Kapolda Bali Bandingkan Bali dengan Italia dan Paris yang Banyak Copet

10 Desember 2019 12:49 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolda Bali Irjen Pol Petrus Reinhard Golose. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kapolda Bali Irjen Pol Petrus Reinhard Golose. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
Kapolda Bali Irjen Petrus Reinhard Golose menanggapi sejumlah aksi kejahatan jalanan atau street crime yang menyasar turis asing di Bali. Aksi crime street menjadi salah satu atensi khusus Polda Bali saat pengamanan libur Hari Raya Natal 2019 dan Tahun Baru 2020.
ADVERTISEMENT
Golose mengatakan pihaknya akan mengantisipasi segala jenis crime street seperti aksi perampokan, pencurian, begal hingga geng motor di Pulau Dewata. Antisipasi dilakukan dengan meningkatkan patroli di sejumlah tempat objek wisata, pelabuhan, terminal, bandara, dan lain sebagainya.
“Yang ikut jadi atensi (liburan Natar). Yang perlu diantisipasi adalah street crime yang mungkin akan melibatkan turis dan sebagainya tetapi kita sudah membuat kegiatan-kegiatan nanti secara humanis, ada patroli,” kata Golose di Mapolda Bali, Denpasar, Selasa (10/12).
Kapolda Bali Irjen Pol Petrus Reinhard Golose. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Menurut Golose, sejauh ini crime street di Bali masih dalam batas wajar. Sebab kejahatan jalanan yang menyasar turis juga banyak terjadi di negara lain selain Indonesia.
“Kemarin di Italia banyak copet, kemarin juga di Paris banyak kejadian, di Amerika di Chicago tiap hari, turis di Bali juga ada. Tapi menurut saya kasusnya masih dalam batas street crime yang belum meresahkan," tegas Golose.
ADVERTISEMENT
"Dan yang lebih penting lagi semua kasus itu bisa diungkapkan oleh jajaran reserse saya dari Ditkrimum dan Polresta, tuntas, dan kita mendapatkan apresiasi dari duta besar yang datang di sini,” tambahnya.
Meski begitu, Golose meminta para turis asing yang berada di Bali untuk tetap waspada. Dia berharap para turis ini tidak meributkan hal yang masih bisa diatasi oleh polisi.
“Yang perlu diperhatikan, teori paling sederhana sejak dulu adalah niat dan kesempatan. Saya juga minta kepada turis mereka sendiri yang ribut seakan-akan pulau (Bali) yang tidak aman,” ujar dia.
Belum lama ini terjadi tiga kasus perampokan dan begal terhadap dua turis asing di Bali. Pertama, korban WN Jepang bernama Mika Hasegawa dirampok di apartemennya di Denpasar. Mika lompat dari kamarnya di lantai dua karena dicekik perampok.
ADVERTISEMENT
Tak lama berselang, WN Spanyol bernama Rosse Pie Leal dirampok di pinggir jalan usai menikmati keindahan Pantai Padang-Padang, Kuta.
Terbaru, seorang WN Australia bernama Emma Bell jadi korban begal di kawasan Canggu, Kuta. Emma menderita luka parah dan kembali ke negaranya untuk perawatan.