudah mencapai 8 orang yang berasal dari transmisi lokal.
ADVERTISEMENT
Lantas apa itu subvarian XBB?
WHO dalam situs resminya menyebut XBB adalah rekombinan BA.2.10.1 dan BA.2.75. XBB yang memiliki prevalensi global 1,3% dan telah terdeteksi di 35 negara. [Rekombinan adalah bentuk genetik atau keturunan yang diperoleh melalui proses pemindahan dan penyusunan gen baru yang tidak terdapat pada induk].
XBB merupakan subvarian Omicron dan dipastikan lebih menular dari varian Omicron sampai 1,7 kali lipat.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, dr. Reisa Broto Asmoro, mengingatkan masyarakat untuk tak abai dengan kehadiran subvarian Omicron XBB. Subvarian ini terbukti cepat menular dan dapat menyerang mereka yang pernah terinfeksi varian lain.
ADVERTISEMENT
“Meskipun terdapat risiko gejala klinis yang ditimbulkan dapat lebih berat, belum ada bukti ilmiah mengenai perbedaan keparahan gejala,” ujar Erlina pada Kamis (3/11).
Gejala XBB tak jauh berbeda dari varian Omicron. Mulai dari demam atau kedinginan, batuk, sesak napas atau kesulitan bernapas, kelelahan, nyeri otot, sakit kepala, hilangnya rasa atau bau baru, sakit tenggorokan, hidung tersumbat atau pilek, mual atau muntah, hingga diare.
Infografik XBB Bikin Kasus Corona RI Naik 2 Kali Lipat. Foto: Dok. kumparan
Oleh karena subvarian ini merupakan hasil kombinasi dari varian Omicron dan Delta, gejala khusus seperti anosmia dan ageusia, yang merupakan gejala khas varian Delta, juga dapat terjadi.
Juru Bicara COVID-19 Kementerian Kesehatan, Dr M Syahril, menyatakan bahwa masuknya subvarian XBB di Singapura menyebabkan lonjakan tajam kasus COVID-19 dan peningkatan tren perawatan di rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Kasus di Indonesia juga meroket.
“Kita dalam satu bulan Oktober ini data kita rata-rata ini di bawah 200 semua. Sampai kemarin ada lonjakan kasus sebanyak 3.000,” ujar Syahril pada 25 Oktober.
Sehingga dengan demikian, masyarakat diminta untuk waspada dalam menghadapi potensi paparan COVID-19 dengan cara disiplin protokol kesehatan dan mengikuti vaksinasi COVID-19.
Menyerang yang Belum Pernah COVID-19
Sebagai negara yang mengalami lonjakan kasus serius, Singapura mengadakan penelitian untuk mengetahui pola penyebaran subvarian baru ini.
Lewat penelitian inilah diketahui bahwa infeksi subvarian XBB yang tercatat di Singapura didominasi oleh pasien yang belum pernah terinfeksi SARS-CoV-2—virus penyebab COVID-19.
“Ini hal yang menarik yang dilaporkan oleh Singapura bahwa menyatakan infeksi COVID-19 ini didominasi oleh pasien yang belum pernah terinfeksi COVID-19 sebelumnya,” kata Erlina Burhan.
dr Erlina Burhan. Foto: Dok. Pribadi
Kelompok orang yang belum pernah terjangkit COVID-19 disebut juga dengan COVID Naive.
ADVERTISEMENT
“Jadi orang yang tidak pernah COVID maka hati-hati, risiko untuk menderita COVID dengan XBB ini lebih tinggi dibandingkan orang yang pernah kena COVID,” ujarnya.