Kejadian Sebenarnya soal Wanita di Ngawi Disebut Meninggal karena Corona di Bus

19 Juli 2020 21:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi meninggal dunia Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi meninggal dunia Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Beredar sebuah video yang memperlihatkan proses evakuasi terhadap seorang penumpang bus Rosalia Indah yang meninggal dalam perjalanan. Video berdurasi 2 menit 48 detik itu beredar luas di media sosial.
ADVERTISEMENT
Saat evakuasi, petugas menurunkan korban yang berjenis kelamin wanita itu dengan mengenakan alat pelindung diri lengkap. Korban kemudian dimasukan ke dalam kantong jenazah yang sudah disiapkan.
Sementara narasi yang dibagikan dalam video tersebut menyebutkan virus corona menyerang bus Rosalia Indah. Dalam narasi itu juga dijabarkan kronologis kematian korban. Isinya sebagai berikut:
GEMPAR...VIRUS CORONA SERANG BIS ROSALIA😲
Penumpang Bis "ROSALIA INDAH" masih remaja 22 tahun, naik dari Bekasi tujuan Jember.
Tiba2 suhu badannya panas yg tinggi dan sulit brnafas yg akhirnya meninggal dunia didalam bis Rosalia disekitar Toll Ngawi sore kemarin.
Innaa lillahi wa innaa ilaihi Rojiuun. 😧😷😷😷😷😷😷😒
Menanggapi hal itu, Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko membenarkan peristiwa itu. Kala itu, korban berangkat dari Bekasi bersama ibunya pada Selasa (14/7) sekitar pukul 14.00 WIB.
ADVERTISEMENT
Hanya saja, terkait kematian korban karena COVID-19, ia membantahnya. Ia mengatakan Polres Ngawi telah melakukan pemeriksaan terhadap kematian korban dan dipastikan bukan karena COVID-19.
"Penumpang meninggal dunia karena asam lambung, bukan COVID," kata Trunoyudo, Minggu (19/7).
Trunoyudo menjelaskan, selama perjalanan kondisi korban semakin lemah. Bahkan, korban tidak turun saat bus tiba di Rumah Makan Subang. Makanan hanya diantar oleh kondektur bus.

Korban Meninggal saat masuk Tol Ngawi

Ketika masuk Tol Ngawi, ibu korban mengetahui anaknya meninggal dunia.
"Ibu korban menghubungi suaminya melalui telepon dan menyampaikan bahwa kondisi anaknya sudah meninggal," kata Trunoyudo.
Mengetahui hal itu, pihak bus langsung menghubungi polisi untuk meminta bantuan. Korban langsung dievakuasi ke rumah sakit dengan ditemani ibunya.
ADVERTISEMENT
Polisi memastikan tidak ada tanda kekerasan pada tubuh korban. Hasil rapid test juga menunjukkan korban nonreaktif.
Sementara penggunaan APD lengkap karena di masa pandemi hal itu menjadi standar prosedur.