Kapolres Mandailing Natal: Ada Provokator saat Demo Tuntut Kades Mundur

1 Juli 2020 11:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mobil Wakapolres Madina yang dibakar massa. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Mobil Wakapolres Madina yang dibakar massa. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Polisi terus menyelidiki penyebab kericuhan saat demo menuntut Kades Mompang Julu, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara, mundur pada Senin (29/6). Dalam demo ricuh tersebut, mobil Wakapolres dibakar dan 6 polisi terluka.
ADVERTISEMENT
Kapolres Madina, AKBP Horas Tua Silalahi, mengatakan berdasarkan penyelidikan sementara, terdapat kelompok perusuh sebagai provokator yang memicu kericuhan.
Horas mengatakan kelompok perusuh bukan bagian dari massa aksi. Sebab pihaknya terus berkomunikasi intens dengan koordinator aksi bernama Awaluddin.
“Kami melihat ini kelompok perusuh, kemungkinan ada provokator. Kami tidak mengenal mereka karena kami tidak ada bicara dengan kelompok perusuh itu. Selama demo berlangsung kami berkordinasi intens dengan kordinator aksi (Awaluddin) dan tokoh masyarakat di situ,” kata Horas pada Rabu (1/7).
Horas bercerita pada awalnya demo berlangsung kondusif. Saat itu pukul 10.00 WIB massa memblokade jalan dengan melibatkan anak-anak, kaum ibu yang menggendong bayi, dan para orang tua.
Kapolres Madina AKBP Horas Tua Silalahi saat memberikan keterangan terkait kerusuhan ricuh saat demo BLT di Mandailing Natal. Foto: Dok. Istimewa
Selanjutnya Wakapolres AKBP Elizama Zalukhu dan pejabat Polres Madina lainnya berupaya berkordinasi dengan tokoh masyarakat dan kordinator aksi. Namun warga tetap tidak mau membuka blokade jalan sebelum kepala desa diberhentikan. Sebab warga menilai kades bernama Hendri Hasibuan telah menyelewengkan BLT.
ADVERTISEMENT
“(Saat itu) Pemkab Madina melalui Pak Sekda dan lainnya sudah meminta waktu selama 5 hari untuk memproses kepala desa, tapi massa tetap tidak menanggapinya dan mediasi menemui jalan buntu hingga sore," kata Horas.
Selanjutnya, kata Horas, polisi berusaha melakukan upaya persuasif kepada warga agar mau membuka blokade. Tetapi tiba-tiba polisi dilempari batu oleh kelompok perusuh dari arah belakang. Polisi lalu membentuk membentuk formasi mengendalikan massa.
“Di saat kami berusaha memberikan pemahaman kepada massa, sekitar pukul 17.10 WIB tiba-tiba ada pelemparan batu dari sekelompok orang (provokator) yang membuat massa kocar-kacir dan anggota kami juga kondisi saat itu tidak siap,’’ ujar Horas
“Wakapolres terjebak di situ dan mobilnya tertinggal. Kami mengambil langkah untuk bertahan dan mengalah supaya masyarakat perusuh tidak memprovokasi terus. kami mundur, dan akhirnya kami tidak bisa mempertahankan mobil Wakapolres, mobil beliau dibakar massa," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Horas menyatakan kini kondisi di lokasi sudah kondusif lantaran Hendri Hasibuan bersedia mundur dari jabatannya.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.