Kata UNHCR soal Pengungsi Afghanistan Bakar Diri di Medan: Prihatin

30 November 2021 18:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bakar diri. Foto: AFP/YURI CORTEZ /
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bakar diri. Foto: AFP/YURI CORTEZ /
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kantor Perwakilan Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi atau United Nations High Commisioner For Refugees (UNHCR) Indonesia buka suara soal pengungsi Afghanistan yang bernama Ahmadsyah (22) bakar diri di Medan pada Selasa (30/11) siang.
ADVERTISEMENT
Communications Associate UNHCR Indonesia Dwi Prafitria mengatakan institusinya prihatin atas insiden bakar diri itu. “UNHCR sangat prihatin atas insiden yang terjadi,” ujar Dwi Prafitria, kepada kumparan, Selasa (30/11).
Dwi memastikan Ahmadsyah akan mendapat perawatan yang maksimal. Ahmadsyah kini dirawat di RS Siloam Medan dengan kondisi luka bakar 70 persen. Kondisinya masih sadar.
“Staf kami sedang melakukan koordinasi di lapangan dengan semua pihak terkait, untuk memastikan pengungsi tersebut mendapatkan perawatan yang dibutuhkan dan juga memastikan agar situasi dapat diatasi,” ujar Dwi.
Terkait permintaan Ahmadsyah, yang ingin segera dipindahkan ke negara ketiga Dwi mengatakan UNHCR sudah berupaya mengupayakannya. Namun, pada kenyataannya negara-negara penerima hanya akan menerima kurang lebih 1,5 persen dari jumlah total 26 juta pengungsi di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
"Banyak dari negara-negara ini mengurangi kuota mereka selama beberapa tahun terakhir karena berbagai alasan. Dan mereka hanya menerima pengungsi yang sangat rentan," kata Dwi.
"Hal ini tentunya berdampak terhadap potensi penerimaan pengungsi dari seluruh dunia termasuk Indonesia," lanjut Dwi.
Lebih lanjut, Dwi mengatakan UNHCR dan mitra kerja terus mengupayakan advokasi ke negara-negara penerima agar bisa meningkatkan kuota untuk para pengungsi, khususnya pengungsi di Indonesia.
"Tetapi selain itu kami juga terus bekerja untuk menemukan alternatif solusi lainnya, seperti salah satunya program sponsorship bagi pengungsi, yaitu sponsor bagi pengungsi yang memiliki keluarga di luar negeri, yang mampu mendukung berkas sponsorship mereka kepada pihak-pihak terkait di beberapa negara penerima," kata dia.
ADVERTISEMENT