Kazakhstan Tolak Kirim Pasukan untuk Gabung Invasi Rusia di Ukraina
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kabar tersebut disampaikan oleh pejabat Kazakhstan pada Jumat (25/2).
Dikutip dari NBC, selain itu, bekas negara Soviet ini juga menolak untuk mengakui kemerdekaan dua wilayah separatis Ukraina, Donetsk dan Luhansk.
Salah satu pemicu semakin buruknya konflik Rusia–Ukraina adalah ketika Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui kemerdekaan kedua separatis itu pada Senin (21/2) lalu.
Kemudian, operasi militer khusus yang diluncurkan oleh Moskow sejak Kamis (24/2) dilakukan setelah Donetsk dan Luhansk meminta bantuan militer kepada Rusia untuk “menangkis agresi Ukraina.”
Pada Januari lalu, Rusia membantu mengerahkan pasukannya ke Kazakhstan untuk membantu penanganan demonstrasi besar-besaran di berbagai kota, salah satunya di Almaty.
Pasukan itu dikirim bersamaan dengan koalisi militer CSTO (Collective Security Treaty Organization) yang dipimpin Rusia.
ADVERTISEMENT
Penolakan dukungan militer dari sekutu Rusia ini disambut baik oleh Amerika Serikat.
“Kami menyambut pengumuman Kazakhstan bahwa mereka tidak akan mengakui LPR dan DPR (Republik Rakyat Luhansk dan Republik Rakyat Donetsk,” ucap Dewan Keamanan Nasional AS dalam keterangannya.
“Kami juga menyambut baik penolakan Kazakhstan untuk mengirimkan pasukannya untuk bergabung dengan perang Putin di Ukraina.”
Per Sabtu (26/2), invasi di Ukraina sudah memasuki hari ketiga. Ledakan dan tembakan terdengar di berbagai lokasi di Ibu Kota Kiev. Kemarin, pasukan Rusia telah memasuki Distrik Obolon, yang berlokasi 9-10 km dari Istana Kepresidenan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pun menegaskan akan tetap tinggal di negaranya, di tengah gempuran Rusia.