Kata Mahasiswa Ilmu Komunikasi UGM Setelah Diajar Bu Dosen Prilly Latuconsina

29 September 2022 13:27 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prilly Latuconsina saat jadi dosen tamu di Departemen Ilmu Komunikasi, Fisipol, Universitas Gadjah Mada (UGM), Kamis (29/9/2022). Foto: Dok. UGM
zoom-in-whitePerbesar
Prilly Latuconsina saat jadi dosen tamu di Departemen Ilmu Komunikasi, Fisipol, Universitas Gadjah Mada (UGM), Kamis (29/9/2022). Foto: Dok. UGM
ADVERTISEMENT
Artis Prilly Latuconsina menjadi dosen tamu di Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam program praktisi mengajar Kemendikbud Ristek.
ADVERTISEMENT
Prilly yang membawakan Kajian Selebritas ini tidak hanya mengajar mahasiswa UGM tapi juga mahasiswa kampus lain yang tengah ikut program pertukaran merdeka.
"Seneng banget karena dapat banyak insight baru yang enggak kita dapetin dari dosen-dosen biasa, karena beliau juga membawa pengalaman dia sebagai profesional gitu kan. Dan ya seneng sih bisa mendengar itu dan merasakan experience itu di kelas," kata Abygail mahasiswa Semester 5 Ilmu Komunikasi UGM usai perkuliahan, Kamis (29/9).
Dia mengatakan bahwa yang dibahas oleh Prilly tadi adalah konsep selebritifikasi dan seleberitisasi. Keduanya menurutnya mirip tapi yang satu itu memberikan impact ke pribadi orang itu sendiri dan satunya lebih memberikan impact ke sosial.
"Tadi juga sempat dibahas soal personal branding di mana itu gimana pentingnya seorang selebritas. Sempat dibahas cara mengatasi mitigasi risikonya juga kalau ada sesuatu," bebernya.
ADVERTISEMENT
"Menariknya dia membawa pengalaman beliau ke dalam kelas yang kita enggak bisa dengar dari dosen-dosen yang mengajar di sini," katanya.
Sementara itu, Jacgua mahasiswa semester 5 Ilmu Komunikasi UGM lainnya, menjelaskan bahwa dosen praktisi ini memiliki kelebihan di bidang pengalaman dan praktik. Sementara, dosen reguler lebih banyak pada teori.
Prilly Latuconsina saat mengajar di Departemen Ilmu Komunikasi, Fisipol, UGM, Kamis (29/9/2022). Foto: Dok. UGM
"Lebih merasakan kalau sebelumnya cuma dapat teori doang, nah praktiknya langsung ada, riilnya langsung ada," bebernya.
Ilmu yang didapat dari Prilly ini menurutnya bisa menjadi modal di dunia kerja. Soal personal branding misalnya, mahasiswa juga mendapatkan ilmu tentang mitigasinya.
"Sempat tentang personal branding mungkin ketika dia dibilang playgirl gitu, tapi di situ dia juga memberikan mitigasinya kayak gimana. Ada tiga tadi, dia juga memilih ya udah harus buktiin saja bahwa enggak kayak gitu dengan cara mungkin memposting bahwa dia sibuk, bahwa banyak kerjaan juga, masa iya pacaran dengan banyak orang tapi kerjaan juga banyak kan agak tidak mungkin juga kan," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Dia menjelaskan Kajian Selebritas ini sudah pertemuan ke-7. Prilly baru pertama ini mengajar dan langsung mengajar secara luring.
Teguh Fathurahman pertukaran mahasiswa merdeka dari Universitas Syah Kuala mengakui cara mengajar Prilly cukup seru. Dia pun tak menyangka, akan diajar oleh Prilly.
Prilly Latuconsina saat mengajar di Departemen Ilmu Komunikasi, Fisipol, UGM, Kamis (29/9/2022). Foto: Dok. UGM
"Tadi ngajarnya seputar selebriti ya. Ngajar apa aja yang harus dilakuin kalau mau jadi selebritas gitu mas. Seperti contoh membangun citra, personal branding gitu," kata Teguh.
Teguh menjelaskan bahwa Prilly juga sempat bercerita tentang pengalaman dibelakang panggung dan keluhannya selama menjadi selebriti.
Tak hanya mahasiswa yang masuk kelas, beberapa mahasiswa yang tidak mendapat kelas dari Prilly pun menunggu di depan kelas untuk berswafoto dengannya.
"Nunggu sengaja pengin ketemu. Saya mahasiswa pertukaran," kata Novena Maria mahasiswa pertukaran merdeka dari Makassar.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, pantauan kumparan, Prilly mengajar di ruang BA 207 pada Kamis (29/9/2022). Perkuliahan Prilly ini juga turut disiarkan via zoom oleh Fisipol UGM.
Dalam kesempatan mengajar ini, Prilly menyampaikan materi tentang Kajian Selebritas. Salah satu yang dibahas adalah personal branding.
"Personal branding bukan pencitraan banyak yang ketukar personal branding dengan pencitraan," kata Prilly.
Pencitraan adalah ketika seseorang melakukan sesuatu bukan atas hal yang dia sukai. Prilly mencontohkan jika seseorang yang blusukan padahal dirinya sebenarnya tidak menyukai blusukan, maka itulah yang disebut pencitraan.
Dia menjelaskan postingan yang baik di media sosial adalah sebuah personal branding. Menurutnya, postingan yang diunggah di media sosial pun harus disaring.
Prilly Latuconsina usai jadi dosen tamu di Departemen Ilmu Komunikasi, Fisipol, UGM, Kamis (29/9/2022). Foto: Arfiansyah Panji/kumparan
"Harus memfilter apa pun yang kita posting supaya nilai ini (personal branding) tidak hilang," katanya.
ADVERTISEMENT
Dalam perkuliahan tersebut, Prilly juga mencontohkan beberapa tokoh yang sukses membangun personal branding yaitu Raffi Ahmad dan Gilang Juragan 99.
Dia menjelaskan, Raffi yang mampu membangun personal branding dengan baik kini menjadi pemilik Rans Entertainment. Raffi juga memiliki klub sepakbola Rans FC. Nama Raffi menurutnya adalah sebuah jaminan.
Sementara itu, Gilang merupakan pemilik MS Glow. Di setiap unggahannya, dia selalu menunjukkan nilai-nilai kerja keras sebagai personal brandingnya.