Kehilangan Orang Tua, Afghan Bisa Lanjutkan Pendidikan Berkat Sekolah Rakyat

1 Oktober 2025 16:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Kehilangan Orang Tua, Afghan Bisa Lanjutkan Pendidikan Berkat Sekolah Rakyat
Kini di Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 9 Kota Bandung, seorang bocah bernama Afghan Jasca dapat kembali melanjutkan pendidikan dan jalan meraih cita-citanya.
kumparanNEWS
Afghan Jasca (15) saat mengikuti aktivitas pembelajaran di Sekolah Rakyat Menengah Pertama 9 Bandung. Foto: Dok. Kemensos
zoom-in-whitePerbesar
Afghan Jasca (15) saat mengikuti aktivitas pembelajaran di Sekolah Rakyat Menengah Pertama 9 Bandung. Foto: Dok. Kemensos
ADVERTISEMENT
Semangat Afghan Jasca (15) untuk belajar tidak surut walau langkahnya sempat terhenti. Kini di Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 9 Kota Bandung, dia dapat kembali melanjutkan pendidikan dan jalan meraih cita-citanya.
ADVERTISEMENT
Bukan cita-cita yang menggambarkan profesi, Afghan mempunyai impian yang tulus di masa depannya kelak. Ia ingin membalas kebaikan kepada orang yang telah mengurusnya sejak kecil. Bukan orang tua, melainkan ketulusan tetangga berhati besar yang tinggal tidak jauh dari rumahnya.
“Ingin bilang terima kasih, ingin jadi pengusaha sukses biar bisa balas jasa ibu (panggilan kepada yang mengurus Afghan sejak kecil),” kata Afghan saat ditemui di sela aktivitas sekolahnya, Jumat (26/9/2025).
Sejak kecil Afghan kehilangan peran orang tua. Menurut penuturannya, Afghan sebenarnya memiliki kakak dan dua adik, namun ia tidak pernah ingat wajah saudaranya itu, bahkan ayah dan ibunya.
Tidak ada peran orang tua, Afghan mendapat uluran kasih dari tetangganya yang ia panggil "ibu". Bahkan ibu yang beberapa kali menghubungi Afghan untuk menanyakan kabarnya di sekolah.
Afghan Jasca (15) saat mengikuti aktivitas pembelajaran di Sekolah Rakyat Menengah Pertama 9 Bandung. Foto: Dok. Kemensos
Afghan terbiasa hidup dengan keterbatasan. Ia bahkan sempat putus sekolah selama dua tahun karena terhambat biaya. Menurutnya, jika tidak ada Sekolah Rakyat mungkin ia tidak bisa melanjutkan kembali pendidikannya yang sempat tertunda.
ADVERTISEMENT
“Diajak oleh pendamping PKH, Bu Sri namanya, dan saya mau untuk sekolah lagi,” tuturnya.
Afghan juga menceritakan kesehariannya selama di Sekolah Rakyat dalam tiga bulan ini. Awalnya ia sempat kesulitan untuk bangun pagi, namun lambat laun jadi terbiasa dan sangat senang berada di Sekolah Rakyat.
“Senang di sini, makan juga setiap hari, dulu makan tidak tentu, bahkan pernah sama sekali tidak makan,” ujarnya.
Afghan Jasca (15) saat mengikuti aktivitas pembelajaran di Sekolah Rakyat Menengah Pertama 9 Bandung. Foto: Dok. Kemensos
Remaja berusia 15 tahun ini juga menceritakan perah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler boxing yang ada di sekolah.
“Suka boxing, dulu pernah diajari oleh teman,” jelasnya.
Hadirnya Sekolah Rakyat membawa Afghan kembali menemukan semangatnya untuk meraih masa depan. Ia juga lebih memiliki tujuan. Ia bangun pagi, salat berjamaah, belajar, dan menyalurkan minat bakatnya.
ADVERTISEMENT
Bagi Afghan, Sekolah Rakyat bukan hanya tempat untuk meraih pendidikan namun menjadi tempat pulang dan penuh dengan kasih sayang.