news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kata Firli Bahuri soal Litbang Kompas Ungkap Tren Citra Baik KPK Turun Drastis

8 Agustus 2022 20:29 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua KPK Firli Bahuri saat menerima kunjungan Komandan Pusat Polisi Militer Angkatan Laut (Danpuspomal) Mayjen TNI di KPK, Selasa (28/12). Foto: KPK
zoom-in-whitePerbesar
Ketua KPK Firli Bahuri saat menerima kunjungan Komandan Pusat Polisi Militer Angkatan Laut (Danpuspomal) Mayjen TNI di KPK, Selasa (28/12). Foto: KPK
ADVERTISEMENT
Ketua KPK Firli Bahuri menanggapi jejak pendapat Litbang Kompas pada pertengahan Juli 2022. Hasil jajak pendapat tersebut menyebut bahwa mayoritas publik tak percaya KPK kini dipimpin orang bersih. Terlebih usai dugaan penerimaan gratifikasi oleh eks Wakil Ketua Lembaga Antirasuah Lili Pintauli Siregar.
ADVERTISEMENT
Jajak pendapat teranyar itu menyebut bahwa 62,6% publik tidak percaya KPK kini dipimpin orang bersih.
Hasil jajak pendapat itu juga menyebut bawah citra KPK menurun sejak tahun 2015. Pada Juni tahun ini, citra KPK dinilai paling buruk sepanjang lima tahun terakhir, menyentuh angka sekitar 57 persen. Padahal di awal tahun 2022 masih di angka 70,9 persen.
Menanggapi hal itu, Firli mengatakan setiap survei harus dilihat dari waktu surveinya. Kata dia, survei tidak ada yang keliru, tapi perlu dilihat waktu surveinya, yang berpengaruh menentukan hasil.
“Survei apa pun saya baca. Tapi, perlu dilihat juga, bahwa survei itu tidak ada yang keliru. Tinggal waktu survei kapan,” kata Firli dalam konferensi persisnya di Gedung Merah Putih KPK, Senin (8/8).
ADVERTISEMENT
“Karena, waktu survei itu menentukan,” kata dia.
Ia menganalogikan survei kenaikan BBM. Bila dilakukan dengan bentuk pertanyaan ‘apakah pemerintah pro rakyat?’ maka jawaban yang akan muncul adalah ‘tidak’. Sebab dilakukan pada saat kenaikan BBM.
“Tinggal kapan momentumnya survei, ya kan,” kata dia.
Ia enggan menyinggung lebih lanjut soal temuan Litbang Kompas itu. Namun ia menyebut bahwa survei terbesar adalah survei penilaian integritas yang dilakukan KPK. Sebab, survei itu disebutnya menggunakan 200 ribu lebih responden.
“Jumlah respondennya 255.010. Ini terbesar, pak. Kalau survei elektabilitas kemarin saya baca tuh hanya 1200 orang,” ungkap Firli.
Kendati begitu, Firli mengaku tetap menerima berbagai survei sebagai masukan. KPK tidak menolak dan membantah survei yang ada.
ADVERTISEMENT
“KPK tidak pernah membantah, menolak hasil survei, itu kita gunakan kajian sebagai masukan. Jadi kami berterima kasih kepada rekan-rekan yang melakukan survei,” katanya.
Ilustrasi gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Foto: Shutter Stock
Dalam jejak pendapat terbaru Litbang Kompas itu, salah satu yang diukur adalah kepercayaan publik terhadap Pimpinan KPK.
Pertanyaan yang diajukan Litbang Kompas dalam jajak pendapat tersebut: Dengan kasus yang menimpa komisioner KPK Lili Pintauli Siregar, apakah anda masih mempercayai KPK saat ini dipimpin oleh orang yang bersih dari korupsi?
Berikut hasilnya:
Lili sempat terjerat dalam pusaran etik dugaan penerimaan gratifikasi tiket dan akomodasi nonton MotoGP di Mandalika dari sebuah BUMN. Dewas KPK punya bukti kuat terkait hal tersebut sehingga menaikkannya ke sidang etik.
ADVERTISEMENT
Namun, saat sidang pertama digelar, Lili menyatakan mundur dan sudah mendapatkan persetujuan presiden terkait dengan langkahnya tersebut.
Dalam jajak pendapat yang sama, Litbang Kompas juga mengukur sejumlah hal lainnya. Berikut detailnya:
Secara umum apakah kinerja KPK pimpinan Firli Bahuri sudah lebih baik atau lebih buruk dibanding dengan kinerja KPK sebelumnya?
Hasilnya:
Yakinkah anda kinerja KPK di bawah kepemimpinan Firli Bahuri akan lebih baik di sisa masa periodenya sampai 2023?
Hasilnya:
Menurut anda apa yang menjadi kelebihan KPK saat ini?
Menurut anda apa yang menjadi kelemahan KPK saat ini?
ADVERTISEMENT
Tren Citra Baik KPK Menurun
Adapun survei ini dilakukan melalui wawancara telepon oleh Litbang Kompas pada 19-21 Juli 2022. Sebanyak 502 responden berusia minimal 17 tahun dari 34 provinsi diwawancara.
Dengan random sampling dari responden panel Litbang Kompas sesuai dengan proporsi jumlah penduduk di 34 provinsi. Metode ini, tingkat kepercayaan 95 persen dengan nirpencuplikan penelitian kurang lebih 4,37 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.