Kasus Corona di Papua Nugini Memburuk, Australia Kirim Tim Medis dan Vaksin

10 April 2021 5:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisi memblokir jalan menuju gedung Parlemen di Port Moresby, Papua Nugini. Foto: NESS KERTON/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Polisi memblokir jalan menuju gedung Parlemen di Port Moresby, Papua Nugini. Foto: NESS KERTON/AFP
ADVERTISEMENT
Sistem kesehatan Papua Nugini hampir tumbang usai penambahan kasus corona melonjak dalam beberapa bulan terakhir. Dikutip dari AFP, kasus corona di Papua Nugini mencapai 1.000 pasien di tahun pertama pandemi.
ADVERTISEMENT
Namun pada Maret 2021, kasus corona di Papua Nugini bertambah 5 ribu pasien dalam sebulan. Lalu pada 7 April, jumlah pasien corona di Papua Nugini menuju angka 8 ribu kasus. Jumlah tersebut dinilai masih di bawah angka sebenarnya karena kurangnya testing.
Akibatnya, sejumlah rumah sakit (RS) di Papua Nugini menolak pasien baru karena melonjaknya kasus corona ditambah kurangnya staf medis.
Melihat kondisi tersebut, Australia mengirim tim ahli medis ke Papua Nugini untuk membantu penanganan kasus corona yang memburuk.
Menteri luar negeri Australia Marise Payne. Foto: AFP/Saeed KHAN
Ini merupakan kali kedua Australia mengirim tim ahli medis ke Papua Nugini. Sebelumnya, Australia pernah mengirim tim serupa pada Juli 2020.
Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne, mengatakan tim medis yang dikirimi ke Papua Nugini berjumlah 17 spesialis. Tak hanya membantu tim medis, Australia sekaligus mengirim 8 ribu dosis vaksin corona, APD, dan alat testing.
ADVERTISEMENT
"Kami akan terus bekerja dengan PNG (Papua Nugini) untuk membantu penyediaan vaksin," kata Payne dalam keterangannya.
Ilustrasi vaksin corona AstraZeneca. Foto: Massimo Pinca/REUTERS
Sementara itu PM Australia, Scott Morrison, menegaskan kembali komitmennya untuk mengamankan vaksin AstraZeneca bagi Papua Nugini dan Timor Leste. Jumlahnya diperkirakan mencapai 10 ribu dosis.
"Saya telah mengalihkan sejumlah vaksin itu untuk membantu upaya di Papua Nugini dan Timor Leste," kata Morrison.