Kasus COVID-19 Terus Meningkat, Menkes Malaysia Usulkan Larang Mudik Lebaran

15 April 2021 20:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga sedang istirahat di dekat restoran yang tutup di Malaysia, Rabu (18/3). Foto: AFP/GOH CHAI HIN
zoom-in-whitePerbesar
Warga sedang istirahat di dekat restoran yang tutup di Malaysia, Rabu (18/3). Foto: AFP/GOH CHAI HIN
ADVERTISEMENT
Malaysia mengalami peningkatan tertinggi kasus infeksi COVID-19 dalam lima minggu terakhir. Merespons keadaan tersebut Menteri Kesehatan Malaysia, Adham Baba, mengusulkan pelarangan mudik Lebaran.
ADVERTISEMENT
Negara tetangga Indonesia ini mencatat lonjakan kasus yang cukup signifikan dalam beberapa pekan terakhir. Malaysia melaporkan kasus harian mencapai 2.148, yang merupakan angka penambahan kasus harian tertinggi sejak 5 Maret 2021.
“Melihat kasus harian masih meningkat dan belum stabil, kegiatan mudik ini perlu ditunda,” ujar Baba, dikutip dari Reuters.
Malaysia sendiri secara bertahap telah melonggarkan pembatasan kegiatan sejak dilaksanakannya program vaksinasi tingkat nasional pada Februari 2021.
Ilustrasi mudik. Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Meski begitu, Pemerintah Malaysia masih belum memutuskan kebijakan soal mudik pada hari raya Idul Fitri, 13 Mei 2021 nanti. Artinya, masih belum diketahui apakah mereka diperbolehkan mudik atau tidak.
Secara terpisah, Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah dalam keterangannya mengatakan, pihaknya telah mengidentifikasi dua kasus varian corona Inggris, yang juga dikenal sebagai B117.
ADVERTISEMENT
Varian tersebut ditemukan menginfeksi dua warga Malaysia yang baru saja pulang dari perjalanannya ke Polandia bulan lalu.
"Hasil tes pada 30 Maret menunjukkan mereka positif corona," kata Noor Hisham, dikutip dari Reuters.
Hisham menambahkan, dengan adanya dua kasus baru tersebut, angka total infeksi akibat varian corona Inggris di Malaysia ini mencapai lima kasus.
Hingga kini, total kasus positif COVID-19 Malaysia mencapai 367.977, dengan kematian mencapai 1.363 jiwa.