Kejagung Akan Periksa Lagi Johnny Plate di Kasus BTS: Kami Dalami Peran Beliau

13 Maret 2023 15:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate (tengah) memberikan keterangan usai menjalani pemeriksaan sebagai saksi di Kejaksaan Agung, Jakarta, Selasa (14/2/2023). Foto: ANTARA FOTO/Fauzan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate (tengah) memberikan keterangan usai menjalani pemeriksaan sebagai saksi di Kejaksaan Agung, Jakarta, Selasa (14/2/2023). Foto: ANTARA FOTO/Fauzan
ADVERTISEMENT
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate kembali akan diperiksa Kejaksaan Agung (Kejagung) terkait kasus dugaan korupsi penyediaan infrastruktur Base Transceiver Station (BTS) Bakti Kominfo.
ADVERTISEMENT
Rencananya, Plate kembali akan diperiksa pada Rabu (15/3). Dia juga sudah diperiksa bulan lalu terkait kasus yang sama. Ini menjadi kedua kalinya Plate diperiksa sebagai saksi.
Direktur Penyidikan (Dirdik) Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus), Kuntadi, mengatakan Plate kembali dipanggil untuk didalami perannya dalam penggunaan anggaran BTS Bakti Kominfo tersebut.
"Kenapa Beliau kita panggil, untuk memberikan keterangan, yaitu dalam rangka untuk mendalami peran Beliau sebagai pengguna anggaran. Kita ingin tahu sejauh mana pengawasan dan pertanggungjawaban selaku pengguna anggaran," kata Kuntadi dalam konferensi persnya di Kejagung, Senin (13/2).
Dalam perkara ini, kata Kuntadi, terdapat sejumlah dugaan pemufakatan jahat.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate (kiri) berjalan untuk memberikan keterangan usai menjalani pemeriksaan sebagai saksi di Kejaksaan Agung, Jakarta, Selasa (14/2/2023). Foto: ANTARA FOTO/Fauzan
"Jadi kita ingin tahu sejauh mana, sih, fungsi-fungsi pengawasan itu dilaksanakan," tambah dia.
ADVERTISEMENT
Plate juga baka digali keterangannya soal perencanaan pembangunan BTS Bakti Kominfo itu. Sebab, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) pembangunan BTS rencanakan dilaksanakan untuk periode 5 tahun berturut-turut. Namun ternyata pelaksanaanya dilakukan dengan hanya satu periode.
"Sehingga sebagaimana kita ketahui pelaksanaannya menjadi tidak sesuai dengan rencana," beber Kuntadi.
"Selain itu, kita juga ingin mengetahui tentang adanya manipulasi barang, pemalsuan proyek, yang awalnya belum mencapai 100 persen, di dalam laporannya dipaksakan seolah-olah sudah mencapai 100 persen, dapat dicapai 100 persen sehingga dapat dilakukan pembayaran," tambah dia.
Plate juga akan didalami terkait keterkaitan adiknya, Gregorius Alex Plate, dalam kasus ini. Soal penerimaan fasilitas yang sudah dinikmati, yang juga belakangan diketahui telah mengembalikan uang sejumlah Rp 534 juta.
ADVERTISEMENT
"Nah ini kita pengin tahu, sejauh mana pertanggungjawabannya," imbuh Kuntadi.
Pemeriksaan pada Rabu besok akan menjadi yang kedua bagi Plate. Pada 14 Februari 2023, dia juga telah diperiksa sebagai saksi dalam kasus yang sama.
Usai pemeriksaan selama 9 jam, Plate enggak berkomentar banyak. Ia mengaku sudah menjelaskannya kepada penyidik.
Ilustrasi Tower BTS. Foto: ANTARA FOTO/Yusran Uccang
Dalam kasus ini, Kejagung sudah menetapkan dan menahan sejumlah tersangka. Mereka ialah Anang Achmad Latif (AAL) selaku Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo serta Yohan Suryanto (YS) selaku Tenaga Ahli Human Development (HUDEV) Universitas Indonesia Tahun 2020.
Dua tersangka lainnya ialah GMS selaku Direktur Utama PT Mora Telematika Indonesia dan seorang tersangka berinisial MA.
Kasus ini terkait dugaan korupsi dalam penyediaan infrastruktur Base Transceiver Station (BTS) 4G dan infrastruktur pendukung paket 1, 2, 3, 4, dan 5 BAKTI Kementerian Komunikasi dan Informatika Tahun 2020 s/d 2022.
ADVERTISEMENT
Kasus ini sudah naik tahap penyidikan sejak 30 November 2022. Dalam proyek ini, ada lima paket proyek yang ditangani BAKTI Kominfo, berada di wilayah 3T: yakni terluar, tertinggal, dan terpencil, seperti Papua, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, dan NTT.
Proyek tersebut diinisiasi sejak akhir 2020 terbagi atas dua tahap dengan target menyentuh 7.904 titik blankspot serta 3T hingga 2023. Tahap pertama, BTS berdiri ditargetkan di 4.200 lokasi rampung pada tahun 2022 dan sisanya diselesaikan tahun 2023.