Kapal Pengangkut Puluhan Pengungsi Rohingya Tenggelam, 50 Orang Hilang

24 Mei 2022 13:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengungsi etnis Rohingya menunggu di atas kapal saat proses evakuasi oleh TNI AL ke Pelabuhan ASEAN, Krueng Geukuh, Aceh Utara, Aceh. Foto: ANTARA FOTO/Rahmad
zoom-in-whitePerbesar
Pengungsi etnis Rohingya menunggu di atas kapal saat proses evakuasi oleh TNI AL ke Pelabuhan ASEAN, Krueng Geukuh, Aceh Utara, Aceh. Foto: ANTARA FOTO/Rahmad
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebuah kapal yang mengangkut sekitar 90 orang pengungsi Rohingya tenggelam akibat cuaca buruk di lepas pantai Myanmar pada akhir pekan ini. Menurut laporan media setempat, puluhan orang hilang, termasuk anak-anak.
ADVERTISEMENT
Mengutip informasi dari penduduk di pesisir Shwe Taung Yan, Radio Free Asia melaporkan lebih dari 20 orang yang selamat ditahan oleh pihak berwenang di wilayah Ayeyarwady Myanmar.
“Menurut para korban selamat, kapal yang menuju Malaysia itu mengalami masalah dalam beberapa hari setelah berangkat dari Sittwe di Negara Bagian Rakhine Myanmar pada 19 Mei, Ayeyarwaddy Times melaporkan. Sejauh ini, setidaknya 14 mayat telah ditemukan. Tetapi lebih dari 50 orang masih hilang," kata Radio Free Asia, dikutip dari Reuters.
Pada 2017 lebih dari 730.000 kaum etnis Rohingya melarikan diri ke negara tetangga Myanmar, Bangladesh, guna menghindari tindakan diskriminasi dan penganiayaan yang dilakukan oleh kaum agama mayoritas serta militer.
Kapal Rohingya terdampar di Aceh. Foto: Dok. Istimewa
Selain Bangladesh, Negeri Jiran menjadi destinasi utama yang dituju pengungsi Rohingya. Malaysia sebagai negara yang berpenduduk mayoritas Muslim dianggap lebih berempati terhadap kaum etnis Rohingya meski negara itu tidak secara resmi mengakui mereka sebagai pengungsi.
ADVERTISEMENT
Menurut UNHCR dalam rentang waktu Januari hingga Mei tahun ini, sekitar 630 kaum etnis Rohingya telah melakukan percobaan melarikan diri melalui perjalanan laut melintasi Teluk Benggala. UNHCR juga mencatat sejumlah 60 persen pengungsi yang melarikan diri melalui perjalanan laut itu terdiri dari perempuan dan anak-anak.
"Tragedi terbaru menunjukkan sekali lagi rasa putus asa yang dirasakan oleh Rohingya di Myanmar dan di kawasan itu," kata Direktur UNHCR untuk Asia dan Pasifik Indrika Ratwatte dalam sebuah pernyataan.
Terkait peristiwa nahas itu, hingga saat ini juru bicara pemerintah militer Myanmar enggan memberikan komentar.