Kasus COVID di Bangladesh Pecah Rekor Setelah Lockdown Saat Idul Adha Dicabut

28 Juli 2021 1:30 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga berbelanja di pasar di Bangladesh menjelang Idul Adha. Foto: Mahmud Hossain Opu/AP
zoom-in-whitePerbesar
Warga berbelanja di pasar di Bangladesh menjelang Idul Adha. Foto: Mahmud Hossain Opu/AP
ADVERTISEMENT
Lonjakan kasus COVID-19 kini juga tengah melanda Bangladesh. Dilaporkan penambahan kasus harian terkini mencapai 15.192 kasus. Ini merupakan yang tertinggi sepanjang pandemi melanda di negara tersebut.
ADVERTISEMENT
Penambahan kasus kematian juga dilaporkan oleh Direktorat Jendral Pelayanan Kesehatan pemerintah setempat sebanyak 247 kematian pada Senin (27/7). Sehingga, total menjadi 19.521 kasus kematian dan 1.179.827 kasus konfirmasi.
Menurut laporan Aljazeera, kondisi ini terjadi seiring dengan adanya pelonggaran aturan lockdown yang diberlakukan sejak 13 Juli lalu. Karena itu, penduduk Bangladesh diperbolehkan untuk melakukan perjalanan mudik dalam rangka Hari Raya Idul Adha pada tanggal 20 Juli 2021.
Akibat dari meningkatnya kasus ini, pemerintah Bangladesh kemudian kembali memberlakukan lockdown ketat dengan menutup perkantoran, pusat perbelanjaan, dan transportasi umum selama 2 minggu sampai 5 Agustus mendatang. Sayangnya, puluhan ribu orang dari kota-kota besar telah telanjur bepergian pulang ke kampung halamannya.
Pemotongan hewan kurban saat Idul Adha di Dhaka, Bangladesh Rabu (21/7). Foto: Munir Uz zaman/AFP
Sejumlah ahli kesehatan setempat sebelumnya telah memperingati pemerintah tentang kemungkinan peningkatan kasus yang bisa tak terkendali jika pelonggaran tetap dilakukan. Kini, sekitar 90 persen kapasitas rumah sakit dinyatakan penuh dengan pasien COVID-19.
ADVERTISEMENT
Merespons lonjakan ini, Menteri Kesehatan Bangladesh, Zahid Maleque, mengatakan pemerintah akan merekrut 8 ribu tenaga kesehatan. Upaya ini juga untuk mendorong vaksinasi agar segera meluas ke seluruh penjuru negara.
Ilustrasi Virus Corona. Foto: Shutter Stock
Rendahnya vaksinasi menjadi salah satu faktor kasus bisa dengan cepat meroket. Hingga saat ini, Bangladesh baru memberikan vaksinasi pada sekitar 2,6 persen dari penduduknya yang berjumlah 160 juta jiwa. Belum lagi dengan adanya varian Delta yang membuat penyebaran menjadi lebih cepat dan luas.
Pemerintah Bangladesh juga mengalokasikan bantuan sosial berupa dana sebesar 47 juta taka Bangladesh dan 9.475 ton beras untuk penduduk yang terdampak.