Kasus COVID-19 Meroket, Slovakia Lockdown Selama Dua Pekan

25 November 2021 1:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang petugas medis melakukan pemeriksaan tes virus corona di Bratislava, Slovakia. Foto: VLADIMIR SIMICEK / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Seorang petugas medis melakukan pemeriksaan tes virus corona di Bratislava, Slovakia. Foto: VLADIMIR SIMICEK / AFP
ADVERTISEMENT
Situasi pandemi COVID-19 di Slovakia tengah memburuk. Pemerintah pun memutuskan untuk mengikuti langkah Austria, yakni menetapkan lockdown hingga dua pekan ke depan.
ADVERTISEMENT
“Situasi ini serius. Kita mengalami hal ini karena kebijakan [yang sudah ada] tidak diamati,” kata Perdana Menteri Slovakia Eduard Heger pada Rabu (24/11), dikutip dari Reuters.
Dengan lockdown ini, restoran dan toko-toko non-esensial akan ditutup. Pergerakan masyarakat akan dibatasi.
Mereka hanya boleh pergi berbelanja kebutuhan esensial, bekerja, bersekolah, ke rumah sakit/klinik, dan berjalan-jalan di ruang terbuka alam.
Pemerintah Slovakia akan melakukan asesmen 10 hari ke depan. Jika nanti akan ada pelonggaran pembatasan, aturan itu hanya berlaku bagi mereka yang sudah divaksinasi.
Seorang petugas medis melakukan pemeriksaan tes virus corona di Bratislava, Slovakia. Foto: VLADIMIR SIMICEK / AFP
Pada Selasa (23/11), negara di Eropa ini mencatat kasus baru sebanyak 10.315 orang. Ini adalah penambahan tertinggi sejak pandemi pertama kali merebak di Slovakia.
Menurut Our World in Data, dengan melihat populasi Slovakia (5,5 juta penduduk), negara ini tengah menghadapi peningkatan infeksi tercepat di dunia.
ADVERTISEMENT
Keputusan Slovakia untuk menerapkan lockdown diambil setelah Pemerintah setempat mengambil kebijakan pembatasan bagi mereka yang belum divaksinasi.
Sebelumnya, sejumlah wilayah Slovakia dengan lonjakan kasus tinggi juga sudah menerapkan pembatasan kegiatan yang lebih ketat.
Baru 42,8% dari total populasi Slovakia yang sudah divaksinasi dosis penuh. Sedangkan yang sudah divaksinasi setidaknya satu dosis mencapai 47,7%.
Seorang petugas medis melakukan pemeriksaan tes virus corona di Bratislava, Slovakia. Foto: VLADIMIR SIMICEK / AFP
Vaksinasi di Slovakia menduduki peringkat ketiga terendah di penjuru Eropa. Yang terendah adalah Bulgaria (dosis penuh 24,7%) kemudian disusul oleh Rumania (30,7%).
Slovakia menggunakan lima merek vaksin COVID-19, yakni Pfizer, AstraZeneca, Moderna, Johnson & Johnson, serta Sputnik V.

Jumlah Pasien Rawat Inap di RS Melonjak

Pada Selasa (23/11), Presiden Slovakia Zuzana Caputova mengatakan negaranya kalah dari perang melawan COVID-19, dan Slovakia perlu menerapkan lockdown. Sebab, para tenaga kesehatan sudah mulai kewalahan.
ADVERTISEMENT
Kementerian Kesehatan Slovakia menyebut tingkat rawat inap akibat COVID-19 sebagai “titik kritis.”
Dengan ini, layanan kesehatan lainnya akan dibatasi dan Pemerintah kemungkinan akan meminta bantuan asing dalam penanganan pasien.
Ilustrasi vaksinasi COVID-19. Foto: Shutter Stock
Angka pasien yang dirawat di rumah sakit mencapai 3.200. Jumlah ini mendekati puncaknya yang terjadi pada gelombang pandemi lalu, yakni 3.800 pasien. Pasien yang belum divaksinasi mendominasi jumlah kasus rawat inap ini.
Wakil direktur rumah sakit di kota Zilina, Dagmar Sudekova, mengatakan lebih dari 80% dari total pasien COVID-19 yang dirawat adalah pasien belum tervaksinasi. Mesin ventilator dan tempat tidur perawatan dengan oksigen pun penuh.
Zilina merupakan salah satu kota di Slovakia yang paling terdampak pandemi COVID-19.
“Kami bisa mengelola ini hanya dengan bantuan dari rumah sakit sekitar,” tutup Sudekova.
ADVERTISEMENT
Kini, total kasus COVID-19 Slovakia mencapai 631.738 infeksi dan 14.056 kematian.