Kapan Indonesia Bisa Produksi Vaksin Dalam Negeri?

5 April 2021 10:16 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Vaksinesia.
 Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Vaksinesia. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Menristek Bambang Brodjonegoro/Kepala BRIN berulang kali berbicara mengenai pentingnya pengembangan vaksin Merah Putih. Dia menegaskan, ini penting untuk menjaga kebutuhan vaksin jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Indonesia, menurut dia, tidak boleh ketinggalan dengan negara besar lainnya. Misalnya dari India, China, dan Amerika Serikat.
"Kita tak boleh ketinggalan jauh dari India. Indonesia penduduknya terbesar keempat di dunia, 3 negara di atas kita sudah maju sekali industri vaksinnya. Tidak hanya pabrikannya, tapi sisi RnD [Research and Development]-nya. Amerika dan China tak perlu ragu lagi karena sudah lihat buktinya seperti Sinovac, Sinopharm dari China, Pfizer, Moderna dari AS," kata Bambang.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mendampingi Presiden Jokowi menyaksikan vaksinasi karyawan industri keuangan di BEI. Foto: Instagram/@smindrawati
Bambang lebih khusus menyoroti India. Sebab, mereka bisa mengembangkan vaksin dengan cepat.
"Yang kita belum banyak dengar tapi sudah bisa vaksinasi dengan vaksin yang dikembangkan sendiri adalah India. Harus lihat India karena mereka tak sekadar melakukan hilirisasi vaksin yang dikembangkan orang lain," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
"Tapi mengembangkan vaksinnya dari 0. Itulah yang kami jadikan pedoman di dalam pengembangan vaksin Merah Putih," imbuh dia.
Gedung LBM Eijkman. Foto: Facebook/Eijkman Institute
Saat ini ada 6 institusi yang aktif terlibat dalam pengembangan vaksin Merah Putih, yakni Unair, Undip, ITB, LIPI, Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, dan UGM.
"Unair waktu paparan terakhir masih ingin mengembangkan adenovirus, tetapi perkembangan terbaru dengan melihat perkembangan PT Biotis yang akan jadi mitranya berubah menjadi platform inactivated virus seperti Sinovac," jelas Bambang.
"Kemudian LIPI dengan protein rekombinan, ITB dengan adenovirus, UI mengembangkan dengan DNA mRNA dan virus like particle, dan UGM dengan subunit protein rekombinan," jelas Bambang.
Ilustrasi vaksinesia. Foto: kumparan

Eijkman Terdepan, Sudah Serahkan Bibit Virus

Sementara, Eijkman menjadi yang terdepan dalam pengembangan vaksin Merah Putih. Mereka sudah menyerahkan bibit virus ke Bio Farma selaku produsen.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, bibit ini akan diuji praklinis ke hewan. Lantas, memasuki uji klinis tahap I ke manusia bila semua prosesnya lancar.
Alasan lain pentingnya produksi vaksin dalam negeri adalah vaksin impor yang saat ini belum diketahui kedaluwarsa masa imunitasnya. Bisa setahun, dua tahun, atau 3 tahun. Jadi menurut Bambang, kemandirian vaksin teramat penting.
Rancangan roadmap vaksin Merah Putih. Foto: Kemristek/BRIN
Vaksin Merah Putih adalah vaksin yang bibitnya diteliti dan dikembangkan di Indonesia, menggunakan isolat virus yang bertransmisi di Indonesia, dan nantinya akan diproduksi oleh perusahaan farmasi Indonesia
Lalu, kapan vaksin Merah Putih benar-benar bisa diproduksi? Apakah mungkin menyediakan vaksin ini ke mereka yang belum menerima vaksin?
Nantikan selengkapnya dalam acara peluncuran atau launching program Vaksinesia di kumparan dengan Bambang Brodjonegoro sebagai salah satu pembicaranya.
ADVERTISEMENT
Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro akan mengupas tuntas soal 'Kapan Bisa Produksi Vaksin Dalam Negeri' pada Minggu, 11 April 2021 mulai pukul 13.00 WIB.