Kasus COVID-19 Melonjak, China Berlakukan Lockdown dan Sekolah Daring

21 November 2022 19:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemandangan perkotaan Guangzhou, Guangdong, China. Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru
zoom-in-whitePerbesar
Pemandangan perkotaan Guangzhou, Guangdong, China. Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lonjakan COVID-19 kembali melanda China. Di kota metropolitan Guangzhou, kebijakan lockdown telah diberlakukan dan sekolah-sekolah ditutup — seluruh siswa terpaksa berpindah ke sistem daring.
ADVERTISEMENT
Pemerintah kota yang berpopulasi 19 juta orang itu mengumumkan lockdown di Distrik Baiyun yang paling padat penduduk selama lima hari ke depan, terhitung mulai Senin (21/11).
Selain itu, layanan dine-in di restoran, kelab malam, dan teater di kawasan pusat bisnis utama pun ditutup.
Secara terpisah, otoritas kesehatan di ibu kota Beijing mencatat sejumlah 962 penemuan infeksi COVID-19 dan dua kasus kematian terbaru.
Akibatnya, lockdown turut diberlakukan dan pihak berwenang menyerukan warga untuk tetap berada di rumah. Para siswa pun mulai belajar secara online.
Melansir dari Al Jazeera, kasus infeksi COVID-19 telah meningkat secara signifikan di seluruh penjuru China – lonjakan muncul dari berbagai daerah, mulai dari Kota Zhengzhou di Provinsi Henan hingga Chongqing di bagian barat daya.
ADVERTISEMENT
Suasana di sepanjang jalan di kawasan pusat bisnis di Beijing, Kamis (3/11/2022). Foto: Mark Schiefelbein/AP Photo
Per Minggu (20/11), otoritas kesehatan China melaporkan terdapat 26.824 kasus infeksi lokal. Angka ini mendekati puncak infeksi yang terjadi di Negeri Tirai Bambu pada April lalu.
Tidak seperti kebanyakan negara lainnya di dunia yang sudah mulai hidup berdampingan dengan virus corona, pemerintah Beijing masih menerapkan kebijakan ketat nol-Covid.
Artinya, otoritas setempat akan langsung menerapkan lockdown, tes COVID-19 massal, dan kontrol perbatasan untuk membasmi virus — di mana pun virus itu berasal.
Di hari yang sama, media surat kabar lokal People’s Daily menerbitkan artikel terbaru yang menekankan bagaimana pentingnya mengatasi kasus penularan COVID-19 lebih awal.
Sebelumnya, sudah ada beberapa kebijakan pelonggaran pembatasan yang diberlakukan. Contohnya seperti pengurangan masa karantina bagi pelancong asing — dari semula tujuh menjadi lima hari, serta menyerukan langkah-langkah pemberantasan virus corona yang lebih terstruktur dan bertarget.
ADVERTISEMENT
Dampak dari lockdown di Guangzhou dan Beijing ini cukup signifikan terhadap perekonomian China. Pasar saham Asia dan harga minyak menjadi turun pada Senin pekan ini, sebab investor bersiap-siap untuk menghadapi adanya hambatan ekonomi lebih lanjut akibat peningkatan kasus infeksi COVID-19.