Kasus COVID-19 di Semarang Naik, Ada Klaster Perkantoran hingga Sekolah

2 Februari 2022 18:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemkot Semarang dan Denpom Gelar Swab Acak ke Pengunjung. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Pemkot Semarang dan Denpom Gelar Swab Acak ke Pengunjung. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Kota Semarang di Jawa Tengah mencatatkan tambahan kasus COVID-19 terbanyak di tahun 2022 pada pekan awal Februari ini. Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Moch Abdul Hakam, mengatakan, kasus corona saat ini jauh lebih banyak ketimbang awal Januari 2022.
ADVERTISEMENT
"Hari ini memang peningkatan kasusnya lebih banyak dibandingkan periode awal di Januari," ujar Hakam di kantornya, Rabu (2/2).
Ia menyebut sumbangan kasus COVID-19 di Semarang berasal dari klaster perkantoran, klaster sekolah, hingga klaster pelaku perjalanan.
"Ada klaster kantor, ada klaster sebuah BUMN, ada klaster sekolah juga. Kemudian klaster pelaku perjalanan ini yang sedang kita tindaklanjuti, mudah-mudahan tidak menyebar ke beberapa lini 2 dan 3. Sebetulnya pelaku perjalanan atau tingkat mobilitasnya tinggi ini yang ternyata menyumbang paling banyak," jelas dia.

Tiga Prediksi Peningkatan Kasus COVID-19

Menurut Hakam, pada Februari 2022 ini diprediksi akan terjadi peningkatan kasus COVID-19. Setidaknya, ada tiga prediksi kenaikan kasus COVID-19 tersebut. Apa saja?
Petugas saat tes swab COVID-19 di salah satu pusat perbelanjaan modern di Kota Semarang, Jawa Tengah. Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan
"Pertama, prediksi kasus normal, ada peningkatan dan puncaknya ada di pertengahan Februari, kemudian turun tajam di awal Maret. Setelah itu kasus akan konstan di bawah 5 per hari," sebut dia.
ADVERTISEMENT
Kemudian, prediksi kedua yaitu kasus normal-worst case atau akan muncul penambahan kasus secara konsisten hingga puncak pada Februari akhir dan mulai turun di awal Maret.
"Lalu prediksi ketiga yaitu kasus dengan faktor baru. Akan muncul penambahan kasus secara konsisten hingga puncak di bulan februari akhir dan mulai turun di awal maret. Kemunculan kasus puncak berikutnya ada di Lebaran, dengan tren penemuan kasus konstan di bulan maret akhir hingga Juni akhir," jelas dia.
Untuk itu, Hakam meminta masyarakat tetap mematuhi protokol kesehata. Sebab, kenaikan kasus ini terjadi lantaran masyarakat semakin abai prokes.
"Tentunya kalau kita lihat seperti ini prokesnya otomatis rendah sekali. Ini yang sedang kita, bersama tadi pagi Pak Wali [Kota Semarang] dan bapak-bapak Forkopimda. Kita membuat beberapa strategi untuk supaya kasusnya bisa kita tekan, walaupun memang berdasarkan prediksi terjadi sampai di awal Maret," tutup Hakam.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari laman resmi https://siagacorona.semarangkota.go.id pada, Rabu (2/2) pukul 17.52 WIB ada 104 kasus terkonfirmasi, yang terdiri dari 79 warga Kota Semarang dan 25 warga luar Semarang.