Kata Satgas COVID-19 soal Risma Klaim Surabaya Zona Hijau Corona

6 Agustus 2020 17:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga melintas di depan mural Lawan Corona di Jalan Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur. Foto: ANTARA FOTO/Moch Asim
zoom-in-whitePerbesar
Warga melintas di depan mural Lawan Corona di Jalan Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur. Foto: ANTARA FOTO/Moch Asim
ADVERTISEMENT
Satgas Penanganan COVID-19 menanggapi pernyataan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, yang mengklaim wilayahnya sudah berada dalam zona hijau corona.
ADVERTISEMENT
Risma menyampaikan hal tersebut saat beraudensi via video conference dengan perwakilan pedagang dan masyarakat Gunung Anyar, Surabaya, pada Sabtu (1/8). Risma menyatakan Surabaya sudah zona hijau berdasarkan tingkat penularan dan tingkat kesembuhan pasien corona. Data itu, kata Risma, didapatnya dari Kemenkes.
"Kondisi Surabaya sudah hijau. Artinya penularannya sudah rendah, lalu yang sembuh sudah banyak,” kata Risma saat itu.
Lalu apa kata Satgas Penanganan COVID-19?
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di dapur umum pemkot Surabaya, Jumat (29/5). Foto: Dok. Istimewa
Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19, Prof Wiku Adisasmito, mengatakan penerapan suatu daerah apakah masuk zona hijau, kuning, dan merah merupakan wewenang pemerintah.
"Zonasi nasional secara resmi hanya dilakukan oleh Satgas COVID-19 dan bisa diakses di covid19.go.id. Di sini terlihat seluruh nasional, data dari semua kabupaten/kota terintegrasi jadi satu, data real yang dapat datanya dikoleksi Kemenkes," ujar Wiku dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (6/8).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data dalam situs covid19.go.id, Surabaya masih masuk dalam zona merah corona dengan risiko penularan corona yang tinggi.
Prof Wiku Adisasmito. Foto: BNPB
Sementara berdasarkan data yang dihimpun dari laman resmi Pemprov Jatim terkait corona, infocovid19.jatimprov.go.id, total pasien corona di Surabaya mencapai 9.293 orang, tertinggi se-Jatim. Dari jumlah tersebut, 5.932 di antaranya sudah sembuh dan 804 meninggal dunia. Artinya tersisa 2.557 pasien yang masih dalam perawatan per 6 Agustus.
Wiku meminta data yang dimiliki pemerintah tersebut diakses untuk mengetahui tingkat penularan corona di suatu daerah. Sebab penentuan zona corona di suatu daerah berdasarkan 14 indikator yang terdiri dari indikator epidemiologi, surveilans kesehatan masyarakat, dan pelayanan kesehatan.
"Silakan akses data ini dan jadi acuan bersama," ucap Wiku.
ADVERTISEMENT