Kehidupan 8 Eks Pegawai KPK Usai Dipecat Firli Bahuri

15 Oktober 2021 16:20 WIB
·
waktu baca 9 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penyidik senior KPK Novel Baswedan (kanan) bersama pegawai yang tidak lolos TWK menanggalkan identitas pekerjaannya saat hari terakhir bekerja di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (30/9/2021). Foto: Indrianto Eko Suwarso/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Penyidik senior KPK Novel Baswedan (kanan) bersama pegawai yang tidak lolos TWK menanggalkan identitas pekerjaannya saat hari terakhir bekerja di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (30/9/2021). Foto: Indrianto Eko Suwarso/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Belum genap sebulan pemecatan pegawai KPK yang tidak lulus Tes Wawasan Kebangsaan. Total ada 57 pegawai yang dipecat Firli Bahuri dkk pada akhir September lalu.
ADVERTISEMENT
Meski mendapat kritikan dan bahkan temuan bahwa TWK bermasalah, pemecatan tetap dilakukan. Keputusan yang harus diterima para 57 orang itu.
Lantas seperti apa kehidupan eks pegawai KPK usai pemecatan itu?
Meski hanya sementara, beberapa orang di antaranya memutuskan untuk berjualan, bertani, beternak, hingga mengasuh pesantren. Berikut ringkasannya:

Juliandi Tigor Simanjuntak

Mantan Penyidik KPK Juliandi Tigor Simanjuntak memasak nasi goreng di warung wilayah Pondok Melati, Bekasi, Senin (11/10/2021). Foto: Fakhri Hermansyah/Antara Foto
Tigor ialah mantan Fungsional pada Biro Hukum KPK. Ia sering kali menjadi perwakilan KPK dalam menghadapi praperadilan yang diajukan oleh para tersangka korupsi.
Bahkan, ia merupakan pemegang sertifikat FPCA (Foreign Corruption Practices Act). FPCA merupakan regulasi antikorupsi milik Amerika Serikat. Sertifikat itu didapatnya dengan belajar langsung di AS. Sertifikat itu diterbitkan Departement of Justice AS.
Usai dipecat KPK, ia kini menjalani bisnis nasi goreng yang diberi nama Nasi Goreng Rempah ‘KS’. Lokasinya di Jalan Raya Hankam, Pondok Rahayu, Kota Bekasi.
ADVERTISEMENT
Alasan Tigor memutuskan membuat bisnis nasi goreng karena dinilai mudah untuk dibuat serta pasti disukai oleh banyak orang dan juga cukup mudah dalam menyiapkan segala perlengkapan bahan-bahannya.
“Saya ingin nunjukin aja bahwa sepanjang usaha kita, apa pun usaha yang kita lakukan, dalam konteks memang itu sesuai dengan hati nurani kita ya kita jalanin aja gitu. Ini kan sesuatu yang menurut saya juga membanggakan,” kata Tigor.
“Usaha yang memang harus begini gitu, ngerintis dari nol. Saya rasa semua yang berhasil ada kalanya dia merintis dari nol gitu,” pungkasnya.

Herbert Nababan

Eks pegawai KPK Herbert Nababan kini beternak kambing. Foto: Twitter/@paijodirajo
Herbert Nababan ialah mantan penyidik yang dipecat KPK. Ia merupakan generasi pertama pegawai KPK yang direkrut melalui seleksi Indonesia Memanggil.
Putra Batak asli yang besar di Tanjungpinang itu merupakan lulusan Sarjana Teknik, Sarjana Hukum, dan Master Hukum. Sejumlah jabatan di KPK pernah diembannya sebelum terakhir menjadi penyidik yang menangani banyak perkara korupsi dan pencucian uang.
ADVERTISEMENT
Aulia mengungkapkan, kasus terakhir Herbert di KPK yakni menangani perkara suap eks pegawai KPK AKP Stepanus Robin Pattuju. Namun sayang, saat hendak membongkar kasus tersebut, ia dinonaktifkan dan dipecat karena TWK.
Setelah dipecat melalui TWK KPK, ia memilih membantu istri dan fokus beternak kambing. Kegiatannya itu dibagikan oleh rekan Herbert Nababan yang juga eks penyelidik KPK, Aulia Posteria.
"Biasanya pagi hari, Herbert sibuk membantu istrinya untuk packing barang dagangan, kadang dia juga ikut mengantar pesanan. Memang sejak dua tahun terakhir, istri Herbert memutuskan berhenti bekerja dan memulai bisnis jualan pakaian dan kebutuhan anak-anak dari rumah," kata Aulia Posteria.
"Sesekali Herbert mengirimkan foto dan videonya sedang bersantai di kebon miliknya kepada saya. Saat ini, ia juga sedang belajar sambil merintis usaha ternak kambing kecil-kecilan," sambungnya.
ADVERTISEMENT

Hotman Tambunan

Mantan Kasatgas KPK Hotman Tambunan berjualan kopi Toba. Foto: Dok. Istimewa
Hotman Tambunan ialah mantan Kasatgas Pembelajaran Antikorupsi KPK. Ia bagian dari 57 pegawai yang dipecat karena TWK.
Saat ini, ia mengisi waktu luang dengan meracik kopi khas Toba, Sumatera Utara, untuk para penikmat kopi di ibu kota. Bersama rekannya, ia berbisnis kedai kopi di Blok M Square lantai basement blok J 077 yang diberi nama TABe Coffee.
"Tiga atau empat tahun lalu kami itu peduli pada petani kopi di kampung sana dan bagaimana caranya agar kopi mereka dikenal orang, kami kasihlah pelatihan bagaimana budidaya kopi yang benar," kata Hotman memulai cerita kepada kumparan, Selasa (12/10).
Hotman membawa biji kopi tersebut langsung dari para petani di kampung halamannya di Tapanuli, Toba, Humbang, Sumatera Utara.
ADVERTISEMENT
Kini ia mengaku tengah fokus mengemban misi memperkenalkan kopi asli kampung halamannya itu, setelah tak lagi bekerja di KPK. Namun demikian, bukan berarti perjuangan usai. Hotman mengaku saat ini masih fokus mengerjakan sejumlah hal, dari gugatan hingga mengurus outlet kopinya.

Rasamala Aritonang

Mantan Pegawai KPK Rasamala Aritonang. Foto: Dok. Istimewa
Rasamala Aritonang termasuk salah satu pejabat dalam daftar 57 pegawai yang dipecat KPK. Sebelum dipecat, ia menduduki jabatan sebagai Kepala Bagian Perancangan Peraturan dan Produk Hukum pada Biro Hukum KPK. Ia mengabdi di KPK sejak 2008 atau sekitar 13 tahun sebelum disingkirkan gara-gara TWK.
Ia termasuk salah satu pegawai KPK yang menonjol. Bahkan, ia satu-satunya pegawai yang diajak Pimpinan KPK saat dipimpin Agus Rahardjo cs untuk bertemu Presiden Jokowi membahas RKUHP pada 2018.
ADVERTISEMENT
Setelah dipecat oleh Firli Bahuri dkk, Rasamala sempat pulang kampung untuk membantu keluarganya bertani. Kampung halamannya terletak di Desa Parsuratan, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, Provinsi Sumatra Utara.
"Saya memang sedang mengisi waktu sementara ini dengan bertani dan beternak, kebetulan keluarga kakek saya di kampung memang petani. Sudah hampir satu bulan saya ikut bantu mereka bertani," papar Rasamala.
Meski demikian, kegiatan akademik tidak ditinggalkannya. Di sela-sela bertani dan beternak itu, ia masih sering mengisi materi webinar bahkan mengajar di Universitas Parahyangan.
Ia mengajar mata kuliah studi antikorupsi di Fakultas Hukum Universitas Parahyangan. Selain itu, ia pun kandidat doktor di kampus tersebut.
Mantan Pegawai KPK Rasamala Aritonang. Foto: Dok. Istimewa
Saat ini, ia sudah kembali ke Jakarta. Salah satunya ialah untuk mematangkan rencana selanjutnya, yakni mendirikan partai politik bersama koleganya sesama eks pegawai KPK. Termasuk Lakso Anindito, Hotman Tambunan, dan Novariza.
ADVERTISEMENT
"Ya kepikiran sih kalau mau bikin perubahan yang punya impact besar kan partai politik adalah salah satu kendaraan strategis dalam sistem demokrasi. Sementara ini kan publik banyak mengkritik parpol. Jadi sebenarnya saya melihat ada peluang besar untuk membangun parpol yang bersih, berintegritas dan akuntabel," ucap Rasamala.
Ia pun sudah mempunyai nama untuk parpol yang akan didirikannya: Partai Serikat Pembebasan Meski sudah memiliki ide awal, ia menyebut masih banyak hal yang dinilainya perlu didiskusikan lebih lanjut dengan para guru besar hingga para ahli di bidang politik.
Saat ini, rencana itu masih dimatangkan. Para eks pegawai KPK itu berencana melakukan safari bertemu sejumlah tokoh politik.

Heryanto

Heryanto sudah bergabung di KPK sejak 2009. Lima tahun berikutnya, ia diangkat sebagai pegawai tidak tetap. Posisinya ialah seorang pramusaji.
ADVERTISEMENT
Ia kemudian masuk daftar pegawai yang tak lulus TWK. Heryanto dipecat per 30 September 2021.
Semenjak tak lagi menjadi pegawai KPK, ia mengisi waktu luang sebagai kernet bangunan untuk merenovasi rumah orang tuanya. Renovasi itu bertujuan agar rumah itu dapat digunakan oleh Heryanto dan keluarga untuk tinggal. Sehingga, ia tak perlu lagi ngontrak rumah.
"Membantu renovasi rumah orang tua untuk saya tinggali bersama keluarga agar tidak ngontrak lagi dan sambil mencari pekerjaan," kata Heryanto.
Waktu luang juga digunakan oleh Heryanto untuk melakukan aktivitas lainnya. Seperti membantu anak belajar hingga menyelesaikan pekerjaan rumah sehari-hari. Kebetulan, rumah mertua Heryanto masih dekat dengan kontrakannya saat ini.

Herry Muryanto

Deputi Bidang PIPM KPK Herry Muryanto. Foto: Reno Esnir/ANTARA FOTO
Herry Muryanto merupakan pejabat tertinggi di antara 57 eks pegawai yang dipecat Firli Bahuri. Jabatan terakhirnya di KPK adalah eselon satu yakni Deputi Koordinasi dan Supervisi.
ADVERTISEMENT
Sejumlah posisi strategis pernah diembannya. Mulai dari Direktur Penyelidikan KPK hingga Deputi Pengawas Internal dan Pengaduan Masyarakat KPK. Saat ia menjadi Direktur Penyelidikan pada 2018, KPK mencatatkan rekor paling banyak OTT dalam setahun yakni 30 kali.
Sedangkan ketika menjabat Deputi PIPM, ia yang memimpin pemeriksaan etik Firli Bahuri. Saat itu, Firli masih menjabat Deputi Penindakan KPK.
Sebelum di KPK, Herry merupakan seorang auditor investigasi di BPKP. Ia termasuk generasi pertama pegawai KPK.
Setelah tak jadi pegawai KPK, Herry santai menikmati waktu luangnya. Dia tengah asyik melakukan hobinya memancing dan mengutak-atik komputer.
"Dia belajar coding secara otodidak dan sering berdiskusi soal teknologi-teknologi baru di bidang IT security dengan saya," kata eks penyelidik KPK, Aulia Posteria.
ADVERTISEMENT
"Ketika saya tanyakan apa rencana ke depan, dia menjawab enteng, 'Rileks dulu, bro. Kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya, analisis situasi, baru ambil keputusan'. Khas penyelidik. Dia sampaikan juga, dia sangat mencintai negara ini. Jika negara masih membutuhkan, dia akan selalu siap," pungkas Aulia.

Harun Al Rasyid

Penyidik KPK, Harun Al Rasyid. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Nama Harun Al Rasyid lekat dengan OTT yang kerap dilakukan KPK. Ia sempat dijuluki Raja OTT pada 2018 karena satgasnya paling banyak melakukan penangkapan saat itu.
Pengabdiannya di KPK tidak sebentar. Sudah 16 tahun dia bekerja di lembaga yang kemudian memecatnya karena TWK. Posisinya terakhir ialah Kasatgas Penyelidik KPK.
Kini, ia fokus berjualan serta mengasuh pesantren yang didirikannya di Kota Bogor, Jawa Barat.
"Kegiatannya sama, hanya bedanya tidak pergi ke kantor KPK saja. Selebihnya sama habis subuh ngajar ngaji sampai jam 6 pagi. Abis itu anak-anak berangkat sekolah, ya saya punya kegiatan sendiri mengantar anak-anak sendiri sekolah," kata Cak Harun.
ADVERTISEMENT
Beberapa anak asuh Cak Harun merupakan anak yatim dan duafa. Atas dasar itulah, dia membangun pesantren yang bebas biaya. Santri-santrinya gratis mendapatkan pembelajaran agama di pesantren tersebut.
Eks Pegawai KPK Harun Al Rasyid saat ditemui di pesantrennya di Bogor. Foto: kumparan
Harun Al Rasyid mengungkapkan masih kangen OTT KPK. Rasa kangen ini bukan tanpa alasan. Sebab sepertiga hidupnya yakni selama 16 tahun dihabiskan di KPK.
“Ya, sudah barang barang tentu ya (kangen OTT) karena itu sudah bertahun-tahun ya, kegiatan itu kita lakukan,” kata dia.
Ia pun mengapresiasi ketika ada tawaran dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit yang berencana merekrut 57 pegawai yang dipecat KPK. Ia memberi sinyal soal minatnya untuk bergabung.
Cak Harun berharap jika kelak dirinya menjadi ASN Polri, ia masih bisa melakukan OTT seperti di KPK dahulu.
ADVERTISEMENT
“Dan itu yang kami harapkan ketika kami bergabung di Kepolisan Negara Republik Indonesia, kami bisa melakukan itu lagi. Itu harapan kami terbesar,” tutur Cak Harun.
Saat ini, penawaran dari Kapolri masih menjadi pembahasan 57 eks pegawai KPK. Polri pun masih merumuskan soal perekrutan serta penempatan mereka.

Novel Baswedan

Penyidik senior KPK Novel Baswedan menanggalkan identitas pekerjaannya saat hari terakhir bekerja di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (30/9/2021). Foto: Indrianto Eko Suwarso/ANTARA FOTO
Nama Novel Baswedan cukup lekat dengan KPK. Sudah 14 tahun, dia mengabdi di lembaga tersebut. Ia dipecat Firli Bahuri dkk yang umur kerjanya di KPK bahkan tak ada setengahnya dari lama Novel bekerja.
Penyidik senior ini juga dikenal oleh publik telah banyak berkorban demi memberantas korupsi di Indonesia via KPK. Tak hanya harus berkorban pekerjaan, dia pun harus kehilangan mata karena kerja-kerja pemberantasan korupsi yang dia lakukan.
ADVERTISEMENT
Usai tak lagi jadi pegawai KPK, ia kini merambah dunia YouTube dengan merilis kanal bernama 'Novel Baswedan'. Ia sudah mengunggah video pertamanya yang berisinya penjelasan mengenai tujuan dia membuat akun tersebut.
Novel bercerita latar belakang membuat channel YouTube tersebut. Dia ingin ada suatu kanal yang lebih masif yang membahas mengenai penegakan hukum dan antikorupsi. Sebab, kata dia, terkadang isu-isu macam ini tidak mendapatkan ruang yang cukup baik di media sosial maupun mainstream.
"Saya ingin ada suatu upaya yang lebih luas lebih masif terkait dengan dukungan perhatian terkait antikorupsi. Kesempatan ini digunakan untuk bicarakan antikorupsi, investigasi, integritas, dan banyak hal lain lagi yang didiskusikan dalam channel ini," kata dia.