news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kata Ridwan Kamil Soal Meninggalnya Pasien COVID di Taksi karena Ditolak RS

19 Januari 2021 11:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jabar Ridwan Kamil  meninjau Rumah Sakit darurat COVID-19 di Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD), Hegarmanah, Bandung, Jawa Barat, Selasa (12/1).  Foto: Dok. Pemprov Jawa Barat
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jabar Ridwan Kamil meninjau Rumah Sakit darurat COVID-19 di Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD), Hegarmanah, Bandung, Jawa Barat, Selasa (12/1). Foto: Dok. Pemprov Jawa Barat
ADVERTISEMENT
Seorang warga di Kota Depok meninggal dunia di taksi online setelah ditolak di 10 rumah sakit rujukan COVID. Gubernur Jabar Ridwan Kamil sudah mendapat informasi itu.
ADVERTISEMENT
Ridwan Kamil menegaskan semestinya hal tersebut tidak terjadi. Pasien corona dengan gejala berat semestinya lekas mendapat perawatan.
Gubernur yang akrab disapa Emil ini mengatakan, Gugus Tugas mestinya terlebih dulu menganalisis penyakit yang diderita pasien terinfeksi tersebut.
Jika hingga meninggal dunia, berarti penyakit yang diderita cukup parah dan analisis yang dilakukan kurang tepat. Penanganan pun harusnya dilakukan dengan cepat.
"Menurut saya ada analisis yang kurang tepat karena kalau dia sampai begitu kan berarti parah. Yang kena COVID ada ringan, sedang, dan berat kalau dua ini sudah masuk kategori, harusnya penanganan lebih cepat. Jadi evaluasi buat Kota Depok," kata dia kepada wartawan baru-baru ini.
Emil menambahkan, penanganan COVID merupakan urusan kemanusiaan. Jika rumah sakit di Depok tak memadai, seharusnya bisa dialihkan ke tempat lain.
ADVERTISEMENT
Dia kemudian mencontohkan rumah sakit di Kota Bandung. Di sana, rumah sakit rujukan tak hanya diisi oleh warga Bandung saja.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil meninjau Rumah Sakit darurat COVID-19 di Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD), Hegarmanah, Bandung, Jawa Barat, Selasa (12/1). Foto: Dok. Pemprov Jawa Barat
"COVID kan urusan kemanusiaan, jadi kalau di Depok enggak ada maka harusnya bisa ke kabupaten lain. Itu kenapa yang ngisi rumah sakit di Bandung kan bukan hanya warga Bandung, dari mana-mana kan," ucap dia.
"Kita tidak melarang, Bogor juga sama. Jadi mungkin edukasi itu harus kita tingkatkan. Kalau dia warga Depok, tidak serta Merta kalau di Depok-nya ada kendala dan tidak ke tempat lain, itu," pungkas dia.
Sebelumnya diberitakan, Center for Indonesia’s Strategic Development Initiative (CISDI) dan LaporCovid-19 mengeluarkan keterangan tertulis yang menyebut seorang keluarga pasien di Depok melaporkan, pada 3 Januari 2021, anggota keluarganya meninggal di taksi daring setelah ditolak di 10 rumah sakit rujukan COVID-19. Informasi itu disampaikan oleh dokter Tri Maharani, relawan tim BantuWargaLaporCovid19.
ADVERTISEMENT
"Saya membawa ke 10 rumah sakit namun mendapatkan penolakan karena penuh," ujar Maharani, saat dihubungi.