Kapolri: Kita Hadapi Kondisi Rentan Serangan Siber, Harus Persiapkan Pengamanan

17 Juli 2024 13:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo pada Rapim TNI-Polri di GOR Ahmad Yani, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (28/2/2024). Foto: Youtube/Kemhan RI
zoom-in-whitePerbesar
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo pada Rapim TNI-Polri di GOR Ahmad Yani, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (28/2/2024). Foto: Youtube/Kemhan RI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengakui serangan siber saat ini kian marak terjadi di Indonesia. Untuk itu, skema dalam proses pengamanan perlu diperkuat.
ADVERTISEMENT
"Kita menghadapi kondisi yang rentan terkait dengan masalah serangan siber. Sehingga mau tidak mau, kita harus mempersiapkan pengamanan di bidang serangan siber," kata Sigit dalam Rakorwas Kompolnas-Polri di Ancol, Jakarta Utara, Rabu (17/7).
Dalam menghadapi hal ini, Sigit menjelaskan, pihaknya telah menyusun sejumlah regulasi untuk memperketat keamanan dari layanan digital Polri. Nantinya, aplikasi hingga situs layanan Polri akan terlebih dulu di-asesmen keamanannya oleh Komite TIK Polri.
Selain itu, eks Kabareskrim ini memastikan, Korps Bhayangkara bakal melakukan peningkatan infrastruktur keamanan data.
Ilustrasi serangan siber. Foto: Shutterstock
"Mulai dari perangkat anti DDOS dan tentunya beberapa sistem pengamanan lain yang harus kita siapkan termasuk mekanisme pengamanan data," jelas Sigit.
"Dan tentunya kita harus melakukan pentest secara berkala. Artinya sistem keamanan yang sudah kita buat harus kita coba untuk kita terobos, apakah ini masih baik atau harus kita tingkatkan lagi," ungkap dia.
ADVERTISEMENT
Sigit mengatakan, saat ini juga telah dibentuk tim Computer Security Incident Response Team (CSIRT) yang bertugas melakukan penyelidikan pelaku kejahatan di bidang siber.
Tim ini hasil kerja sama Polri, Badan Sandi Siber Negara (BSSN), dari Badan Intelijen Negara (BIN), dan Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI.
"Ini tentunya terus kita lakukan, karena memang perkembangan kejahatan siber terus meningkat, sehingga selalu dibuat hal-hal baru untuk bisa menerobos sistem keamanan," paparnya.