Kata BMKG soal Matahari yang Terasa Panas Terik pada Siang Hari

14 Mei 2022 13:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi cuaca panas. Foto: Miguel MEDINA / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cuaca panas. Foto: Miguel MEDINA / AFP
ADVERTISEMENT
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Sabtu (14/5) menjelaskan penyebab kondisi cuaca terik pada siang hari.
ADVERTISEMENT
Perubahan suhu, kelembaban, dan angin mempengaruhi cuaca. Seiring Indonesia memasuki musim kemarau, suhu udara pun meningkat dan jumlah uap air tetap banyak.
Bila uap air memenuhi udara, kelembaban turut meningkat. Alhasil, panas pun tidak menguap dari pori-pori kulit.
Rasa panas yang terasa di kulit semakin gerah sebab radiasi matahari. BMKG menerangkan, radiasi gelombang panjang dari bumi menghangatkan udara di dekat permukaan bumi.
Radiasi itu tetap teremisi ke atmosfer bahkan saat malam hari. Sehingga, cuaca tetap terasa panas.
Ilustrasi Perempuan Berjemur di bawah Sinar Matahari Foto: Dok. Shuttertsock
Proses tersebut bermula ketika radiasi menyentuh tanah. Permukaan tandus akan lebih cepat memanas dibandingkan tanah yang tertutup air atau vegetasi.
"Penyebab dari kondisi terik pada siang hari adalah minimnya tutupan yang menyebabkan radiasi matahari lebih optimal mencapai permukaan bumi," ungkap BMKG melalui siaran YouTube.
ADVERTISEMENT
"Selain itu adanya proses konveksi membantu pembentukan awan di atmosfer," imbuhnya.
BMKG turut mencatat, suhu maksimum harian pekan pertama Mei 2022 mencapai 33 derajat Celsius di wilayah Indonesia bagian selatan. Angka tersebut naik 0,5-1 derajat Celsius dari pekan pertama Mei selama lima tahun terakhir.
Suhu terasa di wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara juga relatif lebih tinggi dari lima tahun sebelumnya. Namun, BMKG menambahkan, potensi hujan akan cukup tinggi selama sepekan ke depan di wilayah Indonesia bagian timur.