Kans Sandi Jadi Capres 2024 Dinilai Lebih Besar Jika Tak Separtai dengan Prabowo

3 November 2020 15:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno (kanan) tiba di Gedung Nusantara, kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno (kanan) tiba di Gedung Nusantara, kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
ADVERTISEMENT
Menjelang Muktamar ke-IX PPP, nama Wakil Ketua Dewan Pembina Sandiaga Uno yang masuk dalam caketum PPP menjadi sorotan.
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya, mengatakan peluang Sandiaga menjadi capres di Pilpres 2024 lebih terbuka besar apabila menjadi pimpinan partai lain.
Sebab, kata Yunarto, apabila Sandi tetap berada di Gerindra, ia akan terganjal Ketum Prabowo Subianto yang memiliki posisi lebih kuat sebagai capres.
"Dari sisi Sandinya, apakah ada kebutuhan itu menurut saya peluang Sandi untuk bisa berkiprah di karier politiknya terutama 2024 lebih besar terbuka peluangnya. Ketika dia tidak ada dalam satu perahu dengan calon presiden lain yang bahkan lebih kuat dan punya posisi lebih mengakar di partai tersebut," kata Yunarto saat dihubungi, Selasa (3/11).
"Dalam hal ini kita bicara Prabowo dan sulit melihat kemungkinan Gerindra akan punya dua capres atau misalnya mereka akan bergabung kembali menjadi capres cawapres karena unsur komplementernya akan hilang," imbuh dia.
Sandiaga Uno saat launching buku #kamioposisi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/2). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Menurut Yunarto, jika Sandiaga memutuskan bergabung dengan PPP akan terjadi simbiosis mutualisme yang menguntungkan. Namun, ia berpandangan terdapat sejumlah kendala bagi Sandi jika ingin bergabung dengan PPP.
ADVERTISEMENT
Misalnya, AD/ART terkait syarat menjadi ketum PPP hingga restu dari Prabowo.
"Setahu saya untuk maju sebagai caketum PPP dia harus 5 tahun atau satu periode menjadi pengurus DPP dan itu hanya bisa dilakukan kalau Muktamarnya membatalkan AD/ART dan itu keputusan dari PPP sendiri," ujarnya.
"Kedua, izin dari Pak Prabowo. Biar bagaimana pun karena bukan tidak mungkin keberadaan Sandi di PPP belum tentu kan pilihan sebagai upaya saling melengkapi," imbuh Yunarto.
Dia berpandangan restu Prabowo sangat penting. Sebab, bisa saja Sandi dianggap sebagai ancaman apabila maju sebagai capres melalui partai lain.
Suasana Pembukaan Mukernas V PPP di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
"Kalau tujuannya mereka ingin maju kembali bukan tidak mungkin kan dia malah sebagai ancaman bagi Prabowo sendiri ketika punya peluang untuk berkompetisi. Bahkan dibandingkan ketika Sandi tetap di Gerindra kan tidak sebagai kompetitor," ujar Yunarto.
ADVERTISEMENT
Terlebih, kata dia, ambisi Prabowo sebagai capres 2024 lebih besar setelah menjadi Menhan di pemerintahan Jokowi.
"Kalau kita lihat sekarang dengan keberadaan Prabowo menjadi Menhan ya sebetulnya kan ambisi sepertinya makin besar untuk maju kembali," tandas dia.